Happy reading ‼️
•
•
•
Suasana di ruang keluarga masih sama suramnya kala Lucifer tiba di di sana. Meski banyak dari anak-anaknya yang menyadari keberadaannya, mereka hanya terdiam sembari sesekali melirik segan.
Lucifer menghela nafasnya lelah. Pemuda dengan netra Onyx kelamnya melangkahkan tungkainya ke depan, melanjutkan langkahnya yang sempat tertunda.
“Papa pergi, jaga rumah Jake!” Lucifer berucap sembari melemparkan kunci rumah pada Jake, laki-laki yang cukup bertanggung jawab
Setelahnya, ia melenggang pergi tanpa melihat kebelakang lagi. Sejenak kepergiannya, anak-anak yang berkumpul tampak saling beradu pandang lalu menghela nafas berbarengan.
“Papa jadi makin asing, ya..”
Joy mengangguk setuju dengan asumsi kakak laki-lakinya, Jay.
Zoe beranjak pergi dari sana diikuti oleh Mira dan juga Mary. Vin yang melihat itu langsung berdecak kesal namun tak ayal ia juga mengikuti, disusul oleh Zack dan Jace.
Berpindah kembali ke sisi Lucifer.
Pemuda dengan netra Onyx kelam itu tengah terduduk diam di sebuah Cafe yang terletak cukup jauh dari rumah RAF. Setelah berkendara selama hampir satu jam penuh, hanya untuk bertatap muka dengan Leader Cobra, pemuda itu ingin meluruskan kesalahpahaman yang terjadi antad keduanya.
Bukan karena takut akan kekuatan besar yang dicengkeram oleh Xion namun, Lucifer yang adalah seorang pria dewasa ditambah lagi dengan informasi penting yang didapatnya dari Novel yang dibacanya sewaktu di panti, membuatnya bertekad untuk melakukan hal ini.
Dia sepenuhnya sadar bahwa orang seperti Xion akan menjadi sangat berguna di masa depan, kendati begitupun untuk menaklukan monster sepertinya jelas bukan perkara remeh.
Meskipun dia dikenal sebagai petarung jenius di kehidupan pertamanya, tapi kini semuanya akan berbeda ditambah lagi, tubuh yang ditempatinya memiliki imun yang cukup lemah. Sekuat-kuatnya dia sebagai Varenzaa, dia masihlah manusia yang sadar akan batasan yang dimilikinya begitupun dengan tubuh barunya yang benar-benar terbatas tanpa latihan.
Bisa dibilang, Lucifer ( asli ) adalah seorang street fighter yang belajar secara otodidak hanya dengan melihat dan mempraktekkan. Tapi sekali lagi, kemampuannya tidak dapat diremehkan begitu saja.
“Menunggu lama?” Pertanyaan bernada dingin menyentak kembali pikirannya yang sempat melanglang buana
Lucifer menatap pemuda blonde yang duduk dihadapannya sembari menampilkan wajah kaku yang dingin. Meski begitu, kilatan rindu dapat ia lihat melintang pada kedua netranya. Tanpa sadar batinnya bertanya-tanya tentang mengapa matanya menampilkan kerinduan yang begitu dalam?
Sebenarnya apa hubungan yang terjalin antara Xion dan Lucifer di masa lalu? Karena setahunya, mereka berdua hanya memiliki hubungan sebagai musuh dan rival dalam menjatuh Protagonis pria.
“Tidak, silahkan minum” Lucifer menjawab disertai gelengan kecil, ia kemudian menawarkannya untuk menuntaskan rasa dahaganya terlebih dahulu dengan meminum secangkir susu
Lucifer sebenarnya merasa cukup heran, tampangnya preman tapi minumnya susu. Sebagai Varenzaa di kehidupan pertama, ia selalu menertawakan adegan di mana Xion yang sanagt marah karena susu MongMong kesukaannya dicuri. Hal itu benar-benar menggelitik perutnya.
Berbeda dengan Lucifer yang terkekeh geli, Xion malah terdiam sembari menatap pada secangkir susu di depannya. Pikirannya melayang membawanya kembali ke masa lalu, hingga tanpa sadar ia melabuhkan senyuman tipis yang sarat akan ketulusan.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Chaotic Destiny ⟨ ALTEORANSMIVERS ⟩
Teen FictionSeorang Pria dewasa yang menjabat sebagai CEO Q.K Group dinyatakan menghilang dari publik. Banyak orang yang berspekulasi namun hanya segelintir yang tahu betul bagaimana keadaan sesungguhnya. Varenzaa, dia adalah CEO yang menghilang itu, setelah me...