Setelah 2 minggu tinggal di rumah papa dan mama Aish kini, mereka berdua berniat untuk pindah ke rumah mereka
berdua, awalnya Aish menolak tapi melihat Abinaf yang sering telat pergi mengajar di pondok pesantren membuat Aish tidak tega, belum ada berubah di antara mereka, hari ini Aish masuk kuliah karna sudah hampir 2 minggu ia cuti kini waktu nya masuk"Lo benaran pindah rumah" tanya Aaira
"Iya, sering-sering main ke rumah gue ya" Ucap Aish dengan nada sedih
"Pasti dong, di tunggu debay nya" ucap Chayra sembari mengangkat 1 alisnya
"Jangan mintak itu dulu lah"
"Lo baik-baik aja kan Aish? " tanya Aaira ke pekaan Aaira di luar BMKG
"Gue takut, apalagi tinggal ber 2 , selama ini kan ada mama sama Izza yang bantuin gue" ucap Aish mulai terbuka
"Pasti bisa Ai, kita percaya kok sama lo, lo udah move on kan jangan bilang belum, gila kalau belum mah spek gus Abinaf lo tolak " cerocos Chayra
"Bukan nolak ra, gue belum terbiasa"
"Tapi kalian belum ada debat kan"
"Belum, ngomong aja jarang"
"Duh susah ya kalau anak pertama sama anak pertama, batu + batu keras banget" ucap Chayra dramatis
"Tenang aja Ai, lo pasti bisa jalani rumah tangga lo, lo kenapa sih gak mau di publish aja kalau gus Abinaf suami lo" ucap Aaira memberi saran
"Kalau gue mah udah, gue bikin gus Abinaf suami tercinta+terlove, ter sayangku, termanja ku, tergatengku, tersuamiku se-surgaku" ucap Chayra dramatis
"Makanya dari itu Allah gak ngasih gus Abinaf sama lo, soalnya lo itu alay" ucap Aaira menatap Chayra malas
"Gue belum siap aja, gue takut pandangan fansnya nanti gimana gue takut kalau ada fans nekat, kayak di wattpad-wattpad takut gue " ucap Aish tidak kalah dramatis nya
"Duh Ai, wattpad tuh imajinasi Author ini kan kehidupan Allah yang atur, masa percaya sama Author di banding Allah " ucap Chayra
"Udah dong ra, Aish kayak gitu pasti ada alasan tertentu, kita mah selalu sama lo Ai, apapun terjadi" ucap Aaira sembari mengelus penggung Aish
Skip
Sesampainya di rumah, Aish di antara oleh Chayra dan Aaira, karna Abinaf masih di kantor dengan papanya
"Assalamu'alaikum" ucap Aish
"Walaikumsalam udah pulang kak" tanya mama
" Udah ma, Izza mana ma?" tanya Aish
"Di kamar kak, gak bareng Abinaf kak"
"Gak ma, mas lagi sibuk'"
"Nah tu mobil papa sama Abinaf kayaknya kak"
Aish hanya mengangguk, sembari melihat mamanya menyiapkan makan malam
"Ma, Aish ke atas dulu ya"
Aish pun menuju kamar, Aish menatap kasur nya, sebentar lagi kamarnya ini akan kosong, banyak sekali kenangan Aish dengan Izza dengan temannya, bahkan dengan sepupu jauhnya, bayangan-banyangan di kamar terlintas di otak Aish
"kamu jangan khawatir aku gak bakalan sentuh kamu, sebelum dapat izin dari kamu" ucap Abinaf menatap wajah Aish
Kalimat tersebut terlintas di pikiran Aish, Aish pun segera mandi membersihkan badannya
"Turun yok makan" ucap Abinaf
"Gus duluan aja ya, nanti aku nyusul" ucap Aish
"Yaudah saya tunggu"
"Terserah gus aja " ucap Aish sudah pasrah karna percuma debat dengan Abinaf akan selalu ada jawaban nya
Setelah perdebatan kecil, mereka berdua pun turun ke bawah untuk makan malam
"Kak, kok gak semangat gitu" tanya papa menatap putri sulungnya itu yang sedang mengambil nasi untuk suaminya
Aish hanya tersenyum mendengar perkataan papanya
"Jadi kalian pindah, besok?" tanya mama
