[K ]•| flashback

165 32 36
                                    

The Life of Kenan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

The Life of Kenan

Rabu, 7 - Desember - 2023
[03.00]

Suara isak tangis yang tak kunjung berhenti terdengar dari sudut ruangan, Kenan duduk memeluk tubuhnya dengan mata yang sembab karena tangisan yang tak bisa ia tahan lagi.

Ia meremas kuat telinga kanannya yang berdengung nyaring, Kenan kesakitan karena merasakan telinganya bagaikan di tusuk tusuk dengan jarum. 

“Sakit …. ”

“Ayah, telinga Kenan sakit yahh … ” gumamnya masih dengan tangan yang meremas telinga kanan.

Sementara di atas ranjang empuk yang nyaman, Aksalen yang sedang tidur terusik dengan suara isak tangis sang tunangan yang tak kunjung berhenti.

“EH TULI!” Panggilnya pada sang empu, “TENGAH MALEM GINI LO NANGIS?! DASAR LACUR MURAHAN!” lagi lagi hinaan dari mulut Aksalen keluar begitu saja. 

“Berhenti nangis kalo ga mau badan lu tambah sakit.” Mendengar Aksalen mengancam, Kenan sebisa mungkin menghentikan isak tangisnya, hatinya semakin sakit dengan hinaan dari sang pujaan hati, sebenci itukah Aksalen padanya?

Kenapa?

“Jangan kak ..., maaf Kenan berisik, aku kangen orang tua ku kak.” tuturnya. 

“Halah! Kalo kangen ya ga usah nangis di sini sialan! Berisik banget suara lo! Ikut mati aja sana!” kata Aksalen sembari menarik selimut menutupi tubuhnya. 

“Maaf kak Kenan salah ….” 

——







—| The Life of Kenan |—







——

11 tahun yang lalu… 

Tepat saat Kenan masih berusia 9 tahun di ruang kamar bernuansa hitam abu, Kenan duduk di pinggir ranjang medium size-nya dengan sang Ibunda.

“Kenan sayang” panggil Ibunda.

“Kenapa Bu?”

“Maaf sepertinya hari ini Ibu dan Ayah tidak bisa pergi jalan jalan bersama mu, maaff sekali nakk.” tutur Arysha menatap Kenan yang sudah menginjak usia 9 tahun, “Kenan pergi sama bi Nara aja ya??” tawar sang Ibu. 

Kenan kecil tentu cemberut mendengarnya, “maaf Ibu, bukannya Kenan tidak menghargai bi Nara, hanya saja Kenan ingin pergi bermain dengan kedua orang tua Kenan seperti teman teman Kenan yang lain.” tolaknya dengan penuh kesopanan dan kata kata lembutnya.

“Tapi Kenan ..., Ibu dan ayahmu tidak bisa menemanimu bermain nanti.”

Kenan tetap menggelengkan kepalanya, netra kelamnya menatap sang ibunda dengan tenang, “Kenan bisa pergi lain waktu Bu, tidak apa apa jika kali ini tidak bisa.” tuturnya tak lupa dengan senyuman indah yang bertengger di wajahnya.

The Life Of KenanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang