Bab 6 | Rumah Sakit

472 132 223
                                    

Halooo everyone

Masih sabar nunggu update kan??

Votemen nya yuk!

Happy Reading❤️

🍁🍁🍁

"Kak Shaka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kak Shaka...," lirih Nala. Aku segera mendekatinya. Kondisi Nala berantakan. Kening gadis itu lebam, pipinya lecet, bibirnya berdarah, rambut acak-acakan, dan dua kancing seragamnya terlepas.

Aku berjongkok di depan Nala. Kulepas jasku lalu kupakaikan pada tubuh gadis itu. Aku juga bisa melihat lengannya penuh luka.

"Kenapa bisa kaya gini sih, Cil?" tanyaku. Aku tak tega melihatnya seperti ini.

Bahkan dalam kondisi seperti itu Nala masih bisa tersenyum padaku.

"Tadi gelap banget, Kak. Aku takut." Nala memang mengidap claustrophobia. Mungkin karena kejadian dua belas tahun yang lalu.

"Ren...," seru Caca melewatiku lalu menghambur memeluk Nala.

"Maafin gue...," katanya terisak, "seharusnya gue nemenin lo tadi."

Nala meringis, "Badan gue sakit semua, Ca, jangan kenceng-kenceng meluknya!"

Caca melepas pelukannya tapi semakin terisak melihat wajah Nala dari dekat.

"Lo bonyok, Ren...," makin deras airmatanya. Nala tersenyum, berusaha menghibur sahabatnya. Dia mengusap lembut bahu Caca yang bergetar. "Gue nggak pa-pa...."

Aku bingung dalam situasi ini. Siapa sebenarnya yang perlu ditenangkan? Kutengok Aska dan Gion, mereka berpandangan dengan ekspresi antara kasihan dengan Nala atau malu dengan tingkah Caca. Apa aku boleh tertawa?

"Ayo ke rumah sakit!" putusku kemudian. Nala menggeleng.

"Nggak perlu, Kak. Diobatin di UKS aja," tolaknya.

"Nggak usah ngeyel, Cil! Dari sini aja gue bisa ngelihat kepala lo benjol. Gue yakin lo sempet pingsan tadi," timpal Aska. Nala tak menjawab. Berarti Aska benar.

Lalu Caca membantu Nala berdiri. Tapi kaki Nala bergetar. Aku melihat memar kebiruan di lutut kanannya.

"Biar gue gendong," Aku berjongkok membelakangi Nala. Caca membantu Nala naik ke punggungku.

"Makasih Kak," kata Nala, aku bisa merasakan dia tersenyum dipunggungku.

🍁🍁🍁

Aku mendudukkan Nala di jok belakang dibantu Aska dan Pak Lukman. Pak Lukman sempat bertanya apa yang terjadi, tapi Nala hanya bilang dia jatuh di tangga dan meminta Pak Lukman merahasiakan ini. Untungnya ketika turun tadi kami tak berpapasan dengan siapapun.

Aku lalu masuk ke mobil setelah meminta Aska duduk dengan Nala. Kami menunggu Gion dan Caca yang mampir ke kelas mengambil barang-barang Nala.

Akhirnya mereka datang, Caca memberikan tas Nala kepada Aska dan kantong plastik besar yang kulihat ada kado-kado didalamnya. Sweater Nala yang rusak tadi dimasukkan asal kedalam kantong itu juga.

Sad Things About Renala [END]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang