***
Taehyung menoleh pada Minji. Ia menggenggam jemari pucat Minji dan menatap kelopak sipit itu lekat.
"Menurutmu?"
Ucapan Taehyung membuat Minji meneteskan air matanya, air mata palsu miliknya. Ia pun menghambur dalam pelukan Taehyung dan tersenyum miring tanpa sepengetahuan pria itu. Taehyung sendiri hanya dapat membalas pelukan kekasih barunya dalam diam tanpa ekspresi sedikitpun dari wajah tampannya.
***
Bel pulang telah berbunyi. Seluruh penghuni kelas telah berkeliaran menuju gerbang sekolah untuk pulang ke istana masing-masing, tak terkecuali gadis satu ini. Ia segera membereskan barang-barangnya ke dalam tas punggung warna soft pinknya. Setelah selesai ia segera beranjak dari tempat duduknya.
"Hyehyun tunggu!"
Hyehyun membalikkan badannya malas. Sungguh, mood-nya sedang tidak dalam keadaan yang baik semenjak kejadian mengerikannya tadi. Walaupun Mark dapat membuatnya tertawa, tetapi Pak Cho berhasil membuat mood-nya kembali buruk.
"Kau pulang bersama siapa?" Tanya Eunkyo seraya membenarkan letak tasnya.
"Sendiri."
Eunkyo mendengus. Ia menghampiri Hyehyun dan memegang pundak sempit teman sebangkunya ini.
"Bagaimana jika kita pulang bersama?" Ajaknya namun Hyehyun menggeleng pelan.
"Tidak, pulanglah bersama Kai. Aku sedang ingin sendiri, sungguh. Aku akan baik-baik saja." Ujar Hyehyun dengan sedikit senyum yang dipaksakan.
"Baiklah, hati-hati." Tutur Eunkyo akhirnya. Gadis berkulit putih susu itu pun berlalu meninggalkan Hyehyun setelah tersenyum.
Tak lama, Hyehyun pun keluar dari kelasnya. Baru sampai di depan pintu, ia melihat Taehyung yang berdiri bersandar pada pintu kelas 1 - 6. Lama ia memperhatikan lelaki yang kini menendang sebuah gulungan kertas. Hyehyun tau apa yang dilakukan Taehyung, lelaki itu sekarang sedang menunggu Jung Minji. Benar saja, mata hazel Hyehyun menangkap pemandangan yang sangat melukai hatinya. Ia menyaksikan Taehyung yang merangkul bahu Minji untuk berjalan bersama. Dan lebih menyakitkannya lagi, mereka lewat di hadapan Hyehyun.
Hyehyun menatap sendu ke arah mereka. Ia melihat seringaian licik Minji untuknya. Dada Hyehyun mulai sesak. Ia menahan amarahnya dengan mengepalkan kedua tangannya. Setelah dua makhluk menyeramkan tadi menghilang dari pandangannya, ia terduduk. Kakinya terasa sangat lemas sehingga tak kuat menopang tubuhnya lagi. Hyehyun menangis dalam diam untuk yang kesekian kalinya.
***
Daeguk Junior High School
Seorang siswa berseragam menengah pertama sedang berjalan santai menuju gerbang sekolahnya yang telah sepi. Di sana sudah ada sopirnya yang menjemput menggunakan mobil berpredikat mahal tentunya. Ketika ia sampai di dekat mobilnya, pandangan lelaki itu teralih pada gadis yang duduk seorang diri di halte seberang jalan. Ia mengamati gadis berlesung pipit itu saksama.
"Tuan muda?"
Pertanyaan Pak Park menyadarkan lamunan Taehyun. Ia segera memasuki mobilnya dengan mata yang masih setia memandang gadis berambut kecokelatan di seberang sana. Tak menunggu waktu lama, mesin mobil menyala dan mulai melaju dalam kecepatan sedang.
"Bukankah dia gadis yang waktu itu? Jadi dia satu sekolah denganku?" Lirih Taehyun pelan namun dapat didengar oleh sang sopir.
"Anda mengenalnya, tuan muda? Jika iya, saya akan memberikan tumpangan untuknya." Tanya Pak Park.
KAMU SEDANG MEMBACA
200% [COMPLETED]
Fiksi Penggemar"Tak ada kata lelah untuk menunggumu." -Hyehyun "Terserah, jika itu maumu." -Taehyung