Bab 2 | Kado

640 141 194
                                    

Halooo author update nih!

Cung yg nungguin👆

Happy Reading all

🍁🍁🍁


"Happy birthday, Bocil," ujar Kak Shaka lembut yang terdengar seperti nyanyian untukku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Happy birthday, Bocil," ujar Kak Shaka lembut yang terdengar seperti nyanyian untukku. Bahkan senyumnya tulus, manis seperti pabrik gula dipindah ke sini.

Astaga! Aku mulai melantur. Dekat dengan Kak Shaka membuat kewarasanku berkurang sekian persen.

Aku menguasai diri. Dengan wajah masih merona kuucap terimakasih dengan lembut, meski tak semerdu suaranya tadi.

"Lo mau kado apa?" tanya Kak Shaka santai. Kulancarkan serangan balik mumpung Amma sedang memunggungi meja makan, tengah membuat susu untuk aku dan Aska.

"Kiss boleh? Aku udah 17 tahun loh!" jawabku usil, tapi mau juga.

"Uhukkk!" Kak Shaka tersedak. Buru-buru dia minum air putih.

Rupanya Aska mendengar jawaban usilku, lalu melempar kerupuk bawang yang berada di piringnya tepat mengenai keningku.

"Bocil gila! Gue aduin Amma lo," sahutnya menyebalkan. Kujulurkan lidahku padanya, dia tak kalah sebalnya denganku.

Aku masih mendelik pada Aska, sampai sentuhan jari Kak Shaka di pipi membuatku membeku. Dia mengambil butiran nasi kuning di pipiku, mungkin karena lemparan kerupuk Aska tadi.

"Lo makan masih berantakan segala minta cium, hm?" ledeknya sambil tersenyum. Astaga, dia menggodaku! Tak sadarkah senyumnya itu kissable?

"Bang, mukanya merah tuh!" Aska menunjukku. Lalu kakak beradik itu tertawa. Ah! Menertawakanku maksudnya. Sial! Mukaku pasti seperti udang rebus sekarang.

"Apaan sih kalian, nih? Godain Nala lagi ya?" tanya Amma pada kakak beradik itu. Susu yang dibuatnya diberikan padaku dan Aska.

"Ayo buruan sarapannya. Nanti telat loh!" kata Amma kemudian.

🍁🍁🍁

"Cil, kayaknya ban gue bocor deh!" kata Aska. Dia tengah memeriksa ban motornya. Kami sudah akan berangkat sekolah.

"Cal cil cal cil! Gue bocil lo juga bocil!" sahutku tak terima dikata bocil. Dia seumuranku. Yang boleh memanggilku bocil cuma Kak Shaka.

Aku masih mengagumi gelang emas ditanganku. Kado dari Amma yang diberikan tadi setelah sarapan. Gelang cantik dengan inisial namaku. Amma baik banget!

 Amma baik banget!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sad Things About Renala [END]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang