- 02 -

5.3K 404 7
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


DOYOUNG KENA PANGGIL KE RUANG GURU

.
.
.

"Doy, lu di panggil pak Taeil tuh" ucapan Seungkwan membuat Doyoung dan tiga bestienya berhenti menggibah sesaat.

"Lah, gua ngapain?"

"Ga tau tuh. Gua cuma nyampein doang" delik Seungkwan sembari mendudukan dirinya di bangku.

"Minimal kalau bawa info tuh yang jelas" judes Doyoung membuat dada Seungkwan panas.

"Yeuu, udah untung gua sampein"

"Ga usah nyolot!"

"Ya terus kenapa?!"

Setelah perselisihan ringan itu, Doyoung tetap melangkahkan kakinya menuju kantor.

Dengan angkuhnya dia masuk ke sana dengan dagu terangkat. Tidak ada bungkuk-bungkuknya sedikit pun.

"Cari siapa?" tanya salah satu guru dengan tatapan julid dan jutek.

"Pak Taeil" jawab Doyoung tak kalah judes.

"Kemari" terdengar suara dari salah satu bilik ruang guru.

Tanpa pamitan, Doyoung langsung berjalan ke arah sumber suara Taeil.

"Napa, pak?" tanyanya dengan malas.

"Turunin lengan baju kamu, duduk" lelaki berwajah kelinci itu mendengus. Ia menurunkan gulungan lengan bajunya dan duduk.

"Buku kamu gada sampulnya, tulisannya acak-acakan. Tugasnya juga ga lengkap, esai nomor 6 sampai 15 ga di kerjain"

"Kamu mau saya hukum, hm?"

Doyoung seketika grogi. Guru yang satu ini betulan teliti sekali. Mana tatapannya dingin dan tajam, Doyoung jadi gelagapan sendiri.

"Maaf, pak. Saya lupa"

Taeil menaruh buku tugas Doyoung yang sedari tadi ia pegang di atas meja. Lalu guru PKN berwajah bijaksana itu memajukan dirinya sedikit, memperdalam tatapan pada Doyoung.

Ingin sekali Taeil menarik senyumnya sedikit kala melihat Doyoung bergerak risih.

Siapa yang tidak risih dilihat dengan tajam begitu.

"Kamu bisa jadi anak yang patuhkan?"

Si manis reflek mengangguk pelan.

(✔) GURU [Ilyoung, Johnten, Jaeyong, Yuwin] | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang