[K ]•| awal

250 77 19
                                    

The Life of Kenan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

The Life of Kenan

“Jadi benar ini kau K-kak? Aku memilikinya karena aku melihat mu Kak, Ini kau, kan?!” Kenan berteriak melihat natra tegas sang puan, “Kak, kau sudah bertunangan!! Kenapa kau memiliki pacar? Aku tunangan mu Kak!!! AKUUU!!”

PLAKK!!


————

Sabtu, 26 - November - 2023
[07.00]

“Akhh—” Kenan terbangun dari tidur panjangnya, melihat jarum jam yang sudah pukul 7 pagi, Kenan mengganti posisinya menjadi duduk, melihat Aksalen yang masih tertidur lelap di ranjang empuknya.

Kenan berjalan dengan goyah, bagaimana tidak? bahkan ia tidak tidur di ranjang, bukan juga di sofa. Ia tidur di lantai, lantai dingin tanpa alas apapun. Kenan melangkahkan kakinya menuju kamar mandi, hendak membersihkan dirinya, badannya pegal-pegal, namun ia tetap memaksa dirinya untuk membersihkan diri dengan air dingin.

Sedangkan di luar, Aksalen tidur dengan nyaman di ranjang king sizenya. Tak peduli dengan Kenan yang hampir merasakan remuk tubuhnya.

Sang empu meraih handuk putih yang tergantung di rak dengan rapih, melilitkan kain handuk di pinggangnya, membuka pintu untuk keluar dan berganti baju. Melihat pada ranjang yang sudah kosong dengan pintu terbuka, kemana Aksalen?

Kenan melanjutkan aktifitasnya, membuka lemari dan memilih Kemeja denim dengan paduan celana Cargo pants hitam.

———

Kenan menuruni anak tangga, hendak memasak untuk sarapan mereka pagi ini, ia sudah merencanakan untuk memasak Miyeok-guk atau sup rumput laut.

Langkahnya memelan melihat Aksalen yang ternyata duduk menyantap makanan, ekor matanya melirik Kenan yang ragu ragu untuk mendekat.

“Ngapain disitu? Duduk.” ucapnya memberi perintah yang langsung di turuti oleh Kenan.

“Kak... ” panggilnya.

Aksalen tak menjawab dengan lisan namun ia menatap Kenan dengan tatapan angkuhnya.

“ ... siapa yang memasak sarapan?” Kenan bertanya dengan suara pelan, “apa bibi yang memasaknya? Atau ... Kakak?” lanjutnya.

“Gua. Sorry cuma bikin Japchae.” ujarnya namun masih memasang wajah angkuhnya.

Kenan mengangguk, ia tak menyanhka kalau Aksalen sudi memasak untuknya juga, diam diam tersenyum dengan pipi yang memerah, Kenan segera menggeleng gelengkan kepalanya untuk menghapus pikirannya yang sedang berbunga bunga.

Kenan segera menyanyap menu sarapan pagi ini dengan perasaan gembira. “Terimakasih, Kak.” ucapnya dibarengi dengan senyuman tulus dari hatinya. Sang puan hanya diam dan tak ingin memberikan perhatian lebih.

The Life Of KenanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang