Kemarin yang udah nebak mana nih?
Ini jawabannya udah update
Yuk langsung aja yaa
Happy Reading ❤️
🍁🍁🍁
"ARGA!!!"
Aku ikut menoleh ke sumber suara. Seketika aku terhenyak. Arga dari Argantara. Kak Difa yang memanggil Kak Shaka dengan nama tengahnya telah kembali.
Aku melihat Kak Shaka yang tak bisa menyembunyikan keterkejutannya. Kak Difa mendekat. Wajah yang masih sama cantiknya tersenyum hangat. Kelihatan sekali dia sangat senang bertemu Kak Shaka.
"Apa kabar?" Kak Difa mengulurkan tangan. Kak Shaka menyambutnya.
"Lo kapan balik Indo?" tanya Kak Shaka yang masih terlihat tak percaya bisa melihat mantan kekasihnya lagi. Aku tersenyum getir.
"Minggu lalu, Ga. Gue nanya kabar nggak dijawab nih?" Kak Difa tertawa kecil.
"Baik, Dif. Lo apa kabar?"
"Seperti yang lo lihat," jawab Kak Difa manis. Dia juga menatap Kak Shaka dengan lembut. Aku bisa melihat kerinduan dari tatapan itu. Tiba-tiba aku merasa cemburu.
Aku kembali merasa seperti Nala berusia dua belas tahun yang menyaksikan betapa manis dan romantisnya pasangan ini.
Tidak! Mereka bukan lagi pasangan. Hanya mantan tidak lebih. Sekarang aku bukan anak kecil lagi yang hanya bisa menonton. Aku sudah mendapatkan hati Kak Shaka. Ataukah belum?
"Kak Difa masih ingat aku nggak?" Aku mencoba ramah. Kak Difa menyipitkan mata memandangku. Begitu ingat, dia membekap mulutnya dengan anggun. Terkejut.
"Nala?" pekiknya. Aku tersenyum canggung. Kak Difa memelukku singkat tanpa aba-aba.
"Udah gede aja lo," ujarnya takjub. Kedua tangannya menangkup wajahku. Aku tidak tahu harus bereaksi bagaimana.
"Cantik," pujinya, "udah punya pacar pasti," lanjut dia menggodaku. Kak Shaka terbatuk hingga atensi kami beralih kepadanya.
Aku tersenyum kikuk. Apa perlu kuberi tahu hubunganku dan Kak Shaka sekarang ini? Tapi aku ingat Kak Shaka belum mengungkapkan perasaannya. Apa sebuah ciuman bisa dibilang ungkapan juga? Aku tak tahu karena belum pernah pacaran.
"Oh iya, Ga. Aku lihat di pameran bawah ada stand Winata Elektronik. Itu tokomu kan?"
Syukurlah Kak Difa mengalihkan pembicaraan. Tapi tunggu. Kenapa aku harus bersyukur? Bukannya bagus kalau dia tahu tentang aku dan Kak Shaka?
"Iya, Dif. Gue adain pameran juga sekarang."
"Wah, hebat dong! Setahu gue nggak gampang buka pameran disini, kecuali memang toko itu layak. Gue ketinggalan banyak ya? Sekarang lo udah sukses pasti," puji Kak Difa tulus.
Kak Shaka tersenyum, "belum sesukses lo kok, Dif," ujarnya merendah.
Kak Difa berdecak. "Yang sukses bokap gue, Ga. Gue cuma bagian meneruskan aja," lanjutnya dengan kekehan kecil. Kak Shaka ikut terkekeh bersamanya.
Oke, aku kembali merasa jadi anak kecil karena tak paham dengan dunia yang sedang mereka bicarakan. Tapi aku bisa melihat betapa serunya mereka mengobrol meski agak canggung. Kak Difa juga masih sama seperti dulu, menatap Kak Shaka penuh kagum.
"Ini kalian mau nonton ya?" Kak Difa akhirnya memperhatikan popcorn dan cola yang kubawa. Aku mengangguk.
"Oh yaudah deh. Gue duluan aja, ya? Nanti gue kontak lo lagi, Ga. Masih sama kan nomornya?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Sad Things About Renala [END]✔️
Fanfiction🐼RORA X HAECHAN🐻 ⚠️DILARANG PLAGIAT!!!! DOSA!!! Renala Sabitha: Memang benar hadirnya aku adalah sebuah kesalahan. Tapi aku sama tak berdosanya sepertimu. Arshaka Argantara: Bagaimana bisa seseorang yang tak merasakan kasih sayang penuh bisa menci...