Happy reading ‼️
•
•
•
Drap!!!
Drap!!!
Drap!!!
Tap!!
Tap!!
Derap langkah diselingi nafas lelah terdengar di sepanjang jalanan sepi. Tampak seorang laki-laki dengan tinggi semampai yang berlari kencang bagai kuda pacu. Laki-laki itu tak lain adalah Allan, si inti Thunderbird yang tengil.
Tadinya, saat dia akan kembali menemui Lucifer, dia dikagetkan oleh dering telepon yang menuntut. Segera saja ia mengangkat telepon dengan sedikit kesal, namun kekesalan itu lekas hilang karena suara-suara gaduh yang didengarnya. Terlebih panggilan terputus kala suara tembakan bergema beberapa kali.
Karena hal itulah, dia langsung bergegas menaiki kuda besinya namun alangkah sialnya, motornya malah mengalami mogok disaat yang sangat tidak tepat. Dengan sangat amat terpaksa ia memacu kakinya untuk berlari sekuat tenaga guna menuju ke tempat dimana markasnya berdiri. Pemuda itu seakan lupa jika dirinya baru saja sembuh dari penyakitnya, saking khawatirnya.
“Hah... Sial! Please... Gua minta kalian bertahan, gua harap kalian gak kenapa-napa!!” pintanya dengan sepenuh hati
Laki-laki itu memang menyayangi anggota Thunderbird bahkan memperlakukan semuanya selayaknya keluarga, adalah rahasia umum tentangnya yang di buang oleh keluarganya sendiri karena alasan yang tidak logis.
Gimanapun juga, Allan tiba di markasnya setelah hampir dua jam lebih memacu kaki. Memasuki halaman depan, dapat ia lihat kekacauan di sana sini bahkan terdapat potongan tangan yang entah milik siapa, terkapar tak bergerak dalam kubangan merah. Di titik ini, matanya terbelalak perih, berat langkahnya untuk melangkah tak lekas membuatnya urung untuk membuka kenop pintu.
Berderit
Pintu terbuka perlahan, menampilkan seisi ruangan yang tampak sangat berantakan, matanya kian memerah dan basa oleh air mata kala melihat cipratan darah pada beberapa perabotan rumah. Bahkan dinding yang dilapisi wallpaper Dorameong telah rusak karena lubang yang mengepulkan sedikit asap.
“... Nggak..”
Keadaan menjadi hening seiring sejalan dengan menetesnya cairan bening dari kedua mata merahnya. Dia terduduk lesu di lantai marmer yang dingin, meratapi keterlambatannya dalam menyelamatkan teman-temannya.
DOR!!!
Setidaknya sebelum suara tembakan bergema satu kali.
Allan terperanjat, bangkit dari posisi duduknya seraya mengusap kasar air matanya. Dia berlari kencang ke arah halaman belakang, hendak menghampiri si pembuat kekacauan, niat membunuh terpancar jelas dari kedua manik coklatnya.
Tibanya ia di halaman belakang, hal pertama yang memasuki visinya adalah timah panas yang mengarah tepat pada kepalanya. Allan tak punya waktu lebih untuk menghindar, dia hanya bisa mematung tanpa banyak kata.
Tang!!
Trakk!
Terkejut.
Sepertinya hari ini adalah kesialan baginya, jantungnya sudah berkali-kali dikejutkan oleh banyak hal dan sekarang terjadi lagi. Beruntungnya dia sudah sembuh sejak beberapa hari yang lalu, jadi tidak akan ada masalah berarti seperti jantung bocor atau lain sebagainya.
Allan menatap ke samping pada tangan kecil yang dipenuhi oleh guratan melintang yang tampak basah. Tangan itu memegang sebuah pisau yang meneteskan cairan hijau cerah dari ujung bilahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Chaotic Destiny ⟨ ALTEORANSMIVERS ⟩
Teen FictionSeorang Pria dewasa yang menjabat sebagai CEO Q.K Group dinyatakan menghilang dari publik. Banyak orang yang berspekulasi namun hanya segelintir yang tahu betul bagaimana keadaan sesungguhnya. Varenzaa, dia adalah CEO yang menghilang itu, setelah me...