Randy bersandar di depan kelas menatap Senia yang berjalan di koridor.
Randy memperhatikan senyum indah itu di depan pintu. Randy menarik napas panjang, seorang lelaki baru saja menghalau langkah Senia.
Randy bergeming mencoba menebak apa gelagat kakak kelas nya itu.
"hai, cantik... adek kelas yah?" goda lelaki tersebut ketika Senia baru saja ingin melewatinya.
"eh?" Senia terkejut
"kenalan bisa kali." lelaki itu mencolek dagu Senia "gak usah jual mahal sama gue," lanjutnya, lalu memegang tangan Senia.
Senia menarik tangannya, mencoba melepaskan pegangan erat itu "apaan sih?"
"tangannya mulus banget," info lelaki itu ke segerombolan temannya yang berdiri di belakang tubuhnya.
Randy yang terus memperhatikan di depan pintu kelas akhirnya tidak tahan lagi. ini sudah melewati batas. Randy berjalan ikut campur.
"dasar kampungan Lo semua!"
"wih... ada pahlawan kesiangan nih." lelaki berbadan besar itu mendorong Randy.
lelaki itu mencengkram kerah baju Randy. "mau apa Lo? Lo berani sama gue?" lelaki itu terkekeh meremehkan.
Randy melepaskan cengkeraman di kerah bajunya. lalu mendorong lelaki itu hingga tersungkur.
Randy menarik lelaki itu ke belakang sekolah. ia tidak mau ada guru yang melihat mereka ribut di luar kelas.
tanpa ada yang memisahkan Randy terus memukuli lelaki itu. "gue gak suka Lo pegang-pegang tangan dia."
"memang nya Lo mau apa kalau gue pegang-pegang dia? dia udah biasa, itu cewe kalau gue peluk juga gak bakalan nolak." lelaki itu menatap Senia yang sedang melihatnya dari kejauhan.
"maksud Lo apa anjing! sekali lagi Lo sentuh dia, Lo gue habisin!"
lelaki itu wajah nya sudah bonyok terkena beberapa bogem dari Randy.
"gak usah sok jagoan Lo! Lo bukan siapa-siapanya,"
hening
satu detik.
dua detik.
tiga detik.
"gue pacarnya," ungkap Randy yang membuat lelaki itu terpancing ingin terus membuat Randy terpancing.
tak kalah Senia hanya bisa mematung mendengar ucapan Randy.
"oh... pacar. gue mau cium pacar Lo boleh, kan?" lelaki itu tergelak angkuh.
"anjing Lo!" Randy melesatkan pukulan terbaiknya tepat ke rahang sebalah kanan lelaki itu, membuat lelaki itu tidak sadar kan diri.
Senia mendekat ke arah Randy, "udah, ran. cukup," suara Senia membuat Randy meredamkan emosinya.
__😾__
Senia menarik Randy pergi ke Taman sekolah. Randy tahu pasti perempuan itu ingin meminta penjelasan atas ucapannya. setelah sampai di Taman, Senia menatap Randy dengan binar mata.
"Randy Lo terima gue?." Senia memegang tangan Randy.
"gak," balas Randy judes
"terus, yang tadi? katanya gue pacar Lo,"
Randy memandang dengan wajah tidak suka lalu melepaskan tangan Senia.
"terpaksa " Randy meninggalkan Senia. Senia lalu mengejar Randy.
"RANDY! KAPAN, SIH, GUE DITERIMA?!"
"nanti," balas Randy
"ya kapan?"
"kapan-kapan." ujar randy semakin kencang jalannya.
"RANDY!! TUNGGUIN, DONGGGG!!!!" Sania tertatih-tatih berlari mengikuti Randy dari belakang.
__😾__
saat lelaki itu ingin keluar dari kelas, Sania menarik tangan Randy itu untuk kembali masuk.
"Randy pulang sekolah boleh nebeng, gak? soalnya mau..."
Randy memotong ucapan Sania. "gak." jawabnya ketus.
"kalo jadi pacar gue mau gak?" Sania terus mendesak.
"gak juga."
"yaudah kalo gitu. nanti, gue tanya lagi. babay!" dengan santay Sania meninggalkan Randy.
MAKASIH UDAH MAMPIR
LOVEYOUU
KAMU SEDANG MEMBACA
SENIA
Teen Fiction"Lo harus jadi pacar gue." Senia mengedipkan sebelah matanya. "Lo tembak gue?" tanya lelaki berwajah datarnya dengan sorot mata tajam.