"Hargailah sebuah pertemuan sebelum adanya perpisahan."
-Giselle Rushart Theodore
***
Kini rombongan Argasier memutuskan untuk beristirahat sejenak di hutan beylendra setelah memastikan bahwa daerah tersebut aman dari hewan buas dan predator lainnya. Beruntung cuaca masih dalam cuaca panas jadi mereka tidak kesulitan untuk menyalakan api dan mendirikan tenda di sana.
Rombongan Argasier yang terdiri dari dua puluh lima Prajurit di mana lima belasnya merupakan Ksatria militer yang khusus di latih oleh Jenderal Besar dan sisanya merupakan Prajurit dengan kemampuan yang kuat, mereka semua adalah orang-orang yang memiliki sihir dan cukup berpengalaman dalam melakukan perjalanan seperti ini. Raymond benar-benar telah menyiapkan semuanya untuk Sang Pangeran walaupun dirinya tidak ikut.
"Beristirahatlah setelah ini, aku tahu kalian semua pasti lelah." ucap Argasier ketika para Prajurit itu sudah menyelesaikan semua tugas mereka dari menyalakan api sampai membangun tenda.
"Terimakasih, Pangeran. Anda bisa beristirahat terlebih dahulu, kami akan bergiliran berjaga malam ini." Salah satu dari mereka berkata dengan sedikit membungkukkan tubuhnya.
"Ah, berjaga ya? Kalau begitu aku ikut."
Perkataan Argasier mendapat gelengan kuat dari pemuda dengan baju Prajurit itu, ia berkata. "Tidak perlu, Pangeran. Anda cukup beristirahat di tenda saja biarkan kami yang berjaga."
Pemuda itu masih ingat betul pesan Raymond bahwa jangan biarkan Pangeran terlalu lelah karena ia baru saja siuman beberapa waktu lalu. Walaupun fisiknya terlihat sehat namun belum tentu organ dalamnya yang saat itu ikut terluka juga baik-baik saja.
"Apa kau juga menganggap ku lemah seperti mereka?" tanya Argasier dengan raut wajah yang mulai mengeras. Dirinya tidak suka di remehkan tentang apapun itu. Egonya setinggi gelarnya!
"Bukan begitu maksudku Pangeran," Pemuda itu tidak tahu harus berbuat apa, ia mengusap tengkuknya bingung. "Baiklah jika memang Pangeran berkehendak seperti itu, anda bisa berjaga hanya tiga jam lalu setelahnya biarkan kami yang berjaga."
Argasier tersenyum puas karena keinginannya yang terpenuhi. Di balik baju bangsawan milik Argasier ada Giselle yang mencibir kelakuan Tuannya yang marah hanya karena hal sepele. Sepertinya memang begitu sifat asli dari Pangeran Argasier yang selama ini terpendam karena segannya kepada Pangeran Arthur. Batinnya menerka.
Argasier berjalan menuju tenda miliknya yang memiliki ukuran sedang dan masuk ke dalamnya. Pria jangkung itu kemudian membuka baju bangsawan yang sedari tadi di pakainya dengan hati-hati karena mengingat bahwa ada Sang Peri di dalamnya.
"Keluarlah!"
Seorang Peri keluar dengan mengepakkan sayapnya yang berwarna keemasan sedikit merah? Argasier terkejut melihatnya apalagi dengan gaun yang kini berubah menjadi merah. "Siapa kau?!"
Peri itu menoleh dengan terkejut karena seruan Argasier membuatnya buru-buru mengambil tempat bersembunyi di balik baju lebar pria itu. "Siapa Pangeran?! Di mana dia?!"
Giselle mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan tenda karena seruan Argasier tadi. Ia takut ada penyusup yang berniat jahat kepada mereka atau bahkan seorang Prajurit yang datang lalu melihatnya yang keturunan Manusia-Peri ini.
Sedangkan Argasier sudah menghela napasnya lega karena Peri yang di lihatnya tadi benar-benar Giselle. Ia pikir tadi Peri itu tertukar di tengah perjalanan dengan Peri lain. Memang tidak masuk akal, tapi mungkin saja bukan?
KAMU SEDANG MEMBACA
HIRAETH [Terbit]
FantasyPLEASE BE WISE AS A NEW READER!! "The universe is sometimes unfair. But, fairness will happen someday. The moment they give in their live." -- HanySenandy Hiraeth, memiliki makna rasa kerinduan teramat dalam untuk pulang. Nostalgia sendu yang kini m...