🐼RORA X HAECHAN🐻
⚠️DILARANG PLAGIAT!!!! DOSA!!!
Renala Sabitha:
Memang benar hadirnya aku adalah sebuah kesalahan. Tapi aku sama tak berdosanya sepertimu.
Arshaka Argantara:
Bagaimana bisa seseorang yang tak merasakan kasih sayang penuh bisa menci...
Aku baru pulang sekitar jam delapan malam. Toko tutup jam tujuh lalu Diki mengajak nongkrong sebentar di angkringan belakang kompleks pertokoan.
"Sekali-kali nongkrong di angkringan, Bos! Jangan di coffeshop mulu," ujarnya.
Aku tertawa. Bahkan tanpa diajak pun aku sudah sering jajan di angkringan depan perumahan dengan Aska.
Rumahku sepi. Malam ini Amma ada pengajian dan pasti Aska berada di dalam kamarnya. Aku langsung masuk ke kamarku. Hadiah untuk Nala masih ada di meja. Sudah lewat satu hari dari ulang tahunnya. Baiklah, setelah ini saja kuberikan. Lalu aku mandi.
"Ka, ikut ke rumah Nala nggak?" tanyaku ke Aska begitu membuka pintu kamarnya. Dia terlonjak, earphone terpasang di kedua telinganya. Pantas saja aku mengetuk tak ada jawaban.
"Apaan, Bang?" ulangnya sambil melepas satu earphone.
"Ikut ke rumah Nala nggak?"
"Nggak, Bang! Abis ngerjain gue tuh bocah," jawabnya. Aku terkekeh. Sudah biasa mereka seperti itu.
"Lo udah makan?" tanyaku sebelum pergi.
"Udah. Makan omelan Amma juga gara-gara tuh bocah," jawabnya kesal. Aku tertawa. Entah apa lagi yang Nala adukan ke Amma tentang Aska.
🍁🍁🍁
Aku segera ke rumah bocah itu sebelum terlalu malam. Mbak Yani yang membukakan pintu. Aku menunggu di ruang tamu sementara beliau memanggil bocah itu.
"Langsung ke atas aja ya, Mas! Dek Nala di kamar," beritahunya. Aku mengangguk.
"Kalau gitu saya pulang dulu ya, Mas. Assalamualaikum," pamitnya padaku.
"Waalaikumsalam."
Aku lalu naik ke kamar Nala. Kulihat bocah itu sedang duduk di karpet, bungkus kado bertebaran di depannya.
"Cil," panggilku.
Nala menoleh cepat, dia tersenyum.
"Kak, unboxing yuk!"
Aku melotot. Perkataannya ambigu. Membuat pikiranku traveling kemana-mana.
"Unboxing kado-kadoku, Kak Shaka...," jelasnya sambil tersenyum lagi. Kali ini senyumnya manis sekali. Bahaya bocah ini!
"Ini sepatu yang gue janjiin, Cil." Kuberikan paperbag yang kubawa. Suaraku terdengar aneh, apa aku gugup?
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Awww makasih!" Nala menerimanya dengan riang. Langsung dibuka bungkusnya dengan tak sabar. Aku melanjutkan kegiatannya membuka kado-kado lain.
"Gue lanjutin ya, Cil?" tanyaku meminta ijin. Nala mengangguk. Dia sedang kegirangan mencoba sepatu pemberianku. Aku tersenyum senang karena dia menyukainya.