Rintikan hujan membasahi Randy dan senia. kini mereka berdua sedang berlari di tengah hujan, menuju tempat jualan mie ayam langganan mereka.nampak nya mereka dibuat kecewa. bagaimana tidak kecewa, mereka sudah berlari dengan napas memburu namun setelah sampai tujuan ternyata tempat itu tutup, dan terpampang jelas tulisan besar di depan nya.
'TUTUP! YANG DAGANG LAGI RAYAKAN HARI PERNIKAHAN YANG KE 15 TAHUN'
Randy lalu mengajak senia untuk duduk sebentar. mereka berdua mengatur napasnya yang masih ngos-ngosan.
"15 tahun, lama juga ya" senia bersandar pada tembok di belakang nya. "menurut kamu 15 tahun kedepan, apa yang kita lakuin?" ujar senia, seperti kesepakatan mereka sekarang kata 'Lo-gue' diganti menjadi 'aku kamu' senia bilang kata 'aku-kamu' lebih enak di dengar.
"jangan mikir terlalu jauh, belajar dulu biar pinter." ujar Randi
Senia mendengus "jangan mikir terlalu jauh, belajar dulu biar pinter." senia meledek mengulang ucapan Randy dengan bibir yang di buat-buat.
Randy menggeleng tersenyum lalu mencubit pipi senia gemas.
____
senia tidak salah lihat kan? ini benar rumah Randy? tapi kenapa gelap? padahal masih sore!
setelah mereka kehujanan, Randy mengajak senia untuk pergi kerumah nya terlebih dulu.
di sinilah senia, berdiri ketakutan di depan rumah Randy. tidak ada orang sama sekali. ah iya senia lupa Randy kan tinggal seorang diri. tapi sekarang senia merasakan tubuh nya sangat tidak enak apa Karena ketakutan saja?.
"senia?"
senia tidak menjawab ucapan Randy.
"senia? Hei, hei, kamu kenapa?" tanya Randy memutar tubuh senia yang masih termenung.
"Hei, kamu demam!" ujar Randy lalu mengajak senia masuk ke dalam rumahnya.
"minum obat dulu ya."
"gak mau, aku gak apa-apa."
Randy berdecak sambil menuntun senia untuk duduk di sofa.
"aku pesan bubur dulu, gak mungkin aku biarin kamu sakit kaya gini, dan lagi kamu kan belum makan sama sekali, nanti makan terus minum obat. apa susah nya sih minum obat." omel Randy membuat senia hanya pasrah saja.
"aku gak apa-apa."
"ganti baju dulu dikamar." Randy menuntun senia untuk ke kamarnya lalu ia membuka pintu kamar dan menyuruh senia masuk.
"pake aja baju aku, bentar aku ke bawah dulu." lanjut Randy
senia tidak enak hati ia jadi merepotkan Randy sekarang.
"maaf." senia melipat bibirnya sebelum menunduk. Randy menjulurkan tangan, menyentuh kening senia dengan punggung tangannya untuk mengecek suhu.
"kamu panas banget, cepat ganti baju basahnya." ujar Randy sebelum meninggalkan senia.
beberapa menit kemudian pintu kamar berderit, menampilkan Randy yang kembali dengan baskom kecil berisi kompresan, kresek bubur ayam dan obat.
"makan dulu." ujar Randy menaruh semua barang bawaannya.
senia mengerjapkan netra pelan, sekarang dirinya semakin Merasakan pusing untuk duduk saja dirinya sangat lemas.
"buka mulutnya, cepetan." titah Randy menyodorkan sesendok bubur ayam namun senia memundurkan kepalanya.
"ini gak pake daun bawang sayang." ujar Randy lembut seolah tahu apa yang di khawatirkan oleh senia.
akhirnya Senia membuka mulut membuat Randy tersenyum bangga. "pinter banget." puji Randy seolah senia anak kecil, membuat senia tersenyum malu.
setelah suapan terakhir, Randy meraih minum, memberikan pada senia dengan obat penurun panas. setelah selesai meminum obat senia kembali berbaring memejamkan netra ketika kantuk menyerang nya.
Randy memeras handuk kecil menyingkirkan poni senia yang menutupi kening dan meletakan kompres nya di sana.
Randy menatap wajah senia yang tenang ketika terpejam. "cepat sembuh, cantik."
____
tawa kasar dan di paksakan mengalun dari bibir. gadis itu langsung lemas di tempatnya.
awalnya setelah bangun dari istirahat, senia tidak melihat adanya Randy.
"Randy ?" panggil senia mencoba keluar dari kamar. ia melongokan kepalanya ke kanan dan ke kiri namun Randy tidak berada dimana mana. rumah besar ini tampak kosong.
"Randy, kamu dimana?" tanya Senia . namun Randy tampak tidak ada dimana pun.
senia lalu mencari nya ke dapur. kosong. tidak ada siapa pun.
hingga akhirnya saat sedang duduk. pintu rumah Randy terbuka senia senang mungkin itu Randy. senia beranjak dan melihat siapa yang datang namun yang ia lihat bukan Randy melainkan seorang gadis yang senia kenal.
"putri?".
senia terpaku beberapa detik. gadis itu langsung lemas di tempat nya berdiri. senia bertanya kepada putri mengapa dia ada di sini lalu putri menceritakan semuanya, ya semuanya, tentang Randy yang sebenarnya adalah calon tunangan putri yang sering ia ceritakan.
putri? calon tunangan Randy? dengan syok senia keluar dari rumah itu. tanpa menemui Randy terlebih dahulu. kepala nya mendadak kembali pusing. napas senia menjadi tidak teratur. senia mengutuk dirinya habis-habisan tentang fakta yang ia dengar.
Randy dan putri? kenapa Randy tega dan tidak pernah cerita kepada nya?
,
KAMU SEDANG MEMBACA
SENIA
Teen Fiction"Lo harus jadi pacar gue." Senia mengedipkan sebelah matanya. "Lo tembak gue?" tanya lelaki berwajah datarnya dengan sorot mata tajam.