|
|
Kenan hidup tanpa kehadiran orang tuanya, hanya tinggal bersama seorang paman. Masa kecilnya hancur, saat mendengar kabar kalau orang tuanya telah tiada di hari yang sama.
Kenan tinggal hanya dengan sang paman. Tak ada kerabat lain yang dapat i...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
The Life Of Kenan
Sabtu, 13 - November - 2023 [19.00]
“Kenan.” suara panggilan sosok pria paruh baya berumur 53 tahun dengan tinggi 180 cm. Berdiri di depan remaja yang sedang duduk hendak menyantap sesuap nasi, namun ia urungkan niatnya.
Karena merasa terpanggil sang empu melihat pada pria paruh baya di hadapannya.
“Iya, kenapa Paman?”
“Paman tau ini terlalu cepat, sedangkan kau tak bisa terus tinggal bersama Paman.”
“Begini Kenan, Paman ingin menjodohkan mu. Apa kau setuju?” Ujar pamanya, menatap netra kelam milik sang empu yang berubah sendu.
Seolah dijuhami ribuan anak panah yang menusuk jantung, Kenan terdiam. Siapa yang tidak terkejut jika secara tiba tiba mendapat kabar seperti ini?
“Kenan, apa kau setuju?” tanya pamannya lagi. Karena merasa tidak di tanggapi oleh Kenan yang asik melamun, pamanya memanggiknya dengan nada yang sedikit tinggi, “Kenan!!”
“E––” Sang empu yang tersadar dari lamunanya kembali menatap pamanya, “mau bagaimana pun ... aku tak memiliki pilihan lain, kan? Paman.” jawabnya, menatap wajah pamannya yang mulai muncul kerutan di saat sosok itu tersenyum.
“Kenan ku sudah dewasa ternyata,” ungkapnya, “nanti akan Paman beri tau kapan kita akan melakukan pertemuan dengan keluarganya.”
“Paman, siapa yang akan kau jodohkan dengan ku? Sejujurnya aku belum siap dan dengan umurku ... ” ucapnya dengan suara semakin memelan ragu untuk mencurahkan isi hatinya.
“Paman tau, tapi walaupun kau baru saja menginjak umur 20 tahun. Bukankah itu umur yang baik untuk menikah? Apa salahnya?” Jawab paman.
“ ... ”
“Tentang siapa orang yang akan menjadi jodohmu, kau kenal orangnya. Dia adalah anak dari teman mendiang Ayahmu.” tutur pamannya.
“Siapa? Aku mengenal banyak anak dari teman Ayah.”
“Dia dari keluarga Dewangga. Keluarga terpandang dengan perusahaan besarnya. Kau pasti sudah tau siapa dia, kan?”
Kenan mendelik, netra kelam itu menatap pamannya yang menarik kursi untuk dudukinya, kursi yang berada tepat berhadapan dengan keponakannya.
“Baguskan? Kau akan hidup dengan berkecukupan,” ucapnya kemudian, “Tn. Jevano selaku ayah calon tunanganmu mengatakan, jika kau dan putrinya sudah bertunangan kau akan tinggal bersamanya.”
Sekali lagi, matanya melebar saat mendengar ucapan paman, mendadak nafsu makannya hilang. Isi pikiranya sekarang di penuhi ribuan hal tentang sosok yang tak lama lagi akan menjadi tunangannya itu.
Ia menuangkan segelas air putih untuk minum, lalu berjalan menuju wastafel untuk mencuci mangkuk yang masih terisi dengan nasi.
Sekilas tentang pria paruh baya yang Kenan panggil paman adalah CEO dari perusahaan Elitiger. Perusahaan produk elektronik seperti smartphone, laptop, komputer dan segala perlengkapan lainya.