"Sudah sampai."
Eunkyo melepaskan sabuk pengaman yang dipakainya, hendak keluar dari mobil berwarna merah itu. Ia mengurungkan niatnya ketika lengan Kai menahannya sehingga membuatnya menoleh. Kai menatap Eunkyo lekat, lalu mencium keningnya yang tak tertutupi poni itu. Siapa yang tak terkejut jika diperlakukan seperti itu.
"Tidur yang nyenyak, sayang." Ucap Kai setelah menjauhkan diri dari Eunkyo.
"Eum, kau hati-hati, terima kasih." Ujar Eunkyo yang masih tersipu.
Kai kembali melempar senyum pada gadisnya itu. Eunkyo pun hanya tertunduk lalu keluar dari mobil Kai.
***
Hyehyun masih mematung di tempatnya berdiri. Ia tak berani menoleh pada pria yang memeluknya ini. Ia sudah mengetahui, jika pria di belakangnya ini adalah Taehyung. Ya, Kim Taehyung. Sungguh, walaupun jantungnya berdegup enam kali lebih cepat, tetapi ia sangat nyaman akan perlakuan Taehyung yang manis. Senyum Hyehyun terkembang saat merasakan kehangatan yang Taehyung berikan.
"Ada ibu dan ayah di balkon bangunan sebelah." Bisik Taehyung tepat di telinga kiri Hyehyun. Senyum khas gadis itu luntur seketika.
Hyehyun sudah merasa jika Taehyung bersikap seperti sekarang ini, pasti ada sesuatu. Dan ternyata benar. Hyehyun sedikit melirik pada balkon bangunan sebelah yang menampakkan orang tua Taehyung mengobrol disana. Hyehyun segera mengalihkan pandangannya sebelum ibu Taehyung menyadarinya.
Mereka masih dalam posisi seperti sebelumnya. Taehyung merenggangkan lengannya tetapi tak melepaskannya dari pinggang Hyehyun. Sedangkan gadis yang dipeluknya ini masih terdiam seraya memegang tangan Taehyung. Mata hazel Hyehyun mulai berkaca, entah apa yang membuatnya sampai meneteskan air matanya yang tak pernah keluar hampir 6 bulan ini. Air mata Hyehyun mengalir dan jatuh di atas tangan Taehyung yang tentu saja membuat sang empunya terkejut.
"Apakah ini hujan?" Tanya Taehyung entah pada siapa.
Detik setelahnya, ia mendengar suara gadis yang tengah terisak pelan. Siapa lagi gadis di sini selain Hyehyun. Ia pun menjauhkan lengannya dari Hyehyun dan segera membalikkan tubuh ramping Hyehyun. Benar saja, ia mendapati gadis di hadapannya ini menangis. Ia pun membawa Hyehyun dalam dekapannya.
"Kenapa kau menangis? Jangan menangis." Kata Taehyung lembut sembari mengusap pelan rambut coklat panjang milik Hyehyun.
Hyehyun semakin terlarut dalam tangisannya. Taehyung pun tak henti-hentinya menenangkan Hyehyun dan bertanya 'ada apa'. Hyehyun bahkan mencengkeram kuat bagian samping jas Taehyung. Ia tak peduli jika nantinya akan kusut. Ia hanya ingin menangis sekarang. Menangis dalam pelukan pria yang dicintainya.
***
"Sayang, lihatlah. Mereka serasi sekali, kan?" Tanya ibu Taehyung pada suaminya.
"Iya, mereka cocok sekali. Kita harus berterima kasih pada Hyehyun yang telah mengubah Taehyung kembali seperti dulu." Jawab ayah Taehyung seraya menyeruput kopi di cangkirnya.
"Iya, aku sudah berterima kasih dari awal bertemu dengannya. Ia juga ramah, lucu dan baik. Pantas saja Taehyung tertular sifat ramahnya dan terpesona karena kecantikannya tentunya. Apalagi ia juga sangat sopan pada kita tadi, kan?" Tutur ibu Taehyung panjang lebar.
Mereka saling melempar senyum. Setelah membicarakan tentang pasangan yang sedang berpelukan di sana, mereka kembali terlarut dalam obrolan panjang tentang bisnis masing-masing. Entah apa yang membuat mereka betah berada di sana sehingga membuat Taehyung terus mengumpat dalam hati karena orang tuanya yang tak kunjung beranjak dari tempat itu. Ditambah lagi Hyehyun yang masih saja menangis sampai-sampai membuat kemejanya terasa dingin karena basah.
KAMU SEDANG MEMBACA
200% [COMPLETED]
Fanfiction"Tak ada kata lelah untuk menunggumu." -Hyehyun "Terserah, jika itu maumu." -Taehyung