Halo gaess
kalo author update seminggu sekali gimana nih?
kelamaan nggak??
Happy Reading❤️
🍁🍁🍁
Aku keluar dari mobil setelah berterimakasih pada Kak Shaka dan Aska. Tak lupa tersenyum karena tahu mereka berdua khawatir. Kemudian aku berjalan ke rumah sedikit terpincang karena lutut ini lebam. Pak Doddy, sopir pribadi Pak Tua langsung menghampiriku.
"Ayo Non, saya bantu," ujarnya khawatir.
Aku menggeleng. "Tolong bawa masuk barang-barang Nala aja Pak di mobil," pintaku.
"Baik, Non."
"Makasih Pak," ucapku lalu melanjutkan langkah menuju rumah.
Sesampainya di depan pintu, aku menghela nafas panjang dan menghembuskannya perlahan. Bersiap menghadapi Pak Tua yang ternyata sudah menunggu di ruang tamu sedang berbincang dengan dokter pribadi keluarga Hartawan.
Aku berdeham, Pak Tua dan dokternya menoleh. Dia tak tampak terkejut melihat kondisiku yang penuh luka.
"Kamu sudah pulang, Nak?" tanyanya lembut.
Aku memutar bola mata malas. "Lah bapak ngeliatnya gimana?" batinku menggerutu.
"Ayah bawa dokter, Nak. Ayo obatin luka kamu dulu."
Aku menggeleng tegas. "Nala dari rumah sakit!" Aku menunjuk plester di keningku.
"Nala mau langsung istirahat aja," kataku langsung beranjak pergi menaiki tangga. Aku tak peduli tatapan kecewa yang ditunjukkan Pak Tua padaku. Sayup-sayup kudengar Pak Tua itu meminta maaf kepada dokter karena telah mengganggu waktu luangnya.
Aku tak peduli. Bahkan aku masih menggerutu ketika menaiki tangga. Sialan! Kakiku sakit sekali.
Sampai di kamar, kututup kencang pintu kamarku. Aku hempaskan tubuhku di ranjang. Entah kenapa setiap ada Pak Tua itu darahku naik. Apa mungkin aku alergi berada dalam satu ruangan dengan ayahku sendiri? Aku berdecak sebal dengan pemikiran anehku.
Pak Tua
🍁🍁🍁
Pintu kamarku diketuk dari luar.
"Ayah masuk ya, Nak?" Tanpa menunggu jawabanku, Pak Tua itu langsung membuka pintu.
Aku duduk, kupejamkan mataku sedetik untuk menetralkan emosi. Pak Tua melihat ke sekeliling kamarku, lalu menggeser kursi rias ke depanku dan duduk.
"Jelaskan kenapa kalian bertengkar." Sebenarnya bicaranya lembut, tapi aku merasa sedang diinterogasi.
"Renala?" tanya Pak Tua lagi karena aku tak kunjung menjawab.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sad Things About Renala [END]✔️
Teen Fiction🐼RORA X HAECHAN🐻 ⚠️DILARANG PLAGIAT!!!! DOSA!!! Renala Sabitha: Memang benar hadirnya aku adalah sebuah kesalahan. Tapi aku sama tak berdosanya sepertimu. Arshaka Argantara: Bagaimana bisa seseorang yang tak merasakan kasih sayang penuh bisa menci...