DIA

614 68 0
                                    

"Kamu!" Jika boleh memilih Freen tidak pernah ingin melihat lagi orang yang ada didapannya saat ini. sepertinya takdir sedang bemain-main sedikit dengan Freen.

"Freen? Aku sangat merindukanmu" beruntung Freen sigap menghindari pelukan laki-laki itu. Tangan laki-laki itu lebih cepat menggenggam tangan Freen erat.

"Stop Billy jangan lakukan hal yang tidak pantas! Tolong lepaskan, ini menyakitkan! Ingat kita sudah putus!" Freen mencoba melepaskan genggaman laki-laki bernama Billy itu.

"Aku minta maaf Freen sudah berselingkuh darimu. Aku benar-benar minta maaf. Aku merindukanmu Freen. Aku sangat bodoh saat itu karena berselingkuh dibelakangmu"

"Stop omong kosong, Aku tidak mau dengar penyesalanmu. Aku mau pulang" Freen akhirnya lepas dari cengkraman tangan Billy. Bersyukur bahwa lorong rumah sakit mulai ramai sehingga Billy tidak bisa macam-macam.

"Biar aku mengantarmu pulang Freen"

"Aku tidak butuh, tinggalkan aku sendiri" Freen mencoba berjalan secepat mungkin. Segera menuju Taxi pesanannya. Segera setelah Freen sampai di rumahnya, lantas tidak pernah menengok kebelakang langsung masuk dan mengunci pintu rumahnya.



Billy masih memandangi rumah Freen dari jauh. 'Dia dari rumah sakit, siapa yang sakit?' Sejak putus dengan Freen, Billy tidak bisa menghubungi Freen sama sekali.

Billy akui dia memang bodoh sudah menduakan Freen, padahal Freen sudah memberikan segenap hatinya untuk Billy. Justru Billy mematahkan hatinya menjadi kepingan saat dia memutuskan berselingkuh.

'Aku akan menunggunya di rumah sakit besok, Aku senang bisa melihatnya lagi. Meskipun saat ini dia masih marah padaku, akan ku pastikan dia memaafkanku dan kembali kepadaku' setelah sekian lama akhirnya dia bisa melihat Freen. maka kesempatan ini tidak akan Billy sia-siakan begitu saja. Billy harus mendapatkan Freen kembali bagaimanapun caranya.

_____________________

Manaow selesai menyiapkan sarapan pagi untuknya dan adik kesayangannya. Dia melihat adiknya keluar dari kamarnya dan menuju ke meja makan.

"Pagi adik kecilku. Aku dengar kamu membanting pintu tadi malam. kenapa Nong?"

"Pagi Phii. Aku kesal"

"Becky berbuat salah padamu?"


"Ya! Aku hanya ingin menamaninya tadi malam, tapi dia terus saja menyuruhku untuk pulang. Hanya mengkhawatirkan kesehatanku.. Hufft"

"Sabar Nong, itu artinya dia benar-benar perduli kamu"

"Huufft. satu hal lagi yang membuatku tambah kesal. Aku bertemu dengan Billy kemarin saat pulang"

"Apa? Billy? Bukannya dia di Amerika"

"Entahlah Phii, aku pikir juga begitu. Tapi nyatanya dia ada di kota ini dan dia hampir memelukku kemarin, mengatakan bahwa dia merindukanku, dia menyesal, dan alasan-alasan lainnya"

"Emmmm Freen, Kamu tidak jatuh cinta lagi dengannya kan?"

"sangat tidak mungkin Phii. Aku tidak akan memberikan hatiku yang sudah hampir sembuh ini untuk disakiti olehnya lagi"

"Syukurlah, good girl. tolong jangan cemberut lagi" Manaow memeluk freen penuh kasih sayang.

"Terima kasih Phii" ucap Freen seraya membalas pelukan erat kakaknya.

"Jadi, Apa hari ini Kamu akan mengunjungi Becky?" Sembari menikmati sarapan pagi mereka mulai mengobrol lagi.

"Mungkin nanti malam Phii. Aku masih marah dengannya"

Hanya Kebetulan (Beckyfreen)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang