Welcome to bab 3
Happy Reading
Daisy Camellia Hartawan
🍁🍁🍁
"Apaan nih rame-rame?"Daisy berdiri menjulang di depan kelas, diapit dua anteknya, Anggita dan Susan di sebelah kanan dan kiri. Tangannya bersidekap. Dengan luwes dia berjalan menghampiri mejaku, Anggita dan Susan mengikuti di belakang seperti pengawal.
Sebagai informasi, Daisy Camellia Hartawan, sesuai namanya memang dia bergelimang harta. Ayahnya adalah Danuar Hartawan, CEO Akasia Group yang merupakan yayasan induk sekolah ini. Dengan latar belakang seperti itu ditambah wajah cantik dan tubuh semampai bak model papan atas, Daisy tentu menjadi primadona sekolah.
Dia juga pemimpin dari geng yang terdiri dari murid-murid populer di sekolah. Geng yang sangat disegani, karena anggotanya yang semua kaya dan berpengaruh.
Aku mendengus. Bagiku Daisy hanyalah seorang tukang bully dengan antek-anteknya yang berotak kosong. Mungkin tidak semua berotak kosong. Tapi bisa kupastikan yang dua ini, Anggita dan Susan, tak cukup pintar untuk membedakan akar tunggang dan serabut.
"Ah, ternyata bener ya ini ultah lo?" tanyanya angkuh. Matanya meneliti kado-kado yang kuterima.
"Mau apa lo kesini?" balas Caca tak kalah angkuhnya. Dia tahu benar Daisy membenciku dan alasan dibaliknya.
"Cuma mau ngecek sesuatu," jawab Daisy. Matanya berhenti pada sweater baru yang kukenakan.
Aku menyeringai.
"Bagus 'kan?" tantangku. Daisy tersenyum meremehkan.
"Sayangnya nggak cocok buat cewek urakan kayak lo!" katanya merendahkanku.
"Oh ya? Tapi sepertinya yang ngasih gue ini ngerasa cocok-cocok aja tuh," sahutku kalem. Aku bisa merasakan kemarahan muncul sedikit demi sedikit diwajah cantik itu.
"Renala cantik kok, Kak!" Gion membelaku. Sengaja menekankan kata 'Kak' karena memang Daisy kakak kelas kami.
"Sweaternya cocok dia pake. Tapi tenang... Nggak ada yang nandingin cantiknya Kakak kok di sekolah ini," katanya lagi dengan nada menyindir.
"Gue nggak minta pendapat lo!" ketus Daisy, memandang tajam Gion. Sementara yang dipandang menguap malas.
"Iri bilang dong!" seru Caca. Aku tersenyum geli. Kurasa sebentar lagi Daisy akan meledak karena wajahnya sudah semerah tomat.
Kriiiiiiiingggggg~
Bunyi bel mengagetkan kami. Menyelamatkanku juga dari amukan Daisy. Bukan berarti aku takut, hanya saja kalau kami ribut sudah pasti hanya aku yang kena getahnya. Tak mungkin seorang Daisy Camellia kena hukuman bukan?
KAMU SEDANG MEMBACA
Sad Things About Renala [END]✔️
Teen Fiction🐼RORA X HAECHAN🐻 ⚠️DILARANG PLAGIAT!!!! DOSA!!! Renala Sabitha: Memang benar hadirnya aku adalah sebuah kesalahan. Tapi aku sama tak berdosanya sepertimu. Arshaka Argantara: Bagaimana bisa seseorang yang tak merasakan kasih sayang penuh bisa menci...