CHAPTER 17

243 11 0
                                    

Senia tak henti menggerutu sambil menatap Randy yang masih berjalan santai di sampingnya dengan tatapan jengkel yang kentara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Senia tak henti menggerutu sambil menatap Randy yang masih berjalan santai di sampingnya dengan tatapan jengkel yang kentara. sedari tadi Senia terus mengumpat menyebutkan nama kembaran Randy yang paling setia. tapi Randy tidak menanggapi nya Sama sekali, cowok itu hanya cuek dan terus berjalan sambil menggandeng tangan Senia.

itu semua terjadi karena Randy memberi tahu guru bahwa Senia tertidur dikelas. alhasil senia di beri siraman rohani pagi-pagi, itu juga karena Randy yang sudah berada di rumahnya  subuh-subuh dan jadi lah dirinya mengantuk.

sepanjang jalan hingga dirinya masuk ke dalam pintu kantin telinga Sania benar benar sudah panas mendengar bisikan bisikan setan yang sialnya terus mengumpati dirinya.

"Dasar cowok so cuek, so cool, so ganteng tapi memang ganteng sih." gerutu Senia yang tentu saja masih bisa di dengar oleh Randy yang di sebelahnya.

Randy tersenyum tipis mengelus ringan lengan Senia yang masih berada dalam genggaman.

"berisik, gue emang ganteng gak perlu diumumin." timpal Randy dengan pedenya

Senia mendengus mencebikkan bibir nya dengan kesal, baru saja ia ingin membalas perkataan Randy tetapi ia harus gagal ketika seseorang menyerukan namanya dengan keras dari pojok kantin.

"NIA... WOI SINI WOI."

Senia mendengus, mengumpat milda yang baru saja meneriaki namanya. meski kesal dan sedikit malu Senia pada akhirnya berjalan mendekat ke arah teman-temannya yang sudah ada di pojok kantin. tentu saja dengan Randy yang sedari tadi ada disampingnya.

"malu-maluin banget si Lo." cibir Senia sinis kearah milda yang nyengir kuda.

"dari mana Lo berdua?" tanya arip memicingkan mata curiga menatap Senia dan Randy bergantian.

"gak usah kepo." balas Randy ketus menuntun Senia agar ikut duduk bersama mereka.

"itu si Tama kenapa senyum-senyum sendiri?" tanya senia menunjuk kearah Tama sahabat randy yang sedang senyum-senyum sendiri sambil menatap ponsel di sebelah Arip.

"ini juga Ratih gak biasa nya diem aja, mana fokus banget lagi main hp nya, kaya punya pacar aja Lo."  ujar senia memicingkan matanya.

"Mana punya keburu takut liat mukanya." ujar Tama tiba-tiba

uhuk uhuk uhuk

Ratih tiba-tiba terbatuk, milda yang sedang berada di depan nya dengan cepat menyodorkan minuman nya ke depan wajah Ratih yang dengan langsung di terima olehnya.

"Lo ngomong apa?" tanya Ratih saat sudah mendinginkan tenggorokan nya yang gatal.

Ratih menginjak kaki tama dengan keras. "Awss... enggak enggak gue nggak ngomong apa apa... sumpah woi." pekikan tama terdengar semakin kencang ketika Ratih semakin menekan injak nya.

"ngomong lagi, gue patahin usus lo." ancam Ratih tak tanggung-tanggung.

Tama menggeleng sungguh injakan ratih ternyata tidak boleh di remehkan.

"ribut mulu Lo berdua, rip mending Lo beliin gue makanan." titah Senia seenaknya yang tentu saja membuat arip yang sedang waras mendelik tidak terima.

"lah ngapa jadi gue?" protes Arip. Senia menyenyir dengan wajah tanpa dosanya.

"ah elah cepat gue laper nih, Lo kan adik ipar kakak gue harus nurut jadi babu gue." ujar senia mengelus perut nya yang sudah berbunyi dari tadi.

"HAH ADIK?!" pekik kaget Tama, Ratih, milda, dan Randy bersamaan.

"maksudnya?"

"jelasin Nia!"

Arip berdecak bibir bergerak mencibir Senia  dalam hati.

"apaan?" tanya Senia pura-pura tidak peka.

Milda melotot. "jadi selama ini Lo Deket sama Arip gara-gara dia adik ipar kakak Lo?" tanya milda.

Senia mengangguk.

"gue gak percaya soalnya kalian Deket banget gila, sampe bikin Randy cemburu lagi." lanjut Tama.

"itu sengaja." ujar Arip

"maksudnya?" tanya Randy

"tanya aja sama pacar Lo." ujar Arip

Randy menatap Senia tajam. "Senia." panggil Randy.

Senia memutar bola matanya malas."iya-iya jadi gini ceritanya Lanjut part 2!"

MAKASIH UDAH MAMPIR.
AKU TUNGGU DI CHAPTER SELANJUTNYA.

AKU TUNGGU DI CHAPTER SELANJUTNYA

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
SENIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang