"Kau kemana saja, menghilang dari kemarin" ujar seki saat melihat Rathara berjalan mendekat ke truck hitam milik siswa paruh waktu.
"Menemui si tua di kota tanpa nama" Rathara memanjat naik ke bak truck.
"Jadi bagaimana?" Murayama menatap Rathara dengan antusias. Tapi lihatlah wajahnya sekarang terdapat beberapa luka disana.
"Ku rasa mereka akan datang, ayyy Mura ada apa dengan wajahmu" Rathara mendekati Murayama dan menyentuh wajah Murayama yang terluka.
"Bukan masalah, intinya Daruma ikka akan bergabung dengan kita" Murayama berbicara dengan nada sombong.
"Tetap saja kenapa tidak di obati dulu" Rathara dengan sengaja menekan luka Murayama dengan jempolnya.
"Awshhh sakit" Murayama sontak berpaling karena Rathara yang dengan sengaja menekan lukanya yang masih baru.
"Kalau tau sakit maka obati dulu, baka" Dengan cepat tangan Rathara beralih dan memukul kepala Murayama cukup kuat.
"Aku menunggu agar kau obati" Murayama tersenyum tanpa rasa bersalah pada Rathara. Sedangkan gadis itu hanya menatapnya dengan tatapan tak niat.
"Sudah ku bilang, kalau berkelahi itu jangan sampai melukai wajah. Pesona kita itu ada disini" Rathara memutar tangannya di sekitar wajahnya sendiri.
"Itu tandanya tak ada penghargaan yang kau dapatkan saat berkelahi" Murayama menggelengkan kepala. Ia selalu seperti itu membiarkan lawannya menghajar wajahnya hingga babak belur.
"Penghargaan apanya jelek sekali" Rathara memutar bola matanya dengan malas.
"Aku penasaran dengan keadaan disana" salah seorang siswa paruh waktu berujar saat stasiun terbengkalai yang menjadi tujuan mereka saat ini sudah mulai terlihat.
"Aku juga, setahuku Sannouh sudah ada di sana" ujar Ratna sambil menatap ke arah Stasiun tua tersebut.
Furuya memang seorang pemuda yang sangat brutal. Ia mengendarai truck hitam milik Oya Kou dengan ugal-ugalan, bahkan tanpa ragu menabrak apa saja yang menghalangi jalannya.
Begitu mereka memasuki stasiun, Furuya menabrakkan truck itu ke sebuah besi pembatas hingga besi itu terbuka. Dan benda apa saja yang ada di sekitar pagar itu terlempar dari tempatnya.
Pertarungan tampak sudah panas disini. Rathara mengikuti langkah siswa paruh waktu lainnya yang sudah melompat turun dari truck, begitu truck berhenti.
Murayama berjalan didepan dan Rathara serta siswa paruh waktu lainnya dari belakang.
"Jajang~" Murayama merentangkan tangannya dan tersenyum dengan menyeramkan. Beberapa lawan dari doubth langsung berlari pergi melihat kehadiran Oya Kou.
"Ikuzo temera!!" Teriakan perintah dari Murayama itu membuat para siswa Oya Kou berlari dan mulai menyerang musuh mereka kali ini.
Bahkan Rathara dalam menit pertamanya berkelahi sudah menumbangkan beberapa orang lawan. Tapi itu bukan berarti lawan yang berdatangan ini berkurang jumlah mereka sangat banyak.
"Yakkkk" Rathara berlari lalu merendahkan tubuhnya ke lantai, satu kakinya di tekuk dan satu lagi ia gunakan untuk menyangga kaki lawannya hingga terjatuh.
"Bagaimana bisa seorang gadis lolos sampai kesini? Mau ku antar pulang?" Seorang anggota doubth menghampiri Rathara dengan tatapan penuh meremehkan. Rathara mengangkat satu kakinya dan menendang sisi wajah pria tersebut, alhasil pria itu terpental beberapa meter ke samping.
"Bagiamana bisa orang lemah lolos kesini?" Satu kata untuk menggambarkan seorang Rathara saat ini, Brutal.
Entah saat meninju, menendang, bahkan mematahkan anggota tubuh lawannya sorot mata gadis itu tanpa belas kasihan.
KAMU SEDANG MEMBACA
love and fight
Teen FictionMenjadi petarung itu sangat menyenangkan bukan? Tapi bagaimana kalau kau kehilangan orang yang kau cintai disaat bertarung? "Cintaku sudah habis" "Tidak, cintamu tidak pernah habis hanya untuknya. Kau masih bisa mencintai dan mendapatkan cinta yang...