"Ayo berangkat" Tsukasa menatap Rathara yang duduk dengan tatapan kosong ke arah TV yang menyala.
"Rathara, kita harus pergi ke sekolah" Tsukasa menepuk pundak Rathara dengan pelan.
Sudah beberapa hari berlalu sejak Final mission dijalankan. Dan sudah beberapa hari ini juga Rathara sama sekali tak keluar rumah. Awalnya Tsukasa masih memahami karena mengira adiknya ini kelelahan dan butuh lebih banyak istirahat.
Tapi setelah ia sadari, Rathara seakan-akan kehilangan semangatnya untuk beraktivitas. Ia tak banyak bicara, tak fokus dengan apa yang sedang ia kerjakan.
"Aku... akan tetap di rumah" Rathara memang sudah rapi sejak pagi. Ia memang berpikir untuk bersekolah hari ini, tapi ia kehilangan niat beberapa menit lalu.
"Kau akan terus seperti ini? Ayolah kakek akan marah kalau tau kau bahkan tak pergi ke sekolah"
"Aku tak mau"
"Fujio sudah kembali ke sekolah" Tsukasa berharap Rathara kembali seperti dulu.
"Selamat atas kepulangannya" Rathara hanya terus menatap kosong ke TV didepannya.
"Kau harus melupakannya" Tsukasa sadar kalau Rathara terus terperangkap pada bayang-bayang Smoky. Bahkan di tidur malamnya Tsukasa sering mendengar Rathara memanggil nama pemuda yang sudah tiada itu.
"Bagaimana aku bisa? Bagaimana aku pantas?" Rathara terkekeh kecil, walaupun Tsukasa berdiri tepat didepannya ia hanya bisa melihat hari dimana Smoky terbaring tak bernyawa.
"Kau bisa, carilah orang baru Rathara. Hidupmu masih panjang" Tsukasa menggenggam kedua bahu Rathara.
"Aku tak pantas Tsukasa, aku hanya akan semakin merasa bersalah" Tatapan satu yang datang dari Rathara menggores hati kecil Tsukasa. Adiknya sekehilangan ini, seterluka ini, dan rasa bersalah yang tak terbayarkan.
"Kau pantas, dia pergi bukan untuk melihatmu menderita seperti ini. Kau harus menemukan cinta yang lain"
"Cintaku sudah habis"
"Tidak cintamu tidak pernah habis hanya padanya. Kau masih bisa mencintai dan mendapatkan cinta yang lebih besar " ucapan Tsukasa terdengar begitu tegas dan penuh keyakinan. Bahwa memang pada dasarnya cinta Rathara itu belum habis.
"Sudah habis"
"Belum, kau hanya belum menemukannya lagi." Rathara sama sekali tak merespon. Ia merasa perkataan Tsukasa ada benarnya, tapi rasa bersalahnya mendominasi.
"Ayo berangkat" Tsukasa mengelus lembut rambut Rathara.
Rathara yang juga merasa bersalah karena sudah merepotkan Tsukasa selama beberapa hari.
•
"Rathara-san!" Jamuo yang melihat Rathara berjalan masuk bersama Tsukasa melambaikan tangannya.
Ada Fujio dan beberapa siswa kelas 2 lainnya. Ia dengar Tsukasa dan Fujio membentuk fraksi, jadi Rathara menyimpulkan para siswa itu adalah anggota fraksi baru itu.
Rathara hanya tersenyum tipis lalu mendaratkan bokongnya di sofa yang ada di sana. Mereka sekarang berada di rooftop, tempat yang bisa di bilang menjadi markas mereka.
"Lama tak berjumpa" Fujio tersenyum manis ke arah Rathara, tapi gadis itu sama sekali tak merespon. Ia hanya mengangguk kecil untuk membalas sapaan Fujio.
"Kau agak berbeda ya" Fujio yang sadar kalau Rathara yang ia kenal tak seperti ini. Gadis itu memang punya gengsi yang tinggi tapi ia tidak sedingin ini kepada teman lama. Dia adalah gadis yang ceria di mata teman-temannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
love and fight
Teen FictionMenjadi petarung itu sangat menyenangkan bukan? Tapi bagaimana kalau kau kehilangan orang yang kau cintai disaat bertarung? "Cintaku sudah habis" "Tidak, cintamu tidak pernah habis hanya untuknya. Kau masih bisa mencintai dan mendapatkan cinta yang...