Bos Cerewet dan Cadel🐶🐰

779 94 1
                                    

Sebelum baca itu follow author!

Jangan lupa vote! Klik bintang di bawah, pojok!

Mudahan, bukan?

Vote tembus 40 dulu, yah. Nanti author lanjutkan 🔥

🧚✨🌟🌟🌟🌟

DILARANG KERAS MENJADI PEMBACA RAHASIA!!

Maaf kalau ada typo⚠️

========°•°•°•========


"Aduh, Yayah! Itu puna Nyanya!" pekik Jaemin dengan wajah masam, alis menukik ke atas.

"Eh ...?" Ayah Jaehyun keheranan mendapati Jung Jaemin memeluk erat tas kerjanya.

Wajah cemberut Jaemin selalu menjadi andalan untuk mencari perhatian Ayahnya. "Ugh! Di sini isinya buku gambal aku."

Ekspresi bingung Jaehyun layangkan. Eh, itu tas laptop yang setiap hari dibawa Jaehyun ke kantor.

"Pada hali Senin kutulut Yayah ke kantol. Naik mobil istimewa kududuk di blakang. Kududuk samping Kak Nana yang sedang menggambal. Menghabiskan buku supaya beli yang balu, heeyy!!"

Tiba-tiba dari arah belakang Jung Jeno datang sambil bernyanyi. Mengubah lirik asli menjadi lirik yang lainnya, memang akhir-akhir ini sedang digemari si sulung Jung.

Jaehyun tahu lagu apa yang sedang si kecil nyanyikan. Entah bagaimana pula Jeno bisa berpikir mengubah lirik menjadi seperti itu. Meskipun agak aneh, tapi cukup masuk nada juga.

Jaehyun memijit pangkal hidung. Sepertinya, dua buntalan kembarnya akan membuat dia bekerja ekstra pagi ini. Melihat bagaimana semangatnya Jaemin memeluk tas kerjaannya, serta Jeno yang wajahnya bersemangat sekali.

"Tuk tik tak tik tuk tik tak tik tuk tik tak tik tuk...," nyanyian Jeno masih mengalun mengisi ruang tengah.

"Sayaang!" teriak Jaehyun memanggil Renjun.

Ya, tumben sekali istri cantiknya belum turun juga di saat Jaehyun siap berangkat kerja. Biasanya Renjun akan mondar-mandir menyiapkan bekal, cek dokumen di tas, merapikan pakaian yang dikenakannya Jaehyun, dan menyiapkan si kembar.

"Yayah, Bunda sedang menyiapkan tas kelja Nana dan Nono," kata Jeno sambil mengikat tali sepatu yang asal.

Jaehyun yang melihat itu pun berjongkok, menyamakan tinggi dengan sang anak, lalu membantu membenarkan tali sepatu Jeno.

"Ayah, No, No!! Abang sedang belajal mandili, loohh! Kata Nda kalo menjadi Abang halus mandili, ndak boleh menyusahkan, huh!" sungut Jeno di akhir. Dia tak ingin dibantu Jaehyun.

Jaehyun menghela napas, mengalihkan atensi pada Jaemin yang masih memeluk tas kerjanya. Anaknya benar-benar ajaib semua.

"Jae, anak-anak bersamamu, ya. Aku ingin istirahat lebih banyak hari ini. Dan ini semua perlengkapan serta kebutuhan anak-anak. Punya Jaemin di mana, ya. Kamu tahu di mana dia meletakkan buku dan pewarnanya? Aku cuman liat punya Jeno aja." Renjun datang sambil menenteng dua tas. Satu tas gendong Jeno, satu lagi tas makan siang.

"Lihat tuh, sayang!" Jaehyun menunjuk ke arah Jaemin yang masih fokus menatap tontonan anak-anak di televisi sambil memeluk tas kerjanya.

Renjun menepuk dahi. Pantas saja tidak menemukan semua buku yang selalu disebut dokumen rahasia si kembar dan juga mendapati beberapa kertas kerja Jaehyun berserakan di kamar. Rupanya, si kecil Jaemin pelakunya.

"Nana, tas kerjanya berikan pada Ayah, ya? Nana pakai tas kembar bersama Abang Nono saja," bujuk Renjun dengan hati-hati agar tidak menyakiti perasaan si kecil. Apalagi Jaemin adalah submissive, sama seperti Renjun. Yang sedikit banyak lebih mudah terbawa suasana dan lebih rewel. Renjun berusaha memahami itu.

Jaemin mengerucutkan bibir, menajamkan mata untuk menatap Renjun. "Nana sudah besal. Mau tas ini saja!"

"Sayang, yang boleh pakai tas itu hanya bos saja, loh." Jaehyun ikut membujuk sang anak.

"Wah! Kalau begitu Nana ingin menjadi bos saja! Bial sepelti Yayah, asyiikk!!" pekik riang Jaemin sambil melompat-lompat.

"Iihh, Nono juga mau menjadi bos bial duduk di kulsi berputal. Asyik senangnya!!"

Jaehyun dan Renjun saling melempar pandangan. Pasrah saja untuk hari ini.

=========🔥🔥🔥

Sampai di kantor terjadi kehebohan. Bagaimana tidak? Anak bosnya datang sambil menggunakan setelah jas dan menyeret tas kerja Jaehyun. Sedangkan Jaehyun di belakang membawa tiga tas.

Semua orang takjub. Hanya Jung Jeno dan Jung Jaemin yang berani melakukan hal itu pada 'Bos Galak'. Namun, mereka juga merasa gemas pada anak bosnya itu.

Jeno dan Jaemin tersenyum cerah sambil melambaikan tangan pada siapa saja yang dia temui. Sesekali akan memekik heboh tatkala melihat hiasan di pojok-pojok kantor.

"Hi-hi-hi, Aloww!! Bos Nyanya dan Nyenyo akan bekelja loh hali ini!" Jaemin cekikikan sendiri.

Mingyu yang bekerja sebagai sekretaris Jaehyun pun kaget dengan kehadiran tak biasa bosnya pagi ini.

"Sepertinya Tuan Muda Jung sedang mengerjai Anda, Presdir," kata Mingyu saat membukakan pintu kerja Jaehyun.

"Jam berapa meetingnya?" tanya Jaehyun tak merespon perkataan Mingyu.

"Dua jam dari sekarang, Presdir."

Jaehyun mengangguk. Hendak saja Jaehyun melangkah ke kursinya, tapi kedua anaknya telah mendahului. Di sana, Jung Jeno dan Jung Jaemin sedang berbagi tempat duduk. Untung saja kursi Jaehyun cukup untuk dua buntalan itu.

Jaehyun tidak marah dengan perlakuan anaknya. Dia bisa memaklumi itu. Hanya masih tak percaya bahwa anaknya yang baru berusia empat tahunan memiliki pikiran yang luar biasa.

"Uncle Mingyu, mana minuman untuk Nyanya? Kan kalo bosnya syudah datang dibelikan minum!" protes Jaemin.

"Uncle nanti ndak dibeli uang loh sama kita," tambah Jeno.

"Eh ...?" Mingyu kebingungan.

Jeno menatap galak Mingyu. "Loh, Uncle! Di mana keltas kelja kami? Ndak ada?"

"Uncle Mingyu kelja buluk. Cuman dapat bintang satu, huh!" Jaemin ikut angkat bicara.

Jaehyun yang duduk di sofa hanya menahan tawa. Anaknya memang ajaib sekali. Rupanya hapal kebiasaan Mingyu yang selalu menyiapkan kopi di meja Jaehyun dan memberikan jadwal kegiatan.

"Tapi, Uncle! Nyanya ndak suka kopi. Sukanya cucu lasa coklat!"

"Iya, Tuan Muda, Jaemin," jawab Mingyu seadanya.

Jeno yang sedang menata pensil warnanya menoleh. "Ndak boleh panggil sepelti itu tahu! Nono dan Nana kan bos. Halus dipanggang bos! Kami bos balu, loh!"

Jaehyun tak bisa lagi menahan tawa. "Ya, kalian memang calon penerus Ayah, Nak!"

Mingyu mengalah. Tidak Jaehyun, tidak si kembar. Sama saja, suka menyusahkan dirinya. Dengan terpaksa Mingyu turun ke bawah guna membuatkan tiga minuman untuk tiga bosnya.

"Loh, Pak Mingyu. Tumben bikin susu?"

"Sejak kapan Pak Jaehyun suka minum susu?"

"Ada klien, Pak Mingyu?"

Ya, sekiranya begitu beberapa pertanyaan yang dilayangkan pegawai yang bertemu dengannya. Dan selalu Mingyu jawab, "Punya bos besar dan bos cerewet nan cadel."

_______________________________

JANGAN LUPA FOLLOW DAN VOTE!

🌟⭐🌟⭐⚠️⚠️

MOHON MAAF KALAU ADA TYPO.

VOTE SAMPAI 40 DULU. KALAU TIDAK TEMBUS 40, TIDAK AUTHOR LANJUTKAN 🥺📌

Keluarga Cemara||•Jαёгεη [Finish✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang