Juliette, hanya seorang gadis biasa yang dijual pamannya sendiri di tempat pelelangan. kini dia harus hidup bersama lelaki yang sangat memujanya, rela memberikan apapun bahkan nyawa sekalipun jika Juliette memintanya.
lelaki itu victor, si lelaki ka...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
•••
"Maaf tuan muda, nona juliette tetap menolak untuk makan. saya sudah tidak bisa membujuknya." salah satu pelayan dirumah itu menunduk takut, tak berani menatap tuannya.
setelah mendengar kalimat yang keluar dari sang pelayan, lelaki bertubuh tinggi tegap itu melangkah kan kakinya untuk menuju tempat pujaan hatinya berada.
"pergi!!! pergiii!!!!"
"tinggalkan aku sendiri!!!! pergi kalian semua sialan!!!"
terdengar teriakan dari arah kamar, tempat juliette nya berada. apa juliette kekasih hatinya kembali mengamuk?
"ada apa? kenapa kamu menolak untuk makan?"
"pergi! kamu juga pergi!! aku tidak mau melihat wajahmu victor, sialan!"
lelaki itu bernama victor, lelaki dengan wajah tampan yang mampu membuat wanita manapun bertekuk lutut dihadapannya, kecuali juliette gadis pujaannya yang malah menolak nya mentah mentah.
victor mengibaskan tangan kirinya, memberi tanda agar para pelayan pergi dari sana. tanpa menunggu lama, semua pekerja telah keluar seperti yang di perintahkan.
victor mendekatkan diri kepada juliette, memberi pengertian dengan sabar. "jangan seperti ini, juliette. tenanglah, para pelayan begitu ketakutan jika kamu terus mengamuk seperti ini."
"pergi! kamu juga seharusnya pergi seperti mereka, biarkan aku sendiri!"
"ayo makan, duduk dengan tenang lalu makan makananmu."
"kamu tahu? aku begitu membencimu! jadi pergi dari sini brengsek!"
victor menghela nafas kasar, baru kali ini dia begitu sabar menghadapi orang yang bahkan sudah memberikan umpatan padanya berkali kali.
"seberapa besar kamu membenciku? maka sebesar itu aku mencintaimu. jadi sekarang tenang dan makanlah."
cuihh
bukannya melunak, juliette malah meludah ke arah makanan yang telah disediakan. tatapan juliette semakin nyalang, seolah pandangan di hadapannya adalah sampah yang begitu menjijikan.
"kamu ingin aku makan? iya? kamu harus tahu kalau aku tidak akan sudi untuk memakan apapun, selama janin ini masih tumbuh didalam perutku!"
"juliette!"
"apa? kamu marah? kamu mengatakan akan memberikan apapun yang aku minta bukan?"
