|
|
Kenan hidup tanpa kehadiran orang tuanya, hanya tinggal bersama seorang paman. Masa kecilnya hancur, saat mendengar kabar kalau orang tuanya telah tiada di hari yang sama.
Kenan tinggal hanya dengan sang paman. Tak ada kerabat lain yang dapat i...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
The Life Of Kenan
Gedung terbengkalai yang hanya mengandalkan cahaya rembulan untuk penerangan, kini terdapat dua lelaki yang saling menatap sinis.
Tempat sebelumnya mereka bertamu, di mana tempat yang sekarang menjadi saksi bisu Mahesa dengan tubuhnya yang terluka begitupun lawannya, sementara langit sedang tak memihak mereka, gemuruh dan suara menggelar dari kilat petir terdengar bagai alunan musik malam.
BUGGHH!!
BRAGGKK!!
“SIALAN! APA MAU LO HAH?! APA?!” Orang dengan tubuh setinggi dirinya itu terlihat marah, tangannya mencengkram kuat kerah baju sang empu, sedangkan tubuh Mahesa hampir limbung jika kerahnya bebas tanpa cengkraman, pun dengan darah di sudut bibir yang mengalir hingga lehernya.
“Kenapa lo mukul gua? Sialan!” detik kemudian emosinya ikut tersulut, “KENAPA?!” teriak Mahesa tepat di depan wajah sang empu.
“ITU KARENA LO NGERUSAK RENCANA GUA SIALAN!!”
“RENCANA APAAN ANJING??!” sahut Mahesa yang ikut terpancing emosi, siapa yang tak akan terpancing jika ada seseorang memukulinya dan mengatakan alasan yang tak ia ketahui?
“Ohh, jadi selama ini lo belom sadar?”
“Sadar? Maksud ‘sadar’ dari apa yang lo omongin tuh apa Garvin Agravan!!” Mahesa menepis jauh cengkraman sang empu, ia mengusap jejak darah kental yang sedikit mengering pada sudut bibirnya.
Garvin. Laki laki yang menyukai hubungan sesama jenis itulah yang menjadi komunikator bagi Mahesa, Garvin menendang perut Mahesa hingga sang empu terbentur tembok.
“KENAN TUNANGAN PACAR LO TOLOL!!”
DEGGGG!!
Mahesa bungkam seribu bahasa, suara detak jantungnya semakin terdengar, matanya menatap lurus pada manik mata Garvin, Mahesa tak percaya, toh siapa yang akan percaya dengan pasangan itu, Kenan yang lembut bertemu dengan Aksalen yang berbanding jauh dari laki laki itu?
“Kalo mau boong yang logis. Kenan yang lo paksa jadi budak seks lu itu ga mungkin jadi tunangan Aksalen.” Mahesa menatap tajam dan mengutarakan perasaanya dengan suara setegas mungkin.
“Kalo lo ga percaya, gua kasih tunjuk foto foto si Kenan sama Aksalen. Berduaan di mobil, di koridor Fakultas Ilkom, dan masih banyak lagi.” tawarnya dengan kalimat yang membuat Mahesa berfikir dua kali, “Lo mau semua?” tanyanya lagi.
Garvin membuka tas ranselnya, melempar foto foto yang telah ia kumpulkan yang tak lagi bisa di hitung jari. Garvin mengambil salah satu darinya, menunjukan kepada laki laki yang menjadi lawan bicaranya.
“Liat ini!” Bentaknya, menunjukan foto yang menggambarkan Kenan dengan raut ketakutan dan tangan yang di tarik paksa untuk masuk ke dalam mobil oleh Aksalen.