CHAPTER 12

239 19 0
                                    

Dikamar ini, Randy terbaring di temani perasaannya yang rindu terhadap Senia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dikamar ini, Randy terbaring di temani perasaannya yang rindu terhadap Senia. sudah beberapa Minggu tidak ada senandung dan pertanyaan-pertanyaan aneh dari perempuan itu.

Randy mengatup mulut nya rapat-rapat. malam ini, hatinya bergejolak mengingat kejadian di sekolah. seharusnya ia tidak mengabaikan Senia, seharusnya ia mendengarkan Senia.

Randy mendesah sambil melempar bantalnya jauh. ia merasa amat menyesal.

__🙀__

Randy sedang berada di parkiran sekolah. sebelum pandangannya terpaku pada pintu mobil yang terbuka. seketika hatinya seperti tertusuk jutaan paku melihat siapa yang baru saja keluar dari mobil itu. Randy bergegas memalingkan wajah.

perasaan bersalah yang sebelum ini menyelimuti hatinya, buyar begitu saja saat menyaksikan Senia dan Arip temannya berjalan berdampingan layaknya mempunyai hubungan khusus.

Randy membalikan badan membelakangi mereka. ketika Senia dan Arip melewatinya. saat ingin pergi Ia tanpa sengaja mendengar pembicaraan mereka.

"makasih, udah jemput gue." ucapan Senia yang lembut terhadap Arip membuat Randy mengeratkan gigi, rasa cemburu itu terbit di hati Randy.

"sama-sama, seterusnya Lo berangkat bareng gue." Arip terus berbicara dan membuat Randy mengepalkan tangannya.

randy dengan cepat meninggalkan parkiran. lelaki itu berteriak persis di dalam batinnya. saat ini randy benar-benar merasakan patah hati.

__🙀__

randy melangkah menuju halaman belakang sekolah. yang entah datang dari mana tiba-tiba saja Senia langsung menabraknya.

Randy bukan nya langsung menjauh, ia malah menunduk melihat Senia yang menempel di tubuhnya beberapa detik. Randy memandangi wajah Senia.

hati Randy bergumam, 'cantik.'

"Ma-maaf..." Senia memberikan senyum terbaiknya, walaupun ia merasa malu dan gugup.

"kalo jalan itu jangan nunduk!" Randy berdecak. "jalan itu bukan cuma pake kaki pake mata juga!"

kening Senia berkerut. "kok Lo sekarang mulai nyolot gitu sih? gue udah bilang maaf."

randy menggertak."maaf? gue gak butuh maaf Lo."

"maunya Lo apa, sih?"

"Lo!"

bel sekolah berbunyi seketika menghentikan perdebatan mereka. Randy meninggalkan Senia yang terdiam.

__🙀__

"gue nggak tau kalau Lo udah berani ajak Senia bareng ke sekolah, rip. Lo mau menikung teman Lo sendiri?" tanya Tama, saat mengetahui informasi. "memang senia mau sama Lo, rip?"

"kurang ajar Lo, tam!" tawa tama terdengar di sebelah tubuh Randy.

"teman macam apa Lo, menikung teman sendiri."

"habisnya Senia gemesin sih, lagian Randy juga bilang gak suka kan? ya gak apa-apa dong berusaha."

Randy hanya diam saja menyimak percakapan temannya.

Tama menyenggol tangan Randy. "dari tadi diam aja Lo, Ran. sariawan?"

Randy berdecak. "nggak lucu, Lo," sahut Randy datar.

"ya, memang nggak lucu, siapa juga yang bilang  gue lagi ngelucu? gue bukan topeng monyet." Tama cengengesan.

Randy tak membalas, matanya terarah pada luar kelas. ada beberapa murid yang sedang berjalan melewati kelas.

"Ran! Ran! Senia tuh!" Tama memanggil nya histeris.

Randy melihat Senia berjalan menuju ke arahnya.

"Arip." Senia memanggil Arip.

Randy salah Senia hanya melewati dirinya tanpa sedikitpun menyapanya.

"kenapa, Sen?" tanya arip

"nanti gue pulang bareng milda sama Ratih. Lo pulang duluan aja ya."

setelah mengatakan itu Senia keluar dari kelas.

"Lo berdua pacaran?" tanya tama penasaran.

"sebentar lagi, doain aja tam." Arip tersenyum di sela ucapannya.

tak lama Randy berdiri dari duduknya.

"eh, mau kemana Lo, ran?" tanya Tama kebingungan.

"pulang."

MAKASIH UDAH MAMPIR
LAMA-LAMA KASIAN JUGA BANG RANDY.

MAKASIH UDAH MAMPIRLAMA-LAMA KASIAN JUGA BANG RANDY

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
SENIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang