Waktu Melamar 👩‍❤️‍👨

1.9K 121 1
                                    

Cerita ini akan berakhir ketika puasa juga berakhir. Setelah itu, mungkin author akan membuat cerita baru lagi. Tergantung antusias pembaca.

Author tidak bisa janji update sekali dalam sehari. Bisa jadi sehari dua kali, sehari sekali, atau sama sekali ga update. Menyesuaikan jadwal RL author:))

Cerita ringan. Jangan harap ada konflik berat.

================

Mari kita membahas bagaimana acara lamaran ala Ayah Jaehyun dan Bunda Huang Renjun.

Kejadian ini saat Renjun lulus strata satunya. Enam tahun lalu, mungkin.

Di ruangan sepi nan tamaran, Jaehyun telah berdiri dengan tangan penuh bunga. Dia menunggu sang kekasih yang datang. Tak sabar melihat wajah terkejut Renjun.

Hatinya berdebar berkali-kali lipat. Rasanya lebih menakutkan dibanding ujian akhir kelulusan. Keringat dingin membasahi pelipisnya.

Perjuangan satu tahunnya akan berakhir malam ini. Setelah melewati berbagai rintangan, cobaan, dan penolakan, Jaehyun akhirnya memberanikan diri untuk membawa hubungannya dengan Renjun ke tingkat yang lebih serius.

Ya, malam ini, Jaehyun akan melamar Renjun.

Siang tadi, Renjun merayakan kelulusan strata satu. Tadinya, Jaehyun ingin melamar Renjun di kampus, tapi waktunya tidak tepat. Karena Renjun sibuk foto bersama teman-teman dan keluarga.

Berakhir Jaehyun berguru pada Yuta untuk melamar pacar. Meski wajah Lucas seperti penjahat, tapi hati dan perilakunya sangat hangat. Terkadang, banyak orang salah sangka pada Lucas.

"Awas aja kalau rencananya gagal, gue blok lo dari hidup Renjun!" ancam Lucas. Dia tak ingin pengorbanan waktunya untuk mengajari Jaehyun berakhir gagal, sia-sia.

Jaehyun mendesah berat, "Diem deh, Luke. Gue gemeteran ini!"

Lucas tertawa. Baru kali ini melihat Jaehyun ketakutan karena kegagalan.

"Dah, ah .... Gue pergi dulu. Kita tunggu kabar baiknya, Jae. Good luck!" Menepuk punggung Jaehyun, memberi kekuatan.

Sepeninggalan Lucas, Jaehyun semakin gusar. Renjun belum datang, padahal kata Lucas sudah dekat. Oh, Renjun datang bersama Jungwoo. Tanang saja, Renjun tidak tahu dan tidak curiga karena Jungwoo pandai berbohong.

Dua menit, bayangan mungil tertangkap netra Jaehyun. Tanpa melihat sosoknya, dia tahu. Itu Renjun.

Aduh, Jaehyun rasanya ingin berteriak. Bisa tidak kalau tanpa harus menggunakan kalimat-kalimat manis, tapi langsung menikah saja?

Serius, ini kali pertama Jaehyun melakukan hal demikian. Jantungnya rasanya mau melompat dari tempat.

"Jaehyun ...?" panggil Renjun setelah berdiri di depan Jaehyun.

Hah, Jaehyun rasanya ingin pingsan. Mana bisa dia melihat Renjun semanis ini di depannya. Apalagi dengan wajah polos saat memandang wajah kaku Jaehyun.

"Kamu ngapain, sih?" tanya Renjun dengan bingung. Netranya mengedar.

Jaehyun tersenyum manis. "Ambil dulu bunganya, Ren!"

Mengikuti perintah Jaehyun, Renjun mengambil alih bunga yang sebesar tubuh Jaehyun.

"Kamu mau lamar aku?" tanya Renjun dengan menatap mata Jaehyun.

Binar yang selalu membuat Jaehyun jatuh berkali-kali, dia membalas tatapan Renjun. Jantungnya makin berdetak kencang. Apalagi setelah Renjun melayangkan pertanyaan itu.

"Basi, tahu! Pasti ajarannya Lucas," lanjut Renjun.

Mata Jaehyun melebar sempurna, tubuhnya kaku, dan jantungnya makin berdetak kencang.

"Ren, aku belum ngomong apa-apa, loh."

Menghela napas, "Hah, tanpa kamu bilang pun aku tahu maksudnya kamu apa. Dan jawaban aku, ya. Aku mau!"

Aduh, Renjun mencuri start dulu sebelum Jaehyun mengungkapkan rentetan kalimat cintanya yang telah dia siapkan dan hafalkan.

"Jangan bercanda, Renjun. Aku belum ngomong apa-apa."

Karena capek berdiri, Renjun duduk di kursi yang telah disiapkan. "Nggak perlu, Sayangku. Kamu pasti mau lamar aku. Udah jelas banget dari dekorasi romantis gini. Kamu minta bantuan ke Lucas dan Jungwoo hyung juga pasti, soalnya yang udah berpengalaman," jelas Renjun santai.

Jaehyun tak habis pikir. Bagaimana bisa Renjun sesantai itu. Tak keberatan dan tanpa memikirkan jawaban.

"Sayang, yang bener kamu?" tanya Jaehyun tak percaya.

Mata Renjun berputar. "Kalau nggak mau juga gapapa. Aku bisa nikah sama Guanlin aja."

"JANGAN!"

"...."

"Tapi ga seru, Sayang. Masak kamu udah tahu, sih? Aku udah keringat dingin buat bilang ini ke kamu, takut kamu nolak dan lainnya!" kata Jaehyun dengan frustasi.

Renjun tertawa ringan, lali berdiri menghadapi Jaehyun. Mencium belah bibir Jaehyun dengan kilat. "Jadi, kapan kamu mau nikahin aku?"

DUAR!

Jantung Jaehyun semakin tak terkontrol. Ini lebih membuatnya shock berkali lipat.

"Jaehyun!" Renjun berteriak panik saat melihat Jaehyun tergeletak tak sadarkan diri.

Aduh, Jaehyun. Bisa-bisanya pingsan di waktu tidak tepat.

Melamar Renjun adalah pengalaman paling istimewa di hidup Jaehyun, tapi juga paling memalukan.

Sampai sekarang pun Jaehyun selalu dibuli perkara pingsan di hari dia melamar Renjun. Padahal si kembar telah menyapa dunia, tapi memorinya masih bisa diingat semua orang.

Ya, begitulah acara lamaran Ayah Jaehyun dan Bunda Renjun. Semoga tidak menurun pada si kembar.

==========================

Jangan lupa vote dan follow author!!!

Dilarang plagiat!!

Dilarang jadi pembaca rahasia!!!

==> Next

Keluarga Cemara||•Jαёгεη [Finish✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang