Perkara Semangka 🍉

1.1K 88 1
                                    

Ayo, seperti biasanya. Jangan lupa VOTE!!

Tidak susah loh mencet tombol bintang di pojok bawah.

Vote, juseyo:))))

Biar sama-sama mendapatkan keuntungan. Author semangat nulis, kalian cepat juga baca next chapter.

🌟🌟🌟🌟🌟

Typo? Mohon dimaklumi. Soalnya jari jamet author suka kepleset kalo ngetik:)))

=============>

Hari Minggu.

Hari di mana keluarga kecil Jung akan berkunjung ke rumah Grandma dan Grandpa.

Kok tidak ke keluarga Jung? Karena orang tua Jaehyun sudah meninggal sejak tujuh tahun lalu. Iya, Jung Jaehyun yatim piatu. Oleh karena itu, mereka berkunjung di rumah keluarga Huang.

Semenjak Renjun hamil keduanya ini, dia mudah kelelahan. Membersihkan rumah saja langsung membuatnya pusing dan lemah.

Tenang, sejauh ini Bunda Renjun tidak morning sickness, kok. Soalnya Ayah Jaehyun yang merasakan. Sesuai sama yang Papa Yuta bilang.

Hampir setiap pagi, Jaehyun mual. Mencium aroma menyengat sedikit saja langsung membuatnya pusing dan mengeluarkan isi perut.

Apalagi di masa kehamilan Renjun di bulan pertama, Ayah si kembar itu sering tidak masuk kerja karena badannya lemah. Berakhir Renjun yang dikurung seharian di kamar. Tentunya untuk mengurus bayi besar.

Bahkan waktu untuk mengurus si kembar saja ikut tersita. Sebentar saja Renjun hilang dari jangkauan mata Jaehyun, pasti sudah terdengar suara rengekan. Iya, Jaehyun memang semanja itu kalau sakit.

Beruntung ada Baba Winwin yang siap sedia membantu menjaga si kembar. Tentunya tidak lepas dari drama. Jeno yang ingin dimandikan Bunda, Jaemin yang ingin tidur dengan Bunda. Hampir setiap hari Renjun harus mendengar rengekan tiga bayinya.

Usia kandungan Renjun akan memasuki di bulan ketiga. Dan kondisi Jaehyun lebih baik dari bulan lalu.

Sesuai keinginan si kembar yang merindukan dua sahabatnya, Lee Haechan da Lee Mark.

"Nda, Nono boleh belkelbun dengan Kakak Malk?" tanya Jeno yang baru saja turun dari mobil.

Mata anak itu sejak memasuki perumahan sudah berbinar. Seolah menanti sesuatu yang dia tunggu. Apalagi saat melewati rumah keluarga Lee, Jeno tersenyum lebar sambil mengetuk kaca mobil.

Renjun yang menggandengnya pun mengangguk. "Boleh, sayang. Nanti Nana diajak, ya. Biar tidak bermain masak-masakan di dapur Grandma."

"Ay, ay, Bunda!"

Jaemin yang mendengar pembicaraan itu pun menoleh. "Ndak mau! Nyanya belmain belsama Ecan untuk melawat kucing pelihalaan Mama Ten," tukas Jaemin.

Sedangkan Jaemin sejak tadi bergumam sendiri di mobil. Sambil melafalkan nama Louis dan Leon. Tak lupa, dia mengikuti suara kucing dengan lucu.

Renjun sekarang paham. Alasan anak-anaknya semangat hari ini. Mereka telah memiliki janji bermain dengan kedua temannya itu.

"Kalian boleh bermain, tapi setelah berganti baju, sayang." Renjun cukup tahu seperti apa bentukan anaknya ketika lepas dari rumah.

Mereka akan pulang dengan baju kotor penuh tanah atau basah karena air. Jadi, dia memilih untuk mengganti pakaian yang lebih nyaman dan cocok digunakan berpetualang ala si kembar.

Keluarga Cemara||•Jαёгεη [Finish✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang