[K ]•| kak...

273 76 67
                                    

The Life of Kenan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

The Life of Kenan

Minggu, 27 - November - 2023
[09.00]

Kenan terbangun dari tidurnya, mencoba bangkit dengan segala luka yang tertoreh di punggungnya. Luka yang berbentuk seperti garis garis tebal berwarna merah hampir menyerupai darah, tercetak dengan abstrak. Apakah sakit? Jelas jangan di tanya lagi.

Sang empu bangkit dari posisi tidurnya, berdiri dan berjalan dengan gontai mendekati pintu putih yang tertutup rapat tanpa celah sedikitpun, Kenan dengan tangan yang gemetae hebat meraih gagang pintu untuk membuka kaitnya. Namun, nihil. Pintu itu masih tertutup dan terkunci seperti kemarin.

Tubuhnya merosot terlalu lemah untuk menahan berat tubuhnya, dengan gemetar tangannya masih menggenggam gagang pintu, Kenan menyandarkan kepalanya tepat menempel pada pintu, gigi- giginya tak bisa berhenti bergemeletuk pelan.

“K-kakk ... bu-buka pintunya kakkk,” Kenan menghela nafas panjang mengatur nafasnya yang seakan berat, “kakk, tolong buka pintunya ... dingin k-kakk. Kenan minta maaf. Jangan kurung Kenan di sini ... ” tuturnya dengan suara pelan yang bergetar.

“Kakk buka!!!” Kenan teriak dengan frustasi. Tangisanya pecah dengan tangan menggedor gedor pintu pelan. Tak ada jawaban sama sekali, tak seorangpun yang mendengarkan isak tangis pilunya, tak ada suara apapun dari luar kamar.

Apa kalian sudah menduganya?

Sehabis Kenan di cambuki rotan dengan membabi buta, bahkan dengan kemeja yang sudah tak lagi menyelimuti tubuhnya, Kenan di kurung semalaman dan tidur di lantai kamar mandi yang dingin, tubuhnya yang telanjang dada membuat rotan itu mengenai kulitnya, panas, perih, nyeri sekaligus menyerang, dan lebih parahnya lagi tubuhnya di guyur dengan air sedingin es.

“Sakit kakk ... ” Kenan terisak hingga terdengar sampai luar. Namun, hanya ada suara detik jarum jam dan isak tangisannya yang terdengar.

Kenan kedinginan, tubuhnya basah kuyup, celananya basah dan ia tak bisa menggantinya. Kenan di kurung sendirian di dalam, ia hanya bisa meratap dan berharap ada yang membukakan pintu untuknya, lukanya semakin terasa perih tak tertahankan.

Bukan hanya pada punggungnya tapi juga pada kedua betisnya, sakit ... sekujur tubuhnya sakit, siapa yang akan bertahan dengan kondisinya? Apa kalian kuat jika berada di posisinya? Di hina, di caci, dan sekarang di pukuli dengan kejam oleh orang yang ia cintai dengan tulus sejak bertahun tahun lamanya.

“Kak ... kembalilah seperti dulu. Kenan kangen kakak.” katanya dengan isak tangis yang semakin kencang memenuhi ruang kamar mandi.

ARGHHH!!!!! BUKA, TOLONG BUKAA KAKAK ... BUKAAAAAAA HAAGGH—” suara indahnya berteriak memaksakan diri, mengutarakan kekesalanya dengan menyakiti diri sendiri. Kenapa? Karena telinganya mulai berdenging lagi sekarang akibat ulahnya sendiri.

Tok ... Tok ... Tok ...

“T-tuan Kenan?” ucap seseorang memanggil dari depan pintu. Kenan menghentikan tangisanya, “b-bibi? B-bi to-long bukain bi, Kenan kesakitan, tolongin Kenann bi tolongg.” ucapnya memohon mohon dengan mata memandang sayu.

The Life Of KenanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang