Hallo, Hai!!
Welcome back 😂👏
Maaf karena lama up, he-he-he.
JANGAN LUPA TAP VOTE!!!🧚🌟
BINTANG JUSEYO~~✨✨
MASAK KALIAN GAK MAU, SIH? SEDIH, DEH! Tinggal pencet vote tuh gancil banget😌🥺
JANGAN LUPA JUGA BUAT FOLLOW AUTHOR!! SETELAH CERITA INI SELESAI, AUTHOR AKAN BUAT CERITA YANG SERUPA 😌
Mohon maaf apabila ada typo😇⚠️
=============✨🌟🐶🐰🌟✨=============
Renjun merenung di dalam kamar, menatap kosong pada hamparan kebun belakang rumah. Di sana, dua buah hatinya sedang tertawa lepas. Berkebun bersama sang Grandpa untuk memetik bunga.
Wajah Renjun sejak tadi menampilkan raut kesedihan, tidak ada pancaran cahaya hangat, dan senyum manisnya pun luntur.
Hati Renjun sakit, tersinggung dengan kalimat sang anak? Bukan, Renjun tidak membenci sang anak, justru dia membenci dirinya sendiri.
Dia merasa gagal merawat, membesarkan, dan mendidik sang anak. Rupanya, semua yang telah dia berikan pada si kembar masih kurang.
Renjun sangat menyayangi, mencinta, dan mengasihi dua anaknya. Dua buah hati yang nyawanya hampir diambil Tuhan darinya. Cucu yang kehadirannya dinanti dalam dua keluarga besar.
Setitik air mata Renjun menetes membasahi pipi. Membuat sungai kecil di wajah manisnya.
Renjun sadar, selama satu minggu ini kurang memberikan perhatian pada si kembar. Sering kali melupakan kehadiran buntalan imutnya. Bukan maksud melupakan, hanya saja kondisi Renjun di hamil keduanya ini cukup merepotkan dan membuatnya kewalahan.
Tak sadar dalam renungan, tangan besar mengelus perutnya dengan lembut. Renjun terperanjat, menoleh ke samping.
"Kenapa, sayang? Ada yang sedang kamu pikirkan?"
Renjun menggeleng, tak kuasa untuk berbagi pada Jaehyun. Bibirnya tak sanggup berkata.
Jaehyun mengerutkan dahi. "Ada apa, Ren? Bilang ke aku, bagi denganku," kata Jaehyun, tak lupa menangkup wajah Renjun.
Tangan Renjun terangkat untuk mengelus tangan besar Jaehyun yang masih bersarang di wajahnya. Dia menghirup oksigen, memejamkan mata, lalu tersenyum getir.
"Maafkan aku, Jaehyun. Aku gagal menjadi ibu yang baik untuk anak-anak, aku sangat buruk," lirih Renjun sambil menahan air mata di pelupuk yang siap membasahi pipinya lagi.
"Shuuutt, kamu ngomong apa? Aku ga suka kamu bicara gitu," jawab Jaehyun dengan lirih.
Tangis pecah Renjun mengalun, memenuhi kesepian kamar. Dia merapatkan diri ke Jaehyun, menenggelamkan wajah di bahu suaminya, tangannya mencengkram kuat di ujung jas.
"A-aku ... aku membuat mereka membenciku, Jaehyun. Seharunya aku tetap bisa membagi waktu untuk mereka, aku mengacuhkan mereka, tapi aku tidak melupakannya dengan sengaja," tangis pecah Renjun sudah tak mampu dibendung. Suaranya terputus-putus.
Jaehyun mendekap tubuh bergetar Renjun, mengelus punggung sempit itu, dan memberikan ciuman di pucuk kepala.
Jaehyun tidak bodoh untuk memahami apa yang Renjun sampaikan. Dia juga sadar akan hal itu. Satu minggu ini, dua bayi gembulnya mengeluh tidak mendapat jatah bermain dengan bunda, tidak mendapat cerita tentang kelinci, dan kebiasaan lain yang sering Renjun lakukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Keluarga Cemara||•Jαёгεη [Finish✓]
FanficCerita ini tentang βυηdα Язпjцп dan Αγαh Jәёнγυη. Jika kalian tidak suka, silakan pergi dari lapak ini! Pintu masuk dan keluar terbuka lebar. Jika suka, mohon tinggalkan jejak berupa vote dan komen guna keberlangsungan cerita. bxb! nct! (15+) _Jαεг...