CHAPTER 13

269 14 0
                                    

"Ran, si Arip Deketin Senia kok Lo diam aja sih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ran, si Arip Deketin Senia kok Lo diam aja sih." ucap Tama yang sedang berada di rumah Randy.

"ya, baguslah,"

"KOK BAGUS, SIH??? LO BEGO APA SETRES?!" umpat Tama.

"baguslah. biar tuh cewek nggak kejar-kejar gue lagi," ujar Randy

"yakin rela Lo kalo Senia sama temen Lo sendiri? si Arip?" tanya Tama

"gue gak mau, ya, denger kalau Lo berdua berantem gara-gara cewek," lanjut Tama

"santai," balas Randy cuek.

namun di dalam hatinya kosong. hampa. seolah kehidupannya sudah hilang.

"coba sini muka Lo? mau tarik tuh mulut Lo." ujar Tama geregetan

Randy akhirnya termenung. memikirkan Senia. akhir-akhir ini Senia memang tidak mengganggunya di sekolah tapi senia banyak mengganggu isi kepalanya.

__🙀__

Senia merutuk. jam setengah sebelas ia sedang berada di jalan sepi. gadis itu tiba-tiba saja kelaparan. jadi dirinya memutuskan untuk keluar membeli sesuatu.

sebenarnya Senia sangat penakut. Lalu ia melihat ada seseorang yang mengikuti nya di belakang, ia pura-pura tidak tau. senia berlari namun seseorang itu pun ikut berlari mengejar senia namun naas saat berlari senia terjatuh, lutut nya terluka membuat ia sedikit susah untuk berjalan.

Senia melihat rumah-rumah kosong di samping jalan. ia jadi tambah deg-degan. penampilan berantakan, rambut yang di biarkan terurai, sedikit kusut, jalan yang pincang, malang sekali Senia saat ini.

namun ketika menatap ke depan jalan, Senia melihat Randy berdiri di sana.

"Sstt!"

Senia tersentak kaget saat Randy menegurnya berbisik. "ih, Randy?! sekarang Lo jadi begal juga?" tanya Senia ngaco.

"ngapain Lo malem-malem di luar?"  tanya Randy dengan muka datar.

"beli makan." Senia menunjukan belanjaan nya.

Senia memberi kode pada Randy bahwa ada seseorang yang mengikutinya sedari tadi. Randy menatap ke belakang Senia. lalu ia mengapit tangan Senia, mengajak nya berlari dari kawasan ini.

Senia menghentikan Randy."kaki gue sakit!"

Randy menatap lutut Senia yang tercetak jelas ada luka di sana.

"ngapain, Randy?" Senia kaget karena Randy tiba-tiba berjongkok di depannya.

"cepat naik," geram Randy.

Senia mengernyit dahinya karena instruksi itu begitu singkat baginya.

"Senia, cepat naik," ujar Randy, ia benar-benar kehabisan kesabaran.

"naik ke mana?"

Randy geram. ia menarik kedua tangan Senia ke lehernya lalu menggendong perempuan itu di punggungnya.

Randy hanya diam. menanyakan tempat tinggal Senia, menggendong Senia sambil berlari cepat, membawa Senia ke depan kontrakannya.

sementara Senia? syok berat! ingin berteriak senang namun ia tahan-tahan.

Randy menurunkan Senia dari gendongannya. "mau gue obati?" kata Randy

"apa gue harus kaya gini biar Lo mau peduli sama gue?" kata-kata senia membuat Randy bungkam.

__🙀__

keheningan melanda antara Senia dan Randy. keduanya sama-sama dilanda kecanggungan setelah Senia mengijinkan Randy untuk mengobati dirinya di kontrakannya.

Randy mendekat pada Senia yang duduk di depannya. lelaki itu mengoleskan obat ke luka Senia dengan sangat hati-hati.

saat ini lelaki itu sedang menatapnya teduh. tidak seperti biasanya. dingin, ketus, dan benci. kali ini Senia benar-benar bisa melihat dengan jelas bahwa di mata Randy hanya ada Senia seorang, "kayanya berhasil."

"apa yang berhasil?" tanya Randy, penasaran.

"aduh, sakit banget, Ran, tolong ditiup juga dong." jawab Senia manja, membuat Randy meniup luka nya pelan-pelan. Senia kaget karena hampir keceplosan lalu ia berdehem menetralkan suaranya.

Randy terus meniup luka senia dan bukan itu saja ia juga memberi kecupan yang sangat singkat di sisi luka Senia. gadis itu melotot, jantungnya seolah terasa akan melompat, membuat keadaan menjadi tak nyaman.

Senia gelisah. "el-lo gak pulang?" tanya Senia terbata- bata.

Randy tersenyum sangat manis. "gue nginep disini."

MAKASIH UDAH MAMPIR
LOVEYOUU

MAKASIH UDAH MAMPIRLOVEYOUU

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

 

SENIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang