Bab 37 | Cerita Amma

230 48 108
                                    

Yuk kita simak masa lalu Nala

Siap semua?

Happy Reading ❤️

🍁🍁🍁

"Amma nggak yakin apa ini saat yang tepat untuk menceritakan semuanya ke kamu, Nak," ucap Amma pelan.

Kemarin ketika aku mengatakan pada Kak Shaka bahwa aku ingin tahu semuanya tentang Bunda, dia membujukku agar menunda keingintahuanku saja.

"Lo mungkin akan tambah sakit nantinya." Dia beralasan. "Ada saatnya lo tahu, tapi nggak di waktu lo berduka seperti sekarang," lanjutnya.

Aku menggeleng tak setuju. "Aku bisa mengebaskan rasa sakitku sekarang. Kalau nunggu perasaanku baik-baik aja, bukankah nanti akan sama menyakitkannya ketika aku tahu?"

Aku melepas dekapannya, dan kutatap Kak Shaka penuh tekad. "Kak Shaka bisa bantu aku, kan? Jangan khawatirin aku dan biarkan aku tahu semuanya. Kak Shaka cukup nemenin aku, menguatkan aku kayak yang Kakak lakukan sekarang. Aku akan baik-baik aja," tuturku.

Kak Shaka terdiam cukup lama, namun aku yakin dia tengah memikirkan dalam-dalam ucapanku. "Okay," desahnya. Dan akhirnya kami disini sekarang.

Berada di ruang keluarga kediaman Amma, dengan Kak Shaka menggenggam erat-erat tangan di pangkuanku, beliau siap menceritakan semuanya. Bahkan aku baru tahu Amma dan Bunda bersahabat sejak lama.

"Bundamu orang baik, Nak. Dia berhati lembut dan sabar. Bunda Nala cantik luar dalam dan pekerja keras. Banyak yang kagum dan mendekatinya, namun Bunda kamu melabuhkan hatinya pada orang yang salah. Pak Danuar, ayah kamu yang saat itu sudah beristri."

"Waktu itu Pak Danuar belum menjabat sebagai CEO. Beliau seorang direktur, dan seperti yang kamu tahu dari berita di luar, Bunda kamu adalah sekretarisnya."

Aku tersenyum kecut. Berita itu benar ternyata.

"Maaf Nala harus mendengar ini." Amma berhenti sebentar, terlihat berat mengatakannya. "Bunda kamu bersumpah akan mengubur dalam-dalam rasa cintanya itu. Dia tak ingin jadi perusak rumah tangga orang."

Lalu kenapa ada aku?

"Namun sesuatu terjadi saat pesta perayaan hari jadi yayasan. Pesta berakhir larut malam, dan saat itu Pak Danuar mengantarkan Bunda kamu pulang ke kontrakan. Waktu itu hujan deras mengguyur dan listrik padam. Pak Danuar tak tega meninggalkan Bunda kamu yang ketakutan. Dia punya phobia terhadap kegelapan. Jadilah mereka berduaan di dalam rumah yang gelap itu."

"Mungkin Nala bisa menyimpulkan apa yang terjadi kemudian. Dua orang lawan jenis di dalam ruangan, diterangi temaram cahaya lilin dengan hawa dingin menusuk karena hujan di luar. Sungguh sebuah kesalahan," sesal Amma.

Ah, jadi cinta satu malam?

"Bunda kamu menyesali itu, Nak. Dua minggu kemudian dia memilih mengundurkan diri, setelah mengetahui dirinya hamil."

Kulihat Amma menyeka matanya yang basah. "Amma marah sekali waktu itu. Bunda Nala nggak bilang bahwa mereka sudah melakukan hal sejauh itu. Namun sudah terlanjur. Tak ada yang bisa Amma lakukan selain mendukung keputusan Bunda kamu, yang memilih kembali ke panti asuhan, dan berencana membesarkan anak yang dia kandung disana."

"Amma dan Bunda Nala masih bertukar kabar. Bunda kamu berkata dia bahagia disana. Namun suatu hari Pak Danuar menemui Amma."

Amma berhenti lagi. Aku tahu menceritakan ini pasti sama beratnya denganku yang mendengarkan.

"Amma ingat waktu itu sebulan setelah kelahiran Aska. Pak Danuar ke rumah ini, mengatakan selama ini beliau mencari Bunda kamu, Nak. Mengaku tak tenang pasca kejadian malam itu. Pak Danuar mengaku salah, namun dia melakukan hal itu dengan sadar, karena diam-diam beliau mencintai Bunda kamu."

Sad Things About Renala [END]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang