☆9☆

98 13 0
                                    

"Kalian ini mau botak juga ya!" Rathara berlari kecil ke arah empat Raja Housen yang sedang menunggunya di sebuah kafe. Dan juga ada Sachio disana.

"Kau ini datang langsung marah-marah, kenapa sih" Jinkawa menjitak dahi Rathara pelan. Hal itu membuat Rathara mengelus-elus dahinya sambil mengerut.

"Pesan sesuatu dulu" Yuken menyodorkan buku menu ke arah Rathara.

"Secangkir kopi dengan cheesecake saja" belum juga menerima buku menu Rathara sudah menentukan pilihannya. Yuken hanya mengangguk dan berdiri hendak pergi memesan kopi dan cheesecake untuk Rathara.

"Apa lagi kali ini?" Tanya Sachio pada Rathara.

"Kalian tak bilang sama sekali soal Redrum yang beredar di Toarushi!" Rathara menghela nafas dengan kesal.

"Ohh kami juga baru tau kemarin, memangnya kenapa?" Jinkawa memainkan rambut panjang Rathara. Tapi begitu Yuken kembali ia langsung menepis tangan pemuda itu.

"Ada yang mengedarkan obat-obatan sialan itu lagi di Oya Kou. Aku harus mencari tau pelakunya"

"Jadi para siswa Oya mengedarkan Redrum?"

"Entahlah, aku belum bisa memastikan " Rathara mendaratkan kepalanya di atas meja. Ia mengangkat kepalanya lagi dan sesekali menjatuhkan lagi kepalanya selama beberapa kali. Tapi saat ia hendak menjatuhkan kepalanya lagi tangan Yuken menghalangi jarak antara kepala dan meja.

"Hati-hati" ujar pemuda itu.

Rathara akhirnya mengangkat kepalanya dan bersandar di sandaran sofa yang ia duduki.

"Kami juga sedang menyelidiki hal ini, tapi sejauh dari informasi yang kami dapatkan sumbernya dari SWORD" ujar Shidaken.

"Ya itulah masalahnya, kenapa harus dari SWORD?! arghh baru beberapa saat berlalu sejak kasus pertama" Rathara mengacak rambutnya dengan frustasi. Beberapa bulan lalu ia sibuk bersama SWORD untuk menyelesaikan permasalah narkoba yang di edarkan oleh Kuryu. Tapi kali ini datang lagi, dan tidak mungkin dari Kuryu, grup itu sudah bangkrut.

"Apakah mungkin dibuat oleh mantan pekerja disana?" Ucapan Yuken itu menghentikan gerakan Rathara. Ya benar, ucapan Yuken ada benarnya. Bisa jadi saat pabrik Redrum di hancurkan, ada yang secara diam-diam menyimpan resep dan cara pembuatan obat terlarang tersebut. Lalu setelah masalah soal Kuryu berlalu barulah mereka beraksi dan mengedarkan Redrum lagi.

"Kau ada benarnya, aku akan mencari tau tentang ini" Rathara langsung mengambil ponselnya dan mengirim pesan pada asistennya. Kalau saja Rathara ingin menggunakan kekuatan kakeknya dalam kasus ini pasti ia sudah menemukan jawabannya. Tapi sekali lagi ini adalah masalahnya dan ia tak perlu melibatkan keluarga kecuali, kakeknya menawarkan bantuan. Sama halnya seperti di saat pemutusan hubungan kerja sama antara Onizuka ikka dan Kuryu Grup.

"Kau punya lebih banyak koneksi, kenapa tidak di gunakan" bahkan Sawamura saja tak dapat menebak isi pikiran Rathara.

"Belum ada yang memberikan informasi yang memuaskan. Semuanya berjalan begitu lambat"

"Ini pesanannya" seorang pelayan mendekati meja mereka dan meletakkan kopi dan cheesecake milik Rathara di atas meja.

"Arigatou" ujar mereka serempak. Hal itu membuat pelayan itu tersentak kaget dengan suara mereka yang cukup besar. Bahkan Rathara juga terkejut.

"Makan dulu baru lanjut ngomel" Yuken menggunakan garpu kecil untuk memotong cheesecake Rathara agar lebih kecil. Lalu ia mengarahkan cheesecake itu ke arah mulut Rathara.

Sedangkan gadis itu hanya pasrah dan menerima suapan dari Yuken. Beberapa hari yang telah berlalu ini membuat keduanya semakin dekat. Bahkan Yuken semakin terang-terangan menunjukkan perasaannya. Walaupun memang ia cukup jujur sejak awal soal rasa sukanya.

love and fightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang