*Kerajaan Yang Makmur*
Kerajaan Yang Makmur ... hhhm
Kalimat yang sederhana tapi ... Benarkah sesederhana itu? kata yang terucap memang semudah membalik telapak tangan, Siapa perduli dibalik kata Kerajaan yang makmur terdapat pengorbanan hati yang...
Genre : Drama, Romantis, Mengandung Unsur Kekerasan, Rate M.
on't Like Don't Read, Please Read And Review.
. .
Three Reincarnation of Emperor Phoenix : Mata-mata Akatsuki. . Reinkarnasi Kedua di Pulau Yomming. Chapter 25 :Memilih Dia. . Selamat membaca. . . . . .
Chapter 14 : Memilih Dia.
Sakura dan Hashirama bermain catur di Kediaman Ze sembari menunggu kakaknya, Sasori yang menyambut kedatangan Ayahanda dan juga Selir Anko bersama Sara.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hashirama dan Sakura.
" Apa kau tidak bersiap? Dua Minggu lagi adalah pernikahanmu tapi kau masih memiliki waktu menemani pria tua ini disini, Bukankah pengantin wanita biasanya lebih banyak gugupnya dari pada pengantin pria ".
" Dan pria tua itu juga tak bertanya, Apa aku menginginkan pernikahan ini? Bukankah itu lelucon ".
" Kalian saling mencintai ".
" Tapi dia sudah ada Moegi ".
" Apa salahnya? Dia juga tidak bisa menolakmu ".
" Kau hanya ingin mengikatku dalam kurungan yang berkedok pernikahan ".
" Sebenarnya suami seperti apa yang kau inginkan jika laki-laki sebaik Sasuke-pun kau tolak?".
" ... ".
" Apa yang membuatmu ragu? Katakan ... Aku tahu pasti ada alasan dibalik penolakanmu ".
" Kau ingin mendengarnya?".
" Aku ingin tahu ".
" Aku sudah melihat kemegahan Istana dan kekejamannya tapi setelah aku memasuki Akatsuki, Aku baru sadar jika kegilaan Anko tidak ada apa-apanya dibandingkan siksaan mereka. Walau merasa tertekan tapi tidak boleh lelah ataupun mengeluh untuk mengasah kemampuan jika tidak orang-orang dibalik bayangan tidak akan melepaskan kesempatan untuk menggantiku telah membuat diriku tumbuh besar bersama rasa sakit, Setiap hari membunuh banyak orang tak bersalah. Aku bahkan tidak bisa mengingat wajah mereka dengan jelas tapi yang aku tahu setiap kali aku membunuh maka aku akan membuat tumpukan batu kosong untuk mengenang mereka sama seperti kehidupanku didalam Istana setelah Ayahanda mengangkat Selir Anko, Ibunda menopang sendiri keluarga kami sejak saat itu tak ada lagi Ibunda yang menyayangiku dan perlahan berubah menjadi tegas ".
