24/7 with Izza

181 9 0
                                    

Aku tau kenapa kita di pertemukan lebih awal karna kita tidak akan tua bersama

Daffa PrakaBumi


Hari ini jadwal Gus Abinaf berangkat ke Singapore, sementara Papa Aish akan berkunjung ke malang bacang perusahaan milik keluarga mereka, semenjak menikah dengan Aish, Gus Abinaf banyak belajar tentang perusahaan, untuk satu minggu yang akan datang Aish akan tinggal di rumah kedua orang tua nya, mengingat HPL Aish bulan depan, maka Gus Abinaf mengejar waktu supaya nanti tidak terlewat kan momen yang sangat berati bagi setiap orang tua

"Aku pergi dulu ya Humaira, surat nya jangan di buka sekarang ya, kita buka sama-sama awal bulan nanti" Ucap Gus Abinaf sembari mengecup kening Aish

"Cepat banget nulis suratnya Mas" Tanya Aish heran

"Takut gak sempat Humaira, Mas pergi dulu yaa"

Aish masih berdiri menatap mobil Gus Abinaf yang hilang dari pandangan nya
Aish pun masuk ke dalam rumah kedua orang tuanya, Aish melihat Mama dan Izza yang sedang menyiapkan makan malam untuk mereka

"Makan dulu kak" Ajak Mama

Aish duduk di samping Izza, Mama dengan sigap membantu Aish duduk
Setelah makan malam berlalu kini Aish di kamar Izza, Aish merasa bosan kalau untuk tidur sendiri

"Gimana sama Sky? " Tanya Aish

"Hah? Kok tiba-tiba nanya Sky kak? " Tanya Izza balik

"Gak salah kan, kakak nanya apalagi dia suka lo sama kamu dek, dia tu baik ya"

"Kak, baru sekali ketemu dia kak, duh kelakuan itu lo kak"

"Ya gak papa gak ada salahnya kita nerima orang yang kayak gitu siapa tau berubah"

"Ya udah kakak aja sama Sky" Ucap Izza cepat

"Ehh kakak kan udah ada Mas Sadam, jangan ngambek dong" Bujuk Aish sembari mengelus rambut Aish

"Kak, nikah capek yaa" Tanya Aish sembari memperhatikan wajah Aish

"Capek pasti dek, tapi ini udah kewajiban kakak"

"Kak, kalau kakak belum nikah mungkin kita bisa sama-sama terus ngabisin malam curhat, cerita Papa, Mama"

"Iyaa, sekarang kan sama-sama"

"Satu minggu aja tuh kak"

"Bersyukur dek"

Malam berlarut Aish dan Izza pun tidur telelab, menghabiskan satu malam saja hanya beberapa saat bagi mereka berdua, terutama Izza sangat merindukan momen ini.

Siang ini Aish dan Izza aku menghabiskan waktu untuk shoping dan jalan-jalan menghabiskan waktu dan uang, Izza sangat bersyukur punya kakak yang royal, dari dulu Aish tidak pernah membatas kan kemauan Izza bagaimana pun Izza adek Aish satu-satunya

"Kak, aku ke toilet dulu ya" Pamit Izza
Aish mengangguk sebagai jawab, Aish masih fokus menatap layar hp wallpaper poto mereka nikah pertama kali fotbar dan pena pink sebagai kenangan Gus Abinaf salah membawa pena dan akhirnya sekarang malah pemilik pena yang di bawa Gus Abinaf

"Sendiri aja" Aish menoleh ke arah suara, suara orang tersebut terus tengiang-giang jelas di benak Aish, bahkan Aish tidak bisa melupakan suara laki-laki itu

"Gak, sama Izza" Balas Aish

"Ohh gitu, boleh gue duduk, gue cuman sebentar kok" Ucap Bumi laki-laki itu Bumi lagi dan lagi Bumi berhasil menemukan waktu Aish yang sedang sendirian

"Gue mau mintak maaf kejadian waktu di Villa"

"Lupain aja udah 2 minggu yang lalu" Ucap Aish santai

"Dan gue mau mintak maaf tentang perasaan gue"

"Mi, perlu berapa kali gue bilang sama lo, gue udah punya suami plis lupain gue, gue gak mau bikin lo teriksa Mi"

"Kalau perlu benci aku Mi, aku kan yang jahat tiba-tiba nikah"

"Melupakan kamu saja sudah menyiksa ku, apalagi membenci mu, berbahagialah aku benar-benar tidak bisa membencimu" Ucap Bumi menatap Aish dengan serius

"Mi, di luar sana banget cewek-cewek yang lebih dari gue, gue capek Mi, harus ketemu pasti kita debat"

"Iya Ai, ini bukan tentang aku kamu, ataupun suamimu tapi ini tentang hati"

"Hatimu di kendali oleh dirimu bukan, sekali lagi gue pertegaskan lupain perasaan lo, anggap aja hubungan kita gak pernah ada, kita hanya teman, hanya teman sebatas teman" Ucap Aish menekan kata teman

"Ya itu memang teman Ai, kamu tau kenapa tuhan mempertemukan kita lebih awal sebelum kamu ketemu Gus Abinaf? " Tanya Bumi

"Kenapa? "

"Karna kita tidak pernah tua bersama Ai" Ucap Bumi meninggalkan Aish yang masih terduduk diam, Aish mencerna setiap kata-kata dari Bumi

"Aku akan selalu menjadi teman mu Mi, apapun itu dan apapun tolakan mu sebagai teman mu" teriak Aish

Bumi yang mendengar itu tersenyum tipis

"Pada akhirnya Ai, melupakan kegagalan yang fatal bagiku dan sekarang kamu memintaku untuk membencimu? " Batin Bumi

"Siapa kak?" Tanya Izza memperhatikan tetapan Kosong

"Bumi"

"Ohh"

"Dek, kamu tau kan Bumi mualaf? " Tanya Aish dan di angguki Izza

"Itu masalahnya"

"Astagfirullah kakak, orang mualaf kok jadi masalah sih"

"Bukan gitu dek, maksud kakak dari situ masalahnya, kakak kira Bumi udah biasa aja sama kakak tapi justru ketika dia Mualaf dia semakin berharap sama kakak, kakak juga gak habis pikir sama tu orang, dia udah jelas lihat sendiri kondisi kakak lagi hamil"

"Itu tahap move on mungkin kak, doain aja semoga kak Bumi dapat yang spek kayak kakak juga biar gak sedih-sedih amat tu orang" Canda Izza

Setelah Mall dengn Izza, Akhirnya Aish pulang ke rumah, Aish langsung merebahkan badannya, rasanya kalau kelamaan duduk bagian pingang Aish sering sakit

Tingg.....
Aish mengira pesan dari Gus Abinaf tapi justru pesan tersebut dari Bumi

08*******
Hai Ai.. Aku Bumi
Maaf ya, aku lancang mencintai mu lagi padahal aku sudah tau kamu sudah punya suami, aku gak bakalan ngangu kamu lagi, masih terbuka kah pintu untuk sahabat mu yang bandel jni?

Pintu untuk mu sudah di dobrak lebih dulu oleh mu Mi, jadi sekarang tidak berpintu, jadi mari berteman kembali
Sebagai saudara muslimku versi terbaikmu

Aish menatap layar Hp, kalau boleh jujur Aish masih mencintai Bumi tapi rasa cintanya kepada Bumi mangelahi seluruh planet, setelah melamum memikirkan Gus Abinaf dan memikirkan cara pikir Bumi, akhirnya Aish memutuskan untuk tidur siang

Gimana guys
Maaf kalau kurang nyambung yaaa

Jangan lupa vote, comment, follow ya biar gak ketinggalan cerita akuu yaa

Mohon maaf kalau terdapat banyak typo ya guys

Salam hangat yaaa
Dari saya much
Makasih banyak udah baca ya
tunggu end nya yaaaa

AL-GHAAZIY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang