[K ]•| sandiwara

165 48 13
                                    

The Life of Kenan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

The Life of Kenan

Jum'at, 2 - Desember - 2023

[03.00]

Kamar mandi dengan lantai kering itu kembali menjadi alas tidur laki laki malang yang baru saja bangun dari tidurnya, dengan baju sedikit basah pun celananya. Ia mencoba untuk berjalan menuju pintu, memutar knop dan membukanya, Kenan sedikit lega karena dirinya tidak dikurung lagi. 

Kenan tertatih berjalan menuju ranjang yang Aksalen tempati, sang puan tidur dengan nyenyak seolah tak melakukan dosa, ingin rasanya ia kembali berbaring di ranjang empuk itu, tapi Kenan tau ia akan membuat Aksalen tak nyaman nantinya, lagipula ia tak di bolehkan tidur di ranjang itu. Jadi untuk apa? 

Kenan menuju lemari, memilih baju untuk pengganti pakaiannya yang basah, mengganti dan menaruh baju kotornya di keranjang pakaian kotor agar memudahkan para pembantu, setelah itu Kenan berjalan mengambil beberapa tumpukan pakaiannya dan satu sweater untuk ia jadikan bantal dan selimut tidurnya di lantai marmer dingin yang biasa menjadi tempatnya. 

“Kakak, maafin Kenan, Kenan banyak bikin kesalahan, Kenan banyak bikin Kakak marah, maaf Kak… maafin Kenan” gumamnya sebelum akhirnya tertidur. 

——






|The Life of Kenan|






——

[13.00]

Kenan duduk berhadapan dengan sosok pria berjas putih dengan stetoskop yang ia gantungkan di lehernya. Di sinilah Kenan berada di dalam ruangan Dokter THT yang biasa ia kunjungi, sejak menyadari akan masalah telinganya dulu hingga sekarang. 

Kenan duduk di ruangan yang tenang dengan sebuah meja dengan table name tag bertuliskan Alister Malendric. 

“Dokter, apa telinga ku membaik?” 

Kenan menatao Dokter di hadapannya yang menatapnya sayu, jantung Kenan berdetak dua kali lebih cepat melihat Sang dokter yang tampak sedih, Kenan takut membayangkan kondisi telinganya. 

“Kenapa Dokter diem aja? Telingaku kenapa dok, tolong beri tau aku!” Kenan sedikit meninggikan suaranya, jantungnya benar benar tak bisa tenang, perasaanya gundah gulana menatap Dokter Alister. 

“Telinga mu semakin parah Kenan. Sebelum ini telingamu semakin membaik tapi sekarang kenapa sebaliknya?” ungkap pria itu yang menjadi Dokter yang menangani Kenan selama lebih dari 10 tahun. 

Kenan menggeleng, meraba telinga kananya tak percaya. “Apa kau akhir akhir ini sering mendengar suara yang kencang?” Sang empu menatap Dokternya, lagi lagi bayangan perlakuan Aksalen padanya berputar bak benang kusut di dalam pikiranya, Kenan mengangguk ragu. 

Alister terdiam, ia tau sekarang. 

“Apa orang itu meneriakimu lagi?” ucap Alister. 

Kenan menggeleng, matanya memanas mencoba menahan air mata yang akhirnya tak mampu ia tampung lagi, Dokter Alister beranjak memeluk Kenan. 

The Life Of KenanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang