Halo Readers
Author update lagi nih!
Hayo mana yg kemaren minta buruan update??
Happy Reading ❤️
🍁🍁🍁
Meeting berlangsung cukup singkat hingga menjelang jam makan siang. Aku berdiam di kantorku setelah memesan makanan via delivery order. Masih ada sekitar dua jam waktuku untuk menjemput Aska dan Nala. Aku memutuskan makan sambil menonton youtube, mengistirahatkan otakku sejenak setelah meeting yang melelahkan.
"Bos?" seperti biasanya Diki merecokiku. Dia berjalan santai ke ruanganku lalu duduk di sofa.
"Lowongan kerja udah gue pasang, Bos! Gue kasih syarat spesifik biar yang ngelamar yang bening-bening," kekehnya.
"Nggak usah aneh-aneh. Asal berpengalaman aja cukup. Gue nggak sempet ngadain training segala. Kita cuma butuh perbantuan, bukan reguler," tekanku.
"Siap, Bos!"
Aku hanya membutuhkan dua orang perbantuan untuk pameran nanti karena jumlah karyawanku sendiri sudah cukup banyak. Sempat terlintas dipikiranku untuk meminta bantuan Aska dan Nala, karena Sabtu-Minggu mereka libur sekolah. Alasanku sederhana, tak perlu membuka lowongan hanya untuk dua orang saja. Lagipula aku yakin mereka cukup pintar kalau hanya untuk menarik pelanggan.
Tapi setelah kupikir lagi bukan ide bagus. Aku takut dua bocah rusuh itu akan bikin kacau kalau disatukan. Aku mengenal mereka. Hanya bisa anteng paling lama setengah jam jika bersama, setelahnya tentu adu mulut dan cekcok tidak jelas.
🍁🍁🍁
"Gue jemput adek gue dulu, Dik," pamitku pada Diki ketika aku melewatinya yang sedang membantu menaikkan produk-produk kami ke atas pick-up untuk pengiriman ke pelanggan hari ini.
"Tumben, Bos?"
"Ban motornya bocor," jelasku, "tolong ntar telponin temen lo yang punya bengkel itu, ya? Bisa nambal juga, kan? Langsung ke rumah aja," pintaku ke Diki.
"Siap, Bos!"
"Thanks, Dik!" tak lupa aku berterimakasih.
"Okay. Ati-ati, Bos!" serunya.
Lalu aku segera ke sekolah Aska yang dulunya juga tempatku menuntut ilmu.
🍁🍁🍁
Aku menunggu di depan gerbang, masih didalam mobilku. Tampak anak-anak sekolah itu keluar, tak sekalipun kulihat Aska atau Nala diantaranya. Kubuka aplikasi whatsappku, baik Aska maupun Nala sudah kukirim pesan lima belas menit yang lalu, tepat ketika aku sampai. Tak seorangpun dari mereka membalas.
Kutelepon Aska, tapi tak kunjung menjawab. Ponsel Nalapun tidak bisa dihubungi. Kemana dua bocah itu. Kuputuskan untuk menunggu lima belas menit lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sad Things About Renala [END]✔️
Teen Fiction🐼RORA X HAECHAN🐻 ⚠️DILARANG PLAGIAT!!!! DOSA!!! Renala Sabitha: Memang benar hadirnya aku adalah sebuah kesalahan. Tapi aku sama tak berdosanya sepertimu. Arshaka Argantara: Bagaimana bisa seseorang yang tak merasakan kasih sayang penuh bisa menci...