"Jadi ma" ucap Abinaf dan Aish serempak
Makan malam pun berjalan dengan lancar, Aish duduk di kasur menunggu Abinaf keluar dari kamar mandi
"Mas, aku mau ngomong" ucap Aish dengan hati-hati
"Mau ngomong apa" ucap Abinaf sembari mencubit pipi Aish
"Gus ihhh"
"Iya-iya mau ngomong apa istriku" ucap Abinaf
Pipi Aish sudah seperti kepiting rebus
Aish sangat malu menatap Abinaf"Kita jadi pindah besok"
"Iya, kamu mau sekarang? " tanya Abinaf sembari mengangkat kedua alisnya
"Gus, maaf yaa" ucap Aish pelan namun masih terdengar jelas di telinga Abinaf
"Hey kenapa nangis, aku cuman bercanda "
"Aku belum bisa jadi istri yang baik untuk Gus"
"Stt jangan ngomong gitu, kamu udah baik, mas tau buat lupain pacarmu itu tidak mudah tapi mas yakin kamu perlahan bisa" ucap Abinaf
Degg jantung Aish berdetak lebih cepat
bagaimana bisa Abinaf tau dengan mantan pacar itu"Gus.. "
"Maafin mas juga ya, sering sibuk, sering telat jemput istri mas ini" ucap Abinaf sembari mencubit pipi Aish
"Udah jangan nangis, biar kamu gak galau mending sekarang kita jadian, kita pacaran sekarang " ucap Abinaf
"Hah? "
"Ya pacaran setelah nikah, gak ada yang larang"
"Mas.."
"Aku gak terima penolakan apapun itu Aisha" ucap Abinaf yang lebih dulu memotong pembicaraan Aish
"Sudah sekarang Ambil air wudhu kita sholat isya dulu"
"Iya Gus"
Setelah sholat isya berjamaah, kini Abinaf membaringkan kepalanya di paha Aish, Aish yang sedang membaca Al-quran kaget dengan tingkah Abinaf
"Maafin mas ya, kita jarang ngabisin waktu ber dua, mas janji kalau kita udah tinggal ber 2 kita bakalan sering ngabisin waktu berdua, mas gak bakal bawa perkerjaan kantor di rumah maupun perkerjaan mas di pesantren" ucap Abinaf panjang leber
Aish hanya menatap suaminya dengan senyuman
"Makasih ya gus, udah mau nerima aku"
"Stttt gak boleh ngomong gitu"
"Ya allah, makasih ya allah perlahan-lahan hubungan kami membaik, akan kah rasa cinta ada di antara kami atau hanya rasa kasian, atau mungkin hanya rasa menghormati orang tua kami saja, tapi hamba percaya ya allah semuanya pasti ada jalannya" Batin Aish menatap wajah Abinaf sembari mengelus rambut Abinaf
Pagi pun tiba, kini mereka berdua sudah sampai di rumah mereka berdua, tapi hanya papa dan mama yang mengantar mereka, Izza harus kesekolah pagi-pagi karna ada tugas Osis, Aish sangat sedih karna Izza tidak bisa ikut melihat rumah baru Aish dan Abinaf
"Mas, aku izin ke supermarket mau beli sayur" ucap Aish
"Kamu nikah sama mas buat apa, kamu itu bukan babu mas, kita nikah sama-sama saling bantu bukan hanya 1 saja yang kerja, yok mas antar ngomong sama mas, jangan ngengsi " ucap Abinaf, menutup laptop
Aish terdiam mendengar perkataan Abinaf, ia sangat takut karna akhir-akhir ini Abinaf sering kali posesif
Aish sangat takut apalagi mereka tinggal berdua di rumah, Aish takut jika Abinaf kdrt pikiran Aish sudah kemana-mana.Happy Reading guys
gimana nih kejadian apa terjadi di supermarket?
Nih si gus udah mulai posesif
Aish nunggu di ungkapin gus
Batu+batu
KAMU SEDANG MEMBACA
AL-GHAAZIY
General Fiction"ya Allah jika jodoh dia orang, aku juga orang ya Allah" Ucap Aish setiap kali melihat seseorang itu yang baru saja duduk di kursi pengajian Akbar. cerita ini tentang Aish seseorang gadis yang jatuh cinta dengan ustadz muda, semenjak ustadz muda...