☆16☆

76 6 0
                                    



"Yuken"

"Kenapa kau tak memeriksa ponselmu? Agar duduk dan digoda pemuda lain disini?" Yuken tampaknya kesal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Kenapa kau tak memeriksa ponselmu? Agar duduk dan digoda pemuda lain disini?" Yuken tampaknya kesal. Tapi Theo bahkan memperihatinkan.

"Aku meninggalkan ponselku di ruang kerja" Rathara mendekati Yuken.

"Apa yang Sachio lakukan disini?" Tanya Yuken sambil menatap kesal ke arah Sachio.

"Dia menemaniku, kau kan bilang aku tak boleh minum sendirian" Rathara langsung menggandeng tangan Yuken. Tak ada gunanya memulai pertengkaran yang lebih besar, Yuken tampak marah.

"Theo kau baik-baik saja?" Nanashe memperhatikan seluruh tubuh Theo. Hanya luka kecil di sudut bibirnya.

"Siapa kau?! Berani sekali kau memukulku! Kau pikir kau siapa?" Theo berteriak dengan amukan.

"Perlukah aku memperkenalkan diri? Odajima Yuken pembunuh dari Housen" ujar Yuken, tangannya dengan posesif menarik pinggang Rathara agar lebih dekat ke arahnya.

"Pacarku sudah disini, aku pulang dulu ya" Rathara sepertinya mabuk. Padahal sejak tadi ia baik-baik saja.

Rathara lalu menarik tangan Yuken dan Sachio menjauh. Rathara membawa mereka menuju ruang kerja Rathara di lantai 3.

"Itu pacar Rathara?"

"Kau lihat? Pacar Rathara sungguh luar biasa"

"Ya lebih keren dari Sachio Ueda tadi"

"Aku harus minta Rathara memperkenalkanku pada beberapa temannya"

"Pria itu benar-benar definisi tipe ideal Rathara"

"Sachio, aku sangat menghargai pertemanan kita. Dan pertemananmu dengan Rathara sungguh. Aku berterima kasih karena kau sudah menemani Rathara hari ini. Tapi, jangan terlalu dekat dengannya. Aku meminta ini sebagai seorang teman" Rathara masuk lebih dulu ke ruang kerjanya. Tapi Yuken menahan Sachio yang hendak masuk.

"Aku melindunginya sebagai teman. Lagi pula kau kemana saja dan membiarkan Rathara kehujanan?"

"Aku punya pekerjaan yang harus aku selesaikan. Terimakasih untuk hari ini, tolong pulanglah" Yuken berusaha berbicara baik-baik. Ia harus melawan rasa cemburunya, ada hubungan yang harus di jaga.

"Baiklah aku pulang, jaga Rathara lebih baik. Dengarkan aku Yuken, aku menyukai Rathara sejak lama. Jangan buat aku harus merebutnya secara paksa karena pekerjaan pentingmu itu" Sachio menepuk pundak Yuken lalu ia pergi.

Begitu Sachio pergi Yuken berbalik dan memukul tembok di belakangnya. Benar kata Sachio, ia harus menjaga Rathara lebih baik lagi. Ia tak bisa merusak hubungan mereka. Entah pertemanannya dengan Sachio dan hubungan asmaranya dengan Rathara. Dan penting juga tidak merusak pertemanan Rathara dan Sachio.

Saat ia masuk Rathara sedang berdiri menghadap jendela kaca yang sangat besar. Dari jendela itu mereka bisa melihat dengan jelas aktivitas kota didepan sana.

love and fightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang