Hari Libur Si Kembar 🐰🐶

1.5K 120 0
                                    

Hari libur, keluarga Jung tengah disibukkan dengan persiapan pergi ke kebun binatang.

Rencana ini sebagai ganti dari janji Ayah Jaehyun yang katanya akan membelikan mainan baru untuk si kembar. Namun, karena seminggu yang lalu sibuk, mereka tidak bisa pergi ke toko mainan.

Akhirnya, akhir pekan ini rencana yang telah Bunda Renjun siapkan dua hari lalu akan segera terlaksana.

Si kembar yang tengah bercanda di ruang tengah sembari menonton kartun pagi. Nonton si kembar pula, yang satu botak, yang satu berambut satu.

"Nono yang botak!" seru Jaemin saat memperlihatkan adegan kartun.

Jeno yang namanya disebut hanya memajukan bibir, tak setuju akan ucapan Jaemin.

"Ndak, Nono yang puna catu lambut. Coalna Nono Abangna!"

Jaemin menajamkan mata. "Nyanya ndak cuka cama botak. Coalna ndak bica berkelamas," balas Jaemin sengit.

"Nono jua ndak cuka, Nana!"

"Nono Abang halus mengalah!"

"Ndak mauuu!!"

"Mau!!"

"Nono ndak mau!"

"MAUUUU!!" teriak Jaemin dengan melengking.

Cukup membuat pengang telinga. Ayah Jaehyun yang sedang sarapan pun segera lari terbirit-birit ke ruang tengah. Melihat apa yang sebenarnya terjadi. Takut kecolongan lagi. Kan bahaya untuk kesehatan jasmani dan rohaninya.

Sedangkan Bunda Renjun yang sedang menjemur baju tak kalah panik saat mendengar teriakan Jaemin. Hal biasa sebenarnya mendengar teriakan si kembar, tapi tetap saja empati seorang Ibu membawanya ke sana.

Di sana, terlihat si kembar yang tengah menangis. Buru-buru didekati.

"Anak Bunda kenapa, Nak?" Renjun yang lebih dulu menanyakan.

"Huks .... Nyanya ndak cukak yang botak, tapi Nono bilang Nyanya menjadi botak, huks," tangis Jaemin sambil menyembunyikan wajah di dada Renjun.

Jeno tak ingin kalah dari Jaemin, dia segera memeluk kaki panjang sang Ayah. "Ndak, Yayah. Nyanya dulu yang mulai. Bilang Nono yang botak, Nono ndak cuka."

Menghela napas. Renjun menggelengkan kepala, keheranan. Masih tak paham maksud perbotakan yang dua anaknya sebutkan.

"Dengarkan Bunda! Nono dan Nana tidak botak," ungkap Renjun menyisir rambut Jaemin. "Nih, rambutnya lebat dan panjang. Nono juga."

Jaehyun yang tengah menggendong Jeno pun baru menyadari maksud anaknya. "Sayang, maksudnya bukan itu, deh, tapi itu ...." Sambil menunjuk televisi menggunakan dagu.

Renjun membulatkan mulut, lalu menganggukkan kepala. "Nono dan Nana tidak boleh bertengkar, ya? Kan kita akan ke kebun binatang. Atau tidak jadi pergi?" Pancing Renjun mengubah arah pembicaraan agar mereka melupakan.

Jaemin mengangkat kepala, menatap manik sang Bunda. "Maaf, Nda," ucapnya penuh sesal.

"Iya, sayang. Nana juga harus meminta maaf ke Abang Nono, kan tadi berteriak kencang. Abang Nono kaget, loh." Renjun membelai rambut hitam Jaemin.

Jaemin segera mengalihkan perhatian pada sang kembaran, Jeno. Yang sekarang masih menyenderkan kepala di bahu tegap Ayah.

"Abang Nono, Kakak Nyanya nta maaff. Janji ndak cepelti tadi lagi," kata Jaemin dengan menyodorkan tangan ke Jeno.

Awalnya, Jeno ragu, tapi melihat sang Ayah dan Bunda tersenyum membuatnya menyambut uluran tangan Jaemin.

"Maafkan Nono juga, Nana."

***

Setelah ada drama pertengkaran si kembar perkara botak. Kini, keluarga Jung telah sampai di kebun binatang.

Jeno yang membawa tas gendong dan topi ikan, Jaemin yang memakai kacamata pink. Kedua kembar Jung menjadi pusat perhatian pengunjung di kebun binatang.

Parasnya yang tampak dan menggemaskan menjadi daya tarik si kecil Jung. Apalagi tingkah lucunya. Mampu membuat orang yang melihat harus menahan rasa ingin mencubit penuh sayang.

"Yayah, itu apaa?" tanya Jeno saat di depan kandang berbagai macam burung.

Jaehyun mengikuti arah tunjuk anak. "Itu nyaman burung merak. Burung itu mempunyai ekor yang cantik, loh," jelas Jaehyun.

"Tuu apa, Yayah?" Si Kecil Nana pun ikut bertanya.

"Kalau itu burung elang. Burung besar dan bisa terbang cepat," balas Jaehyun lagi.

"Cepelti pecawat telbang, Yayah?"

Renjun tersenyum penuh hangat melihat tiga laki-lakinya yang tengah bergelut mesra. Ah, rasanya ingin mengehentikan waktu agar bisa menatap lebih lama pemandangan indah itu.

Jaehyun menggandeng si kembar. Di sebelah kanan ada Nana dan di kiri ada Nono. Tak bosan dia menjawab semua pertanyaan sang anak.

"Ikanna becal cekali, Yayah!" pekik Jeno keheranan melihat dugong di dalam akuarium besar.

"Nda, Nyanya mau naik ikan ituu!" Menunjuk pada dugong.

Renjun tersenyum. "Ikan itu tidak bisa dinaikin, Nak. Nanti mati, Nana tidak kasihan?"

Menggeleng ribut. "Noo!! Ndak boleh, kacian."

Jeno menempelkan pipi di dinding kaca akuarium. "Yayah, boleh belikan ini tidak? Nono mau punya ikan juaa!"

"Nana, Nana! Nana juaa, Yayah!"

"Iya, nanti setelah pulang, kita beli ikan yang banyak untuk Nana dan Nono."

"Jaehyun, jangan sering-sering memanjakan si kembar!" sentak kecil Renjun.

Maklum, kekhawatiran seorang Ibu. Dia tidak mau anaknya akan menjadi manja di masa depan.

Jaehyun hanya tersenyum, memperlihatkan dimple. "Nggak, sayang. Itung-itung buat mainan mereka."

"Awas aja kalau bikin masalah, yah!" peringat Renjun tajam.

Renjun takut apabila anaknya memiliki ikan, lalu melupakan aktivitas lain, misal makan dan tidur siang. Karena selalu begitu, dua minggu pertama saat si kembar memiliki mainan baru, pasti akan melupakan hal lain.

"Bunda Lenjun! Nana cayang Nda!"

"Em, Nono juga! Nono cayang cekali dengan Nda Len!"

Eh, tiba-tiba saja? Renjun yang tadinya sibuk beradu argumen dengan Jaehyun pun mengalihkan perhatian.

"Anak-anak kenapa, sih?" bisik Jaehyun.

"Nggak tahu. Lagi mode keju kek kamu," balas Renjun.

Kegiatan weekend keluarga Jung ditutup dengan makan siang yang telah disiapkan Bunda Renjun. Tak lupa, saat pulang mampir ke penjual ikan untuk si kembar.

============•••••============

Jangan lupa VOTE!!

Vote!!

"Jangan lupa vote, angkel dan onti!" kata si kembar, Nana dan Nono.

"Yang tidak vote, bukan teman Nana dan Nono!" kata si kembar.

Jumpa lagi dengan si kembar di next chapter.

====>

Keluarga Cemara||•Jαёгεη [Finish✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang