Happy reading ‼️
•
•
•
Cakrawala telah menghitam menandakan bahwa malam hari tanpa bintang telah datang. Tugas matahari telah tergantikan oleh rembulan yang mengisi kesunyian malam yang sepi.
Tampak seorang pemuda berwajah datar yang terduduk di meja belajarnya. Air mukanya yang serius menandakan bahwa ia tengah mengerjakan suatu hal yang penting.
Suara ketikan keyboard bergema di ruang kamarnya. Jari-jemari lentiknya terus bergerak lincah dengan gesit, layar desktop menampilkan berbagai kalimat acak bahkan ragam angka yang sulit dimengerti.
Tak!
“Gotcha..!” Lucifer berseru senang kala dirinya berhasil meretas sistem keamanan sebuah tempat
Sebuah video selayaknya rekaman CCTV muncul di layar desktop nya. Lucifer diam-diam mengumpat karena lemahnya sistem keamanan yang dipasang oleh mereka. Lantas ia segera memperkuat sistemnya dengan tambahan virus komputer yang cukup berbahaya. Rekaman CCTV sendiri nantinya akan terhubung dengan handphone miliknya yang telah ia modifikasi sedemikan rupa.
Sebenarnya ia sangat malas untuk sekedar melakukan tugas sepele seperti ini. Namun, karena paksaan dari Lucifer ( asli ) yang entah bagaimana bisa suaranya dapat terdengar tanpa melalui mimpi. Sayangnya, suara itu tak berlangsung lama, bisa dibilang timbul tenggelam dan sedikit samar.
“Laper..” Keluhannya mengudara sembari memegang perutnya yang keroncongan
Dengan itu, Lucifer berdiri dari duduknya dan menyimpan laptopnya di tempat yang aman. Ia berjalan santai ke arah dapur, setibanya di sana Lucifer membuka kulkas yang isinya hanya buah-buahan saja. Alisnya sedikit mengerut kesal, dibukanya lagi laci yang tergantung di dinding, kali ini mulutnya mencebik sebal.
Persediaan bahan makanannya sudah habis dan dia sangat malas untuk pergi keluar. Mau pesan online pun tak bisa, handphonenya sedang di charge dan laptopnya masih memproses.
“Hah... Terpaksa..!” Selepas menghela nafas Lucifer kembali ke kamar sembari mengunyah satu buah apel
Lucifer niatnya mau pergi ke Toserba tapi ia akan mengganti pakaiannya terlebih dahulu. Setelahnya, Lucifer keluar dari unit Apartemennya dengan piyama tidur yang dilapisi jaket hitam.
Lucifer berjalan santai sembari sesekali bersenandung lirih. Walau tampak santai, kewaspadaannya sama sekali tidak menurun. Matanya berkali-kali melirik kanan-kiri kiri namun hanya sekilas hingga tampak seperti biasanya.
Setibanya di Toserba, ia langsung melangkahkan kakinya memasuki bangunan kecil itu. Tungkainya melangkah menyusuri rak demi rak guna mencari makanan keinginannya.
Sebenarnya, sejak Lucifer memasuki area Toserba, pandangan orang-orang mulai tertuju padanya. Sebagian merasa kagum bahkan terpesona tapi tak ayal rasa iri kian menjalari hati.
Tapi Lucifer dengan sifat acuhnya jelas tidak mengindahkan semua pandangan tak berguna yang diarahkan padanya.Sedari tadi netranya hanya mengunci rak-rak berisikan makanan. Keranjang belanja di tangannya juga telah dipenuhi berbagai macam makanan berbeda jenis. Sampai kemudian, tatapannya mengunci pada Bento di rak paling atas, Lucifer hendak mengambilnya dengan berjinjit tapi apalah daya? Dirinya yang -EKHEM!- tidak mampu untuk menggapainya.
“Asu kata gua mah!” Umpatnya pelan
Tiba-tiba sebuah tangan muncul dari belakang tubuhnya, Lucifer sedikit menegang dan reflek berbalik. Rupanya tangan itu hanya berniat mengambil Bento di atas rak, hal itu tak lantas membuatnya lega begitu saja. Lucifer tau bahwa Lelaki yang tengah menatapnya datar itu bukanlah orang biasa, hawa keberadaannya bahkan tidak bisa ia rasakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Chaotic Destiny ⟨ ALTEORANSMIVERS ⟩
Teen FictionSeorang Pria dewasa yang menjabat sebagai CEO Q.K Group dinyatakan menghilang dari publik. Banyak orang yang berspekulasi namun hanya segelintir yang tahu betul bagaimana keadaan sesungguhnya. Varenzaa, dia adalah CEO yang menghilang itu, setelah me...