Menjelang ending
Happy Reading ❤️
🍁🍁🍁
Orang gila mana yang mengejar cinta secara ugal-ugalan kemudian mencampakkannya begitu saja saat yang dikejar sudah jatuh sangat dalam? Nala orang gila itu. Aku tak menyangka dia bisa pergi begitu saja setelah membuatku sangat mencintainya. Nala menghilang tepat satu hari setelah staycation kami berakhir tanpa ucapan perpisahan.
Pagi yang biasa, tak kukira akan menjadi saat yang tak terlupakan dalam hidupku. Kubuka jendela kamar yang langsung menghadap ke rumah Nala, kala kesibukan nampak di rumah berlantai dua gadis itu.
Sebuah truk terparkir di jalan yang memisahkan rumah kami. Pekerja bahu-membahu mengangkat perabotan rumah Nala ke atas truk tersebut. Tanpa pikir panjang aku turun, berlari ke depan tergesa-gesa hanya untuk bertemu dengan Amma yang duduk termenung di teras ditemani Aska. Kesedihan nampak di raut wajah keduanya.
"Apa lo tahu Nala pindah, Bang?" tanya Aska padaku.
Aku menggeleng.
"Cewek gila itu pergi nggak pamitan. Cuma ninggalin surat bodoh buat kita bertiga. Dikira wasiat apa? Kebanyakan nonton drama tuh anak," geramnya.
"Ka...," tegur Amma pelan. Aku yakin beliau tengah shock sekarang. Tangan Amma memegang lemah sepucuk surat, pasti inilah yang dimaksud Aska.
"Nala punya alasan. Membaca yang dia tulis, Amma sedikit paham. Meski Amma juga nggak rela anak itu pergi," tutur beliau dengan suara bergetar. Aska mendengus, wajahnya mengeras. Mungkin surat itu tak menjelaskan apa-apa untuknya.
Aku mengambil surat yang Amma pegang. Membacanya sekilas, alasan yang Nala utarakan belum mampu untukku memahaminya.
"Abang mau cari tahu, Ma," ujarku cepat lantas berlari ke rumah gadis di seberangku.
Lantai bawah hampir kosong, tampak beberapa pekerja menggotong barang dari lantai dua. Salah satunya kulihat meja rias Nala.
Seseorang juga turun dari lantai dua, Tante Yunita. Beliau tak nampak terkejut melihatku. Tentu saja beliau tahu aku kekasih dari keponakannya.
"Tan, saya mau tahu Nala pindah kemana."
Tante Yunita menghela nafas. "Maaf Tante juga nggak tahu."
"Tan, tolong! Tante mana mungkin nggak tahu," ucapku keras kepala. "Barang-barang ini, mau dibawa kemana kalau Tante nggak tahu keberadaan Nala?"
"Barang-barang Nala sementara akan ditaruh di rumah Tante. Minggu depan ada yang mau menempati rumah ini. Kalaupun Tante tahu keberadaan Nala, tanpa ijinnya Tante nggak bisa memberi tahu siapapun," jelas beliau sabar.
"Tapi Nala masih belum dewasa, Tan! Mana bisa dia hidup sendirian!" seruku frustasi.
"Nala nggak sendirian. Ada orang dewasa yang menemani dia. Dan Nala bukan anak kecil lagi. Dia tahu apa yang dia lakukan."
"Apa Nala bersama Mbak Yani, Tan?" tanyaku spontan. Siapa lagi orang yang bisa menemani Nala selain Mbak Yani?
Tante Yunita menatapku. Ekspresinya seolah mengatakan aku benar. "Dengan siapapun itu, Tante bisa pastikan Nala aman. Tolong hargai keputusan Nala. Dia sudah lama menderita."
Setelah itu Tante Yunita pamit. Aku masih terpaku di ruangan ini, mengabaikan pandangan ganjil para pekerja. Aku masih belum bisa menerima kepergian gadis itu. Bagaimana mungkin Nala setega ini? Bukankah dia sangat mencintaiku selama ini?
Keluar dari rumah itu, aku disambut Amma di luar pagar. Melihat wajahku yang kusut, Amma langsung tahu aku tak mendapatkan apapun tentang keberadaan anak gadisnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Sad Things About Renala [END]✔️
Фанфик🐼RORA X HAECHAN🐻 ⚠️DILARANG PLAGIAT!!!! DOSA!!! Renala Sabitha: Memang benar hadirnya aku adalah sebuah kesalahan. Tapi aku sama tak berdosanya sepertimu. Arshaka Argantara: Bagaimana bisa seseorang yang tak merasakan kasih sayang penuh bisa menci...