Tidak usah khawatir Humaira, tidak lah mungkin aku membagi waktuku padahal kamu tau jikalau aku hanya punya waktu untuk dirimu seorang
Gus Abinaf Al-Ghaaziy
Suara isak dari kamar, Aish terus menahan dirinya agar tidak mengeluarkan suara tangis yang kecang apalagi di rumah Abah dan masih banyak tamu di luar
"Bagaimana Gus Abinaf" Tanya laki-laki paruh wali Kila
"Saya setuju pak.. "
"Lo gila ya" Ucap Umar yang reflek memotong ucapan sepupunya
"Maksud kamu apa nak" Tanya Umi
"Kamu lihat Aish dia bukan hanya memilih kamu saja tapi kita yang di pilihnya sebentar lagi akan jadi milik aku seorang Aish, ya seorang" Batin Kila tersenyum tipis
Gus Abinaf menarik nafasnya panjang
manatap Abah dan Umi sekilas"Saya setuju pak, mendapat istri saya apa kurang jelas pak? Istri saya tidak mau di madu dan saya tidak akan memadukan istri saya sampai kapanpun" Ucap Abinaf dengan wajah datar
"Barani sekali kamu mempermalukan saya" Ucap Ayah Kila
"Bapak kira hanya bapak di permalukan, istri saya yang kalian bandingan dari tadi dengan anak bapak yang suka membuly santri yang lain, gitu bapak bilang santri" Ucap Abinaf sinis menatap Kila
Mendengar kata penolakan dari Gus Abinaf keluarga Kila pun pergi sementara Kila menahan malu dan segera memintak maaf kepada Umi, Abah dan Gus Abinaf setelah itu ia kembali ke asrama, keluarga Kila menawarkan agar kita pulang dan tidak usah lagi tinggal di pesantren tapi Kila menolak karna niatnya ingin berubah
"Ini awal kehancuran lo" Monolog Kila sembari turun dari tangga rumah Abah
dengan tangan mengempal dan rasa hati yang sangat panasGus Abinaf membuka pintu kamar melihat Aish yang terbaring dengan muka yang tertutup dengan selimut suara isak tangis Aish terdengar jelas di telinga Gus Abinaf
"Humaira" Ucap Gus Abinaf sembari mnegelus rambut Aish
"Mas mintak maaf"
"Gus jahat banget sama aku, harusnya Gus gak usah terima perjodohan ini harusnya gus bilang kalau Gus udah punya calon di pesantren bukan nya gus yang bawa aku ke pesantren buat lihat calon gus, sekarang aku mau pulang" Ucap Aish sembari menangis
"Dengarin mas dulu ya Humaira"
"Gak usah manggil Humaira"
"Dengarin dulu sayang"
"Gak usah sayang"
"Zaujati.... "
"Gak usah zaujati"
"Kan kamu istriku, aku mintak maaf Aish, kamu dengari dulu penjelasan aku, aku gak akan nikah sama perempuan yang buly kamu" Ucap Gus Abinaf sembari memeluk Aish
Tangis Aish pecah di dalam pelukan Gus Abinaf, Gus Abinaf mengelus punggung Aish, Aish sangat nyaman tangis Aish reda, Gus Abinaf membaring tubuh Aish
karna kewalahan menangis Aish pun terlelab tidur di pelukan Gus Abinaf
KAMU SEDANG MEMBACA
AL-GHAAZIY
General Fiction"ya Allah jika jodoh dia orang, aku juga orang ya Allah" Ucap Aish setiap kali melihat seseorang itu yang baru saja duduk di kursi pengajian Akbar. cerita ini tentang Aish seseorang gadis yang jatuh cinta dengan ustadz muda, semenjak ustadz muda...