- 06 -

4.7K 365 13
                                    

PANGGILAN BARU

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

PANGGILAN BARU
.
.
.
.

Siang ini Johnny harus mengawasi anak 12 IPA 1 bermain bola voli. Dengan seksama ala-ala guru senior, ia memperhatikan anak muridnya. Meskipun sambil hela nafas jengkel.

Gimana engga, passing ga kena, service ga masuk, smash mentok di net. Tapi ya namanya juga belajar.

Lagian kelas olahraga ini juga bakal selesai kira-kira 15 menit lagi. Abis ini dia bisa ngopi di kantin.

Ketika sedang serius memerhatikan permainan muridnya, Johnny tiba-tiba tersentak ketika bola itu keluar garis dan hampir menerjang wajah tampannya.

Untung saja refleknya bagus, tangannya spontan memukul bola itu hingga terpelanting cukup jauh. Ketika akan di kejar oleh salah satu muridnya, Johnny berdiri dengan lapang dadanya dan berkata,

"Biar saya yang ambil"

Ia lalu berlari menuju lokasi bolanya terbang. Cukup jauh, hingga ke samping sekolah. Saat hendak mengambil bola voli itu, ia mendengar suara isakan kecil dari arah koridor belakang sekolah.

Johnny pun menoleh, ia melihat seorang siswa bertubuh kecil sedang jongkok sembari menangis dengan isakan kecil.

Penasaran Johnny tuh.

Ia pun melempar bolanya ke arah lapangan, dan berjalan menuju si siswa. Siapa tau butuh bantuankan?

"Hei, kamu gapapa?" Johnny menyentuh pelan bahu siswa itu.

Si siswa pun mendongak, memperlihatkan wajahnya yang sembab penuh dengan lelehan air mata.

"Ten?" Johnny terkejut.

Kenapa Ten menangis? Di belakang sekolah, sendirian pula. Ngeri amat.

"Kamu kenapa?" tanya Johnny lagi.

Ten lalu memperlihatkan sesuatu yang ia peluk dan tangisi dari tadi.

Seekor kucing.

Johnny jadi ikutan berjongkok di samping Ten.

"Kucingnya kenapa?"

Dengan sesenggukan Ten menjawab, "ekornya keinjek"

"Terus kamu kok nangis"

"Kasian, pak" tangisan Ten mendadak menjadi lebih keras.

Ia memeluk kucing itu dengan lebih erat. Sebenarnya kucingnya gapapa kok, cuma Ten emang paling ga bisa kalau soal kucing.

Hati dia lemah banget kalo soal kucing.

Johnny berusaha menenangkan Ten. Takut aja kalau Johnny ntar dituduh yang enggak-enggak gegara Ten nangis.

"Kucingnya gapapa kok itu, Ten" ujar Johnny sembari mengelus ekor si kucing.

Tapi Ten menggeleng.

"Tadi dia kayak kesakitan gitu, kasiann"

(✔) GURU [Ilyoung, Johnten, Jaeyong, Yuwin] | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang