BAB 3

2.5K 213 2
                                    

Happy reading ‼️

Dari waktu ke waktu, hanya perasaan heran yang bercokol di hatinya. Diiringi dengan kebingungan yang tak ada jawabannya.

Bagaimana tidak, seharusnya kedua tokoh protagonis sudah bertemu dan saling bertukar kata. Tapi apa yang sekarang sedang terjadi?

Giovinco Braxton, Protagonis utama pria yang menjabat sebagai ketua OSIS, tampak terduduk diam sembari menatap lurus padanya. Bulu kuduknya seketika berdiri melihat tatapan tajam yang seakan-akan menyorotkan sinar laser dari kedua matanya.

Lucifer dibuat cukup heran karenanya, apakah efek kupu-kupu memang se-luar biasa ini? Bukankah dirinya baru saja datang ke dunia antah berantah belum lama ini, lantas kenapa semuanya seakan berubah cukup drastis?

Dikatakan demikian, karena hubungan antara protagonis utama pria dan juga antagonis utama pria diceritakan sangat buruk. Dalam novelnya, kedua pemuda ini akan saling melemparkan tatapan tajam kala berpapasan bahkan tak jarang berakhir dengan baku hantam.

Protagonis utama pria yang tak lain adalah Giovinco, memiliki perasaan benci dan dendam yang melekat erat di hatinya. Alasan yang mendasari kebencian Gio sebenarnya tidak terlalu dijelaskan secara detail, tapi beberapa pembaca menyimpulkan bahwa, kebencian Gio mendasar pada perilaku dan kepribadian dari Lucifer yang temperamental dan sangat ringan tangan.

Ditambah lagi dengan fakta bahwa Lucifer ikut terlibat dalam bullying yang menimpa protagonis utama wanita, Aleena Viana.

Dan hal itu pula yang membuat keduanya saling memusuhi satu sama lain.

“Apa yang kau pikirkan?” Suara dingin itu menyentak pikiran Lucifer yang bercabang-cabang

Ia menatap tepat pada manik Jade khas keluarga Braxton. Lantas ia menggelengkan kepalanya pelan, enggan untuk mengeluarkan suara meskipun hanya sepatah kata.

Melihat keterdiaman dan respon tenang dari musuh bebuyutannya, alis kiri Gio tampak naik dengan raut heran, jelas saja karena biasanya keduanya akan terlibat cek-cok yang berujung pada baku tumbuk. Keduanya sama-sama saling memiliki temperamen yang buruk.

“.. Gua keluar!” Setelah hening yang panjang, Lucifer akhirnya mengeluarkan suaranya meski lirih

Saat tangannya hendak memutar kenop pintu, suara dingin dibelakangnya menghentikan niatannya seketika.

“Siapa yang menyuruhmu keluar? Duduk diam disini! Kita belum selesai!!” Wow, sepertinya ketos satu ini telah memenangkan rekor dengan kalimat terpanjang yang dikeluarkannya pada Lucifer

Giovinco memang bukanlah pribadi yang dingin hanya cuek dan jutek. Sebenarnya ia cukup ramah, jika sudah merasa nyaman ia akan memperlihatkan sifatnya yang manja.

Lucifer menengok ke belakangnya, ia melihat pada sosok Gio yang sekarang sudah berdiri di dekatnya. Karena perbedaan proporsi tubuh, membuatnya harus selalu mendongak untuk menatap wajah menyebalkannya.

“Gw benci diatur-atur! Lagian kita orang asing dan juga musuh!! Gak ada alasan buat gw nurutin kemauan lo!” Setelah berucap demikian, Lucifer membuka pintu dan melangkah pergi, meninggalkan Gio yang menatapnya penuh antisipasi

Kembali lagi ke sisi Lucifer.

Setelah keluar dari ruangan suram bersama triplek menyebalkan, bukannya pergi ke kelas, ia malah berjalan kearah kantin. Berniat membeli minuman untuk meredakan rasa dahaganya.

Di perjalanan kembali ke kelas, Lucifer malah berpapasan dengan antagonis wanita yang tampak marah. Memilih untuk tidak peduli, Lucifer melewati antagonis wanita begitu saja, setidaknya sebelum suara bentakan menggema di telinganya.

A Chaotic Destiny ⟨ ALTEORANSMIVERS ⟩Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang