Sebelum baca itu, follow author dulu!
Setelah itu, pencet vote atau bintang! 🧚🌟⭐
Gancil banget, loh! Tidak ada yang susah, bukan?
Tapi masih saja suka jadi pembaca rahasia. Keterlaluan 😌Harus tembus 45 vote!! 😀
Mohon maaf kalau ada typo🙏⚠️
Terima kasih yang sudah vote. Salam sayang dari author buat kalian yang vote. ❤️🔥
===============================>
Masih ingat dengan kejadian si kembar yang merasa kalah saing dengan calon adiknya?
Iya, yang waktu Bunda Renjun dimusuhi Nana dan Nono!
Sekarang, Abang Nono dan Kakak Nana justru bucin abis ke Bunda Renjun serta calon adiknya. Bagaimana tidak? Si kembar selalu siap mengajak bicara dan main calon adiknya.
Setiap hari tidak pernah absen untuk mencium dan mengelus perut Bunda Renjun yang mulai membuncit. Oh, sekarang sudah masuk usia lima bulan.
Bahkan tak jarang ditemukan si kembar yang bertengkar untuk membantu Bunda dalam segala hal. Layaknya orang dewasa, si kembar juga berlagak pergi kerja ke kantor.
"Aduh! Kakak Nana ndak boleh sepelti itu, loh!" peringatan Jeno.
"Apa ciihh!" balas Jaemin tak terima.
Ah! Mereka sedang sibuk membersihkan rumah, loh. Abang Jeno sibuk membereskan mainan-mainan dan Kakak Nana fokus mengelap meja. Pekerjaan mereka kalau tidak berangkat ke kantor berarti di rumah membantu membersihkan rumah. Akhir-akhir ini juga mereka tidak merengek minta ke rumah Grandma untuk bertemu sang sahabat.
Jeno menjauh dari Jaemin, lalu mendekat pada Renjun yang sedang menonton tayangan masak.
"Nda, abang sudah selesai membelsihkan mainan, loh!"
Renjun mengalihkan perhatian pada Jeno yang tersenyum sampai matanya hilang, tertelan oleh pipi. "Anak pintar!" puji Renjun.
"No, No!! Ihhh, Nana juga pintal!!" Jaemin menyerobot tempat Jeno berdiri.
Haduh! Bunda Renjun lupa jika punya satu anak yang cerewet dan cemburunya minta ampun. Iya, Jung Jaemin memang titisan Jaehyun kalau soal cemburu dan ngambek.
"Iya, Kakak Nana pintar juga, kok. Sini duduk sebelah bunda!"
Jeno dan Jaemin segera mencari tempat duduk yang kosong. Renjun membuka tangan.
"Pelan-pelan, Sayang. Adiknya kaget."
Jaemin tersenyum. "Hi-hi-hi, abisnya Kakak Nana ndak sabal memeluk adiknya!"
Renjun dibuat gemas. "Iya, nih. Adik bayinya katanya kangen dengan Kakak Nana dan Abang Nono."
Jeno merapat ke perut Renjun, lalu menempelkan telinga, persis seperti Ayah sebelum mengajak bicara adik bayi.
"Adiknya belum bisa menangis, ya?" tanya Jeno polos.
"Ndak boleh menangis tahu!" kata Jaemin sambil mengelus perut Renjun penuh ketelatenan.
"Nanti kalau adiknya sudah keluar dari perut bunda akan menangis terus. Abang dan Kakak ndak boleh menangis juga, loh. Nanti adiknya semakin keras nangisnya."
Jaemin menatap Renjun dengan polos, alisnya menyatu di kening. "Adik belsedih?"
Renjun mengangguk.
Mereka bertiga diam, menonton kartun kesukaan si kembar. Sebenarnya, si kembar ketularan Renjun yang sering menonton kartun ini, makanya jadi sama-sama suka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Keluarga Cemara||•Jαёгεη [Finish✓]
FanfictionCerita ini tentang βυηdα Язпjцп dan Αγαh Jәёнγυη. Jika kalian tidak suka, silakan pergi dari lapak ini! Pintu masuk dan keluar terbuka lebar. Jika suka, mohon tinggalkan jejak berupa vote dan komen guna keberlangsungan cerita. bxb! nct! (15+) _Jαεг...