Persiapan Ulang Tahun 🐰🐶

1K 82 1
                                    

"Aduh, Jaehyun!" pekik Renjun tajam.

Eh, jangan salah paham, kawan! Bunda Renjun mode galak karena Ayah Jaehyun keterlaluan.

Hari ini, genap sudah usia si kembar yang keempat tahun. Mereka sudah memesan kue bergambarkan anak anjing dan kelinci. Namun, karena Jaehyun kurang hati-hati membawa kuenya, malah jatuh.

Kue dengan bentuk kelinci lucu mencium tanah. Ah, padahal tadi waktu masih dibungkus rapi terlihat sangat imut dan manis. Seperti Jung Jaemin. Naas, sekarang hancur lebur.

Tatapan tajam Renjun terus menatap Jaehyun dengan nyala api. Kue itu spesial dipesankan untuk si bungsu. Iya, Renjun tahu kalau suaminya itu tidak sengaja menjatuhkan, tapi siapa yang tidak meledak kalau menjadi Renjun?

"Maaf, sayang. Ga sengaja, suer!"

"Masalahnya, Jaemin mau dikasih kue apa? Pesan lagi? Acaranya aja tinggal tiga jam lagi!" amuk Renjun.

Jaehyun tersenyum pias dan menghela napas, "Kita coba dulu aja, Ren. Siapa tahu Mbaknya mau buatin lagi."

Suami takut istri adalah panggilan yang cocok untuk Jung Jaehyun. Bucinnya minta ampun.

"Sana!" perintah Nyonya Jung dengan galak.

Tanpa diminta dua kali, Jung Jaehyun segera melaksanakan amanat komandan.

Renjun merebut bingkisan kue punya Jeno, lalu memasukkan ke dalam mobil dengan hati-hati.

Sebenarnya, saat pesan kue tersebut, Renjun sudah setuju jikalau kuenya akan diantar oleh kurir toko, tapi yang namanya Jung Keras Kepala Jaehyun, mana mau diberi tahu.

Batu dikasih pengertian. Katanya bisa mengambil sendiri. Biar lebih spesial karena dibawa sendirian oleh Jaehyun. Namun, apa? Gagal karena kecerobohannya sendiri.

Duh, Jung Jaehyun!

"Jangan marah, sayang. Maaf, aku ga sengaja tadi. Batunya yang nakal, diem di bawa situ, sih!"

Bola mata Renjun memutar, drama sekali Jung Jaehyun. Mana ada benda mati seperti batu bisa berjalan sendiri. Yang ada orang-orang ketakutan. Malah menyalahkan batu.

Jaehyun yang didiami Renjun pun pasrah, masuk kembali ke toko roti guna memesan lagi kue yang bentuknya sama persis dengan yang telah dipesan Renjun.

Meksipun Jaehyun tahu jikalau kecil kemungkinan bisa membuatkan kue yang sama persis dengan sebelumnya. Namun, dia akan mencoba melakukan negosiasi. Membayar berkali lipat pun tak masalah yang penting tak dimarahi Renjun dan pesta si kembar lancar.

Sedangkan Renjun yang duduk di mobil masih mengerutkan kening, sebal. Nyatanya, dia masih tak terima dengan ketidaksengajaan yang suaminya lakukan. Sejak kemarin, Renjun memang sedikit sensitif dibandingkan hari sebelumnya.

Berkali-kali pula Jaehyun mendapatkan amarah Renjun hanya karena sedikit kesalahan. Renjun jadi bingung sendiri. Apa yang sebenarnya terjadi dengan dirinya sejak kemarin? Mendumel terus kerjaannya.

"Masak hamil, sih?" gumam Renjun tak yakin.

***🐶🐰***


"Lama cekali, cih. Bunda pelgi ke mana, Nana?" tanya Jeno cemberut.

Ah, si kembar sejak pagi dititipkan di rumah Grandma. Awalnya, mereka merengek ingin ikut dengan kedua orang tuanya, tapi Grandpa Yuta berhasil membujuk.

Sepakat. Si kembar akan diajak berkeliling kebun buah Grandpa Yuta dan tepat pukul sepuluh, mereka kembali ke rumah.

Sesaat, mereka masih asyik bermain. Namun, saat jam makan siang, Jeno mulai menunjukkan tanda-tanda merengek. Mencari sang Bunda, menanyakan keberadaan sang Ayah, serta menekuk bibir acap kali ditanya.

Keluarga Cemara||•Jαёгεη [Finish✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang