BAB 15

821 72 0
                                    

Happy reading ‼️

Tak!

Tak!

Tak!

Ceklek!

“Permisi tuan muda, berikut data-data yang ada minta beserta sampelnya, saya harap hasilnya memuaskan hati anda..” Seorang laki-laki dengan seragam khas butler berucap dengan pelan dan sopan

Selepas menyerahkan barang-barang yang diminta oleh tuan muda yang dilayaninya, butler berusia setengah baya tersebut melenggang pergi setelah membungkuk serta mengucapkan kata permisi.

Sedangkan, tuan muda yang disebutkan tampak terduduk diam sembari bersandar pada kepala kasur. Netra senada langit mendung miliknya menilik bait demi bait paragraf yang tercantum dalam surat resmi di tangannya.

Tangan kirinya menopang dagunya sembari memasang pose malas, beberapa menit setelahnya, helaan nafas lelah terdengar dari belah bibirnya. Tangan kanannya mengacak pelan surai putihnya hingga berantakan.

“Hah... Apa sih yang ada di kepalanya? Kenapa bisa dia tertarik kepada pemuda ini? Anak itu memang keturunan wanita itu, sama gilanya!” Monolognya

Tok!

Tok!

Tok!

Suara ketukan pintu membuat atensinya teralihkan, dengan alis terangkat sebelah, ia mempersilakan orang dibalik pintu untuk memasuki ruangannya.

“Masuk!” Titahnya dingin

Ceklek!

Saat pintu terbuka, iris sapphire serupa langit tanpa awan langsung bertabrakan dengan iris kelabu bagaikan langit mendung tanpa guntur.

“Kenapa?” Tanyanya dengan masih menggunakan nada yang dingin

Pemilik iris sapphire terkekeh geli mendengar pertanyaan yang sedikit tidak ramah dari saudara kembarnya.

Nothing! I'm just.. Mengunjungi istana mu, heh..!” Ucapnya jenaka

Mendengus sebal, tuan muda dengan iris kelabu bernama lengkap Freon Millan A' Greber, bertanya dengan suaranya yang terkesan malas.

I'm asking to you, Dylan!”

Lagi-lagi Dylan terkekeh geli, sembari membuka bungkus permennya, ia pun menjawab dengan santai.

I said nothing, gua cuma bosen trus niat ketemu lo buat tuker informasi! You know? Anak ketiga Maheswara berada di sekolah yang sama kayak gua..!” Ucapnya sembari mengulum permennya

Freon menghela nafas panjang, “So what? Cuma itu kan? Gua juga udah tau tentang itu, nih! Data-data tentang anak ketiga Maheswara yang terkenal sebagai berandal sampah dan tak berguna! Aku heran apa yang membuatmu sanpai begitu tertarik dengannya, foto-fotonya bahkan terpajang di sepanjang dinding kamarmu!” Jabarnya panjang lebar

Dylan mengerutkan keningnya tak suka, mendengar ungkapan saudara kembarnya membuatnya seketika tahu tentang siapa gerangan tikus yang telah berani mengotori ruangan pribadinya. Membuang permennya sembarang, Dylan berkata dengan garang.

“Siapa yang kasih Lo izin buat masuk ranah pribadi gua? Gua kan udah bilang buat nggak masuk kawasan gua sekalipun itu adalah saudara kembar gua sendiri! Lo gak mungkin lupa 'kan? Lo sendiri yang ngajuin persyaratan itu, dulu..!”

A Chaotic Destiny ⟨ ALTEORANSMIVERS ⟩Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang