Tee keluar dari ruang gawat darurat dengan wajah sedih. Sedih karena dia tidak bisa mendonorkan darahnya untuk Becky. Freen bertambah lemas setelah mendengar kabar tersebut, beruntung Manaow ada di sana memastikan Freen tidak jatuh, kembali memapahnya untuk duduk di bangku tunggu.
"Freen mulai lemah, dia perlu istirahat" Dokter Saint berkata.
Tee terlihat frustasi "KENAPA HASILNYA NEGATIF"
"Tenanglah Tee, mari kita berharap Nawat cocok. doakan yang terbaik" Nam mencoba menenangkan Tee.
Sudah hampir satu jam lebih, Nawat akhirnya keluar dari ruang UGD terlihat sedikit pucat, tapi senyum di wajahnya tidak pernah pudar. Mereka tahu bahwa darah Nawat cocok dan sudah mendonorkan darahnya untuk Becky.
Beberapa saat kemudian akhirnya dokter keluar dari ruang UGD.
"Bagaimana keadaannya dok?" Freen bertanya dengan nada harap-harap cemas
"Dia masih lemah tapi pendarahannya sudah berhenti, dan untungnya donor darah dari Nawat cocok dengannya, sehingga dia bisa melewati masa kritis. tapi..."
"Tapi apa dok?? Apa dia akan baik-baik saja dok?" Freen tidak sabaran.
"Dia mengalami koma"
"koma??" Lagi tubuhnya bahkan seperti ditarik kebawah oleh bumi, jika bukan karena Manaow, dan Nam memeluknya mungkin dia benar-benar sudah pingsan saat ini.
"Ini berat untuk menyampaikannya. Jika dia bisa sadar dari komanya maka dia akan baik-baik saja. Tapi jika tidak, maka kemungkinan terburuk harus siap diterima" dokter juga hanya manusia biasa, sudah mengusahakan seluruh kemampuannya. sekarang hanya tinggal keinginan kuat pasien dan takdir Tuhan yang menentukan selanjutnya.
Tatapan Freen kosong, bahkan air matanya sudah habis dia tumpahkan sejak tadi. tidak sedetikpun berhenti berdoa kepada Tuhan untuk Becky.
"Satu lagi, siapa diantara kalian yang bernama Freen?"
"Saya dok" dia menjawab lemah ketika namanya di sebut.
"Ternyata kamu, dia terus menyebut namamu ketika dia berjuang di dalam. Kamu pasti sangat penting untuknya. Jika kamu ingin membantunya, kamu bisa berada disisinya dan selalu memberikannya semangat untuk bangun dari komanya. Kehadiranmu bisa menjadi pemicu untuknya tetap hidup dan bangun. Saya mengatakannya berdasarkan pengalaman saya menangani pasien koma. Hal terpenting dalam hidup pasien, akan membuatnya melakukan apapun untuk sadar dari koma dan tetap hidup"
hanya pendengarannya yang berfungsi mencerna setiap ucapan sang dokter, tidak ada tanggapan apapun dari mulutnya.
"Pasien yang mengalami koma tidak bisa menanggapi seperti orang normal, otak mereka tetap aktif, setiap yang kita katakan dia bisa mendengarnya dan merasakannya tapi dia tidak bisa menanggapinya. Hampir lupa saya ingin mengucapkan terima kasih banyak untuk dokter Saint karena sudah melakukan tindakan yang tepat untuk memperlambat pendarahan. Jika tidak dilakukan, mungkin nyawanya sudah tidak tertolong" Dokter itu menjelaskan kepada setiap orang di sana.
"Itu sudah tugas saya dok, sebelumnya boleh saya berbicara dengan anda sebentar dok?"
"Oh tentu saja, mari ikut saya ke ruangan" Akhirnya dokter Saint dan dokter dari UGD pergi bersama.
Menyisakan mereka yang masih dengan pikiran masing-masing. 'kenapa harus begini? seharusnya aku yang ada di sana! Aku yang selalu membuatnya menderita' Freen masih terus menyalahkan dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hanya Kebetulan (Beckyfreen)
Teen FictionKalian lebih percaya kebetulan atau sudah ditakdirkan?