BAB 9

1.4K 142 5
                                    

Happy reading ‼️

Kelopak mata yang tertutup akhirnya terbuka, menampilkan iris hitam jernih layaknya telaga. Sosok itu terduduk di antara bebatuan sembari mengelus pelan kepalanya yang berdenyut nyeri.

“Ini... Dimana?” Tanyanya bingung kala melihat tempat yang sangat asing di hadapannya

Sosok itu kemudian berdiri dari duduknya, melihat ke sekelilingnya dengan alis berkerut. Tempatnya berdiri kini dipenuhi dengan kabut hitam yang begitu tebal, tapi anehnya ia masih bisa melihat sekeliling dengan baik.

Sebenarnya dimana dia? Bukankah tadi dirinya tertidur di kamarnya di rumah? Lantas kenapa sekarang ia berada di sini?

Benar, dia adalah Papa dari RAF yang tak lain adalah Lucifer.

Lucifer melangkahkan kakinya berjalan menyusuri jalanan berbatu, medan yang cukup terjal tak lantas membuatnya kesulitan. Dia sudah terbiasa dengan keadaannya kini.

Semakin lama berjalan semakin menebal pula kabut asap yang mengelilinginya, meskipun sama sekali tidak mengganggu jarak pandangnya, tapi tetap saja membuat risih.

Semilir angin sepoi-sepoi menerpa wajahnya, membuat beberapa helai rambutnya beterbangan searah angin. Lucifer menutup matanya merasakan ketajaman dari tiupan angin, rasanya seperti menghadapi ribuan bilah pisau yang tajam.

Tempat ini benar-benar kasar dan keras.

“Eh! Ada danau?” Lucifer menemukan adanya genangan air serupa danau di tengah-tengah tempat itu

Anehnya lagi, disekitarnya tidak ada kabut sama sekali. Merasa penasaran Lucifer menghampiri danau tersebut dan betapa terkejutnya ia kala melihat wajah yang sangat dibencinya terpampang jelas dalam pantulan air.

“Aku..? Ini..” Luc-ah! Tidak!! Ekhem! Maksudnya Varenzaa memandangi dirinya sendiri yang terpantul dalam aliran danau yang tenang

Varenzaa merasa bingung, ia lantas melihat pada tubuhnya sendiri. Tubuhnya telah kembali ke bentuk semula, bahkan ia juga mengenakan pakaian formal yang dipakainya saat mati.

Ada apa ini sebenarnya?

“Oh? Sudah datang rupanya, Mr.V..?” Varenzaa menoleh dengan tatapan dingin yang kemudian berubah menjadi sedikit tertegun

Ia melihat Lucifer berdiri tepat di sampingnya sembari menyunggingkan seringai licik.

“Kau..?”

Lucifer menyeringai.

“Yap! benar, ini gua! Lucifer yang sesungguhnya !” Ucapnya terlihat bangga

Varenzaa terdiam sejenak sembari memasang wajah dinginnya, setelahnya ia menghembuskan nafasnya lelah. Yaudah sih wir.

“Lalu, apa yang terjadi sekarang? Kenapa aku bahkan kau berada di tempat ini?”

Bukannya bertanya, Lucifer malah terkekeh geli. Hal itu membuat Varenzaa bertanya-tanya tentang kewarasan bocah bloon di hadapannya ini.

“Gua disini cuma buat kasih tau informasi penting dan beberapa fakta yang gua yakin banget gak pernah lu sangka sangka!” Lucifer mengatakan hal itu dengan sorot mata tajamnya

Varenzaa yang sedari tadi mendengarkan hanya mengangguk sebagai respon, tak ayal membuat Lucifer berdecak sebal namun tetap tak dipedulikan oleh Varenzaa.

“Huft! Informasi yang gua berikan ini terkait dengan RAF dan juga Cobra, gua yakin lo pasti tertarik!”

“Ck, to the point!” Jawaban ketus dari Varenzaa mengundang lirikan sinis juga decakan kesal

A Chaotic Destiny ⟨ ALTEORANSMIVERS ⟩Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang