Part 16

853 62 0
                                    

***

"Apa?"

Hanya kata itu yang keluar dari mulut Hyehyun. Ia masih menatap Mark dengan penuh tanda tanya.

"Berkencanlah denganku." Ujar Mark. Kali ini ia menatap dalam pada kedua manik Hyehyun.

***

Hyehyun pov

Nam's Family House

Aku memasuki rumahku yang lengang. Di sini hanya terdengar para bibi yang sibuk memasak untuk pertemuan keluarga nanti malam.

Kubuka pintu kamarku. Segera kuletakkan tasku di meja belajarku lalu ku rebahkan tubuhku di ranjang sejenak. Aku menerawang ke langit-langit kamarku. Terdapat lukisan awan karyaku di atas sana.

Perkataan Mark masih terngiang jelas di telingaku. Aku memang belum menjawabnya karena aku langsung pamit untuk pulang. Aku tau bagaimana perasaan Mark saat aku meninggalkannya di perpustakaan begitu saja. Aku tak tau harus menjawab apa. Kita bersahabat beberapa hari yang lalu. Dan sekarang? Auh, kepalaku pusing memikirkannya.

Cklek...

Pandanganku teralih pada pintu kamarku. Ada Taehyun berdiri menyandar di bibir pintu. Ia menatapku dengan tatapan yang aneh dan tak kumengerti. Ada apa dengan anak ini?

Aku mendudukkan diri ketika Taehyun masuk ke kamarku. Ia duduk di tepi ranjang sama sepertiku. Aku iba melihatnya murung seperti ini.

"Ada apa?"

Taehyun memandangku lesu. Ia memanyunkan bibirnya lucu. Adikku satu ini memang menggemaskan. Tapi tunggu, ini pasti telah terjadi sesuatu.

"Noona."

"Kenapa?"

Bukannya menjawab, ia malah memeluk pinggangku dan bergumam aneh.

"Hei! Nam Taehyun, ada apa, huh?" Tanyaku panik. Ia tak biasanya seperti ini.

"Minsoo, noona."

Samar-samar kudengar suara seraknya. Hey, apa ini? Kenapa seragamku basah? Apa dia menangis?

"Hei, Taehyun bangun."

Taehyun melepaskan pelukannya dariku. Aku terkejut bukan main ketika melihat wajahnya yang berantakan. Ini pertama kalinya aku melihatnya seperti ini setelah 5 tahun. Dia menangis, adik laki-lakiku menangis.

"Ada apa dengan Minsoo hingga kau menangis seperti ini?"

"Dia sudah memiliki kekasih, noona dan kekasihnya itu adalah sahabatku sendiri. Hatiku sakit, noona." Jelasnya.

Aku hanya diam mendengarkan curahan hatinya yang kutakutkan terjadi. Kisahnya hampir mirip denganku kemarin. Aku mengusap pundaknya, naluri sebagai seorang kakak telah merasukiku ketika melihatnya rapuh seperti ini. Mungkin begini perasaan Woohyun oppa saat aku menangis karena cinta.

"Sudahlah, tak apa. Kau pasti bisa menemukan gadis yang lebih baik dari Minsoo." Ucapku menenangkan.

"Kau benar, seharusnya aku memastikan bagaimana sifat sebenarnya. Ternyata dia sama seperti kakaknya. Gadis jahat."

Aku tersenyum semu. Taehyun menghapus air matanya yang telah membasahi pipi tirusnya. Ia menatapku sambil tersenyum.

"Terima kasih, noona. Aku akan mencari gadis yang lebih baik darinya. Aku memang ditakdirkan untuk menjadi temannya saja." Tuturnya.

"Begitu! Adikku tak boleh menangis lagi hanya karena seorang gadis."

"Iya dan kau juga, noona. Kau tidak boleh menangisi pria seperti Taehyung hyung lagi! Karena kau sangat jelek jika menangis."

200% [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